Sebuah goa di lereng Gunung Merbabu jadi saksi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro dan Paku Buwono VI saat perang melawan Belanda. Seperti apa kisahnya?
Ada tempat bersejarah di Boyolali, namanya Goa Raja. Lokasi tersebut dahulu kala sering digunakan Raja Keraton Surakarta, Sinuhun Paku Buwono (PB) VI, bertemu dengan Pangeran Diponegoro.
"Goa Raja itu pada jaman dulu ceritanya untuk bertapa Sinuhun PB VI, tapi pada dasarnya adalah siasat PB VI untuk mengelabuhi Belanda dalam rangka kolaborasi dengan Pangeran Diponegoro untuk menyuplai senjata dan logistik, untuk perang melawan Belanda," kata pegiat sejarah Boyolali, R. Surojo, Minggu (7/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Goa tersebut berada di tebing bukit lereng Gunung Merbabu, wilayah Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Untuk mencapai tempat tersebut pun cukup mudah.
Lokasinya juga dekat dengan jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB) atau jalan Boyolali - Magelang. Dari jalan depan Pasar Selo atau Simpang PB VI, yang kini juga didirikan patung PB VI itu hanya berjarak sekitar satu kilometer.
![]() |
Dari Simpang PB VI, jalan lurus ke utara ke Gunung Merbabu, hingga mentok. Kondisi jalannya sudah dilakukan pengerasan dengan beton cor. Bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Di lokasi itu juga ada tempat parkir meski tidak begitu luas.
Dari lokasi parkir itu, untuk mencapai Goa Raja, selanjutnya harus berjalan kaki naik ke tebing bukit dengan menyusuri anak tangga dari semen. Cukup mudah dan tidak terlalu tinggi.
Goa itu pun tidak terdalu dalam. Mirip ceruk di tebing batu yang curam. Lokasinya pun sejuk dengan pepohonan yang rindang.
![]() |
Surojo menjelaskan, di lokasi yang cukup tersembunyi itu lah PB VI dan Pangeran Diponegoro sering melakukan pertemuan. Selain itu menyuplai logistik, juga untuk mengatur strategi atau siasat perang melawan Belanda.
"Sering. Selain di Goa Raja, juga di Krendo Wahono (Karanganyar). Tapi yang paling sering di Goa Raja itu," terang Surojo.
Baca juga: Patung PB VI, Si Ikon Baru Kota Boyolali |
Pasalnya, Goa Raja lokasinya dinilai strategis dan keamanan komunikasinya tepat sekali, karena Pangeran Diponegoro dan PB VI sudah membentuk benteng komunikasi itu di jalur lereng Gunung Merapi. Dari Selo, kemudian Musuk (Boyolali), Kemalang (Klaten) hingga Yogyakarta, sudah dikuasai Pangeran Diponegoro.
Sebelum melakukan pertemuan, perjalan Pangeran Diponegoro dari Yogya menuju Selo sudah diatur dan diamankan oleh narahubung di sepanjang jalur tersebut.
"Setiap akan ada pertemuan dengan PB VI itu sudah disetting jalur komunikasi itu, sehingga untuk Belanda tidak dapat mengetahui," imbuh dia.
Menurut Surojo, pertemuan PB VI dengan Pangeran Diponegoro di Selo tersebut terjadi sekitar tahun 1828.
Baca juga: Ditemukan! Situs Candi Abad ke-9 di Boyolali |
Simak juga Video: Penampakan Goa di Sumut yang Heboh Disebut Penuh Serpihan Emas
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol