Kalau Ada Cable Car di Danau Toba Pasti Luar Biasa!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kalau Ada Cable Car di Danau Toba Pasti Luar Biasa!

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Kamis, 14 Okt 2021 12:09 WIB
Bukit Sibea-bea
Pemandangan Danau Toba dari Bukit Sibea-bea Foto: (Bonauli/detikcom)
Jakarta -

Danau Toba termasuk danau yang cukup besar. Untuk mempermudah traveler menjelajahi Toba, usulan Cable Car kembali menggema. Kalau ada cable car, Danau Toba pasti akan luar biasa.

Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann menilai pariwisata Danau Toba perlu dikembangkan salah satunya dengan membangun cable car atau kereta gantung untuk menambah atraksi wisata.

"Cable car ini sangat ramah energi, ramah lingkungan. Kereta gantung bisa mengangkat banyak orang ke gunung tanpa menggunakan banyak listrik, karena kerjanya dengan gravitasi. Jadi, kalau kita bisa buat network of cable cars dari Tomok sampai ke Tele sangat luar biasa," katanya dalam International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity, yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usulan soal cable car di Danau Toba ini sebenarnya sudah sering disampaikan Menteri Pariwisata RI, dari masa Wishnutama Subandio sampai Sandiaga Uno. Sandiaga Uno bulan Februari lalu mengusulkan pembangunan jogging track, walk path, dan kereta gantung. Kereta gantung itu direncanakan melintang antara Tomok dan Silahosa sepanjang 1 sampai 2 km. Untuk mewujudkannya, Sandiaga mengusulkan Indonesia bekerja sama dengan Doppelmayr, perusahaan asal Eropa Utara.

Jalur Wisata Tematik di Danau Toba

Sementara itu Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani mengatakan Kemenparekraf sudah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, supaya segmentasi turisnya menjadi lebih jelas.

ADVERTISEMENT

"Mungkin ada yang datang ke sini karena hanya ingin melihat Danau Toba saja, dan length of stay-nya hanya sehari atau dua hari. Tapi ketika kita membuat ini menjadi tematik, lebih bisa menarik minat masyarakat sehingga length of staynya juga akan jauh lebih lama," katanya.

Jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba sendiri telah dirampungkan pada tahun 2020 oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events), dengan mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.

Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo's Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa. Sementara untuk jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.

Untuk jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir. Dan pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji trail pada tiga tema tersebut.

"Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik (Danau Toba) ini," tutur Rizki Handayani.




(ddn/sym)

Hide Ads