Akibat PPKM, Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto di Pedukuhan Kemusuk, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul tidak buka untuk umum. Namun, Museum tersebut melayani kunjungan untuk kelompok tertentu dengan kapasitas maksimal 50 orang saja.
Pantauan detikcom, patung Soeharto berukuran besar menyambut pengunjung saat masuk ke kompleks Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto di Pedukuhan Kemusuk, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul. Selain itu di belakang patung tersebut terdapat joglo yang berfungsi untuk menonton film tentang Soeharto.
"Selama pandemi ini kita selalu mengikuti aturan pemerintah di mana semua tempat wisata tutup. Kecuali untuk kelompok maksimal 50 orang masih kami layani, karena kalau kelompok kan bisa dibatasi," kata Kepala Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto Gatot Nugroho saat ditemui detikcom di Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Jumat (1/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, kapasitas Museum tersebut mencapai 300 orang. Sedangkan jika hanya menerima maksimal 50 pengunjung maka pihaknya tidak melanggar 25% dari kapasitas.
"Dan untuk masuk ke ruang diorama juga dibatasi 5 orang saja. Jadi secara bergantian untuk menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.
![]() |
Untuk menyiasati hal tersebut, saat ini pihaknya mengeluarkan program kunjung Museum secara virtual. Teknisnya, sekolah-sekolah dapat menghubungi pihaknya dan menggelar kunjung Museum secara virtual melalui zoom.
"Kalau selama pandemi kan kunjungan berkurang. Jadi kami membuat kunjungan virtual melalui webinar. Nanti sekolah bisa hubungi kami dan anak-anak bisa mempelajari Museum HM Soeharto secara virtual," ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, Gatot menjelaskan bahw dibangun sebagai penanda dan pengingat serta wahana edukasi tentang salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Indonesia yakni Jenderal Besar Haji Mohammad Soeharto (1921-2008).
"Pembangunannya dilakukan oleh keluarga besar HM Soeharto di bawah prakarsa H. Probosutedjo (salah satu adik HM Soeharto) dan diresmikan pada 8 Juni 2013. Memorial sengaja dibangun di tanah kelahiran Pak Harto yakni di Pedukuhan Kemusuk, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul," katanya.
![]() |
Menyoal luasan, Gatot mengungkapkan jika museum ini menempati lahan seluas 3620 m2 dan terdiri atas sejumlah bangunan seperti joglo (60m2), Rumah Notosudiro (475 m2), Rumah Armosudiro (250m2) dan petilasan tempat Pak Harto dilahirkan.
"Di sini pengunjung dapat mengapresiasi sejarah perjalanan hidup, kiprah, dan prestasi Presiden Republik Indonesia yang kedua ini sejak masa kecil hingga akhir hayatnya," ujarnya.
Terkait ada apa saja di Museum tersebut, Gatot mengatakan bahwa di Gedung Atmosudiro demikian nama bangunan yang tepat berada di sisi barat joglo. Nama Atmosudiro sendiri ditabalkan dari nama eyang Pak Harto.
"Dalam bangunan ini pengunjung akan disuguhi rangkaian visualisasi tonggak-tonggak penting perjalanan hidup Pak Harto. Dirancang dengan teknologi multimedia serta tata ruang artistik, sehingga seperti berjalan melintasi lorong waktu," ucapnya.
"Terus untuk selasar ruang karya berbentuk gulungan (rol) film berhiaskan sejumlah visualisasi singkat tentang Pak Harto, serta sebuah multimedia denganlayar sentuh yang menyajikan informasi lengkap seputar museum beserta koleksinya," lanjut Gatot.
Selanjutnya, kata Gatot, terdapat Selasar Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Di selasar tersebut pengunjung dapat menyaksikan sejumlah diorama dan floor interaktif, serta foto dokumentasi peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949.
![]() |
Lebih lanjut, di Selasar Trikora/Operasi Mandala menunjukkan karier Pak Harto di bidang militer semakin bersinar terang sejak dipercaya oleh Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala dalam rangka Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk pembebasan Irian Barat.
"Para pengunjung dapat menyaksikan sejumlah foto dan film dokumentasi serta diorama tentang kepemimpinan Mayor Jendral Soeharto dalam operasi militer terpadu ini," ujarnya.
Sedanngkan di Selasar Kesaktian Pancasila menjelaskan faktor penentu keberhasilan bangsa Indonesia keluar dari bencana nasional akibat pengkhianatan Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa G30S pada tahun 1965.
Di mana berbekal Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno, segera Pak Harto membubarkan PKI dan melarang ajaran Marxisme Komunisme.
"Beliau juga bertindak cepat untuk memulihkan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi pasca tragedi nasional akibat kebiadaban PKI. Pak Harto berjasa besar dalam menyelamatkan bangsa Indonesia dari usaha kaum komunis untuk mengubah falsafah negara Pancasila," katanya.
Selasar Masa Pembangunan menjelaskan Jalan sejarah mengantarkan Pak Harto tampil di pucuk kepemimpinan nasional. Pasca tragedi nasional G30S/PKI dan keberhasilannya memulihkan stabilitas nasional, membuat Pak Harto menjadi tumpuan harapan bangsa Indonesia era Orde Baru.
Tepat pada 12 Maret 1967 Pak Harto secara resmi diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia yang kedua. Dan sepanjang kepemimpinannya, Pak Harto berpegang teguh kepada UUD 1945 dan Pancasila, serta bekerja sepenuh hati untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsanya melalui program pembangunan nasional yang disebut Repelita.
"Para pengunjung dapat menyaksikan berbagai foto dan video serta visualisasi keberhasilan Pak Harto dalam menjalankan pemerintahannya pada masa Orde Baru," ujarnya.
"Pada bagian akhir ditampilkan pula visualisasi detik-detik bersejarah serta dokumen penting ketika Pak Harto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI (21 Mei 1998)," imbuh Gatot.
Selain itu, di Museum juga terdapat Gedung Notosudiro merupakan bangunan rumah tradisional masyarakat Jawa. Menurutnya, nama tersebut diambil dari nama eyang buyut Pak Harto.
"Bangunan ini terletak di belakang joglo dan merupakan tempat persinggahan para tamu dan keluarga. Pada bagian depan rumah terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Pak Harto yang bisa dibaca ditempat oleh para pengunjung," katanya.
Sedangkan tepat di sisi timur Gedung Notosudiro terdapat sebuah sumur yang merupakan satu-satunya petilasan Pak Harto. Pada masa itu, terdapat sebuah rumah kecil dengan sumur di sudut rumah.
"Sumur inilah yang menjadi saksi sejarah masa-masa kelahiran bayi yang kelak menjadi salah satu pemimpin besar Indonesia," ujarnya.
Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum