7 Fakta Tenun Ikat Sintang yang Dipakai Presiden Jokowi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

7 Fakta Tenun Ikat Sintang yang Dipakai Presiden Jokowi

bonauli - detikTravel
Kamis, 09 Des 2021 16:35 WIB
Presiden Jokowi berbelanja jaket bomber motif Dayak Sintang produksi pelaku UMKM setempat di Bandara Tebelian, Sintang, Kalbar.
Presiden Jokowi mengenakan Tenun Ikat Sintang (Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Sintang -

Presiden Jokowi melakukan peresmian Bandara Tebelian, Kalimantan Barat. Di sana Jokowi juga membeli jaket bomber dengan motif Tenun Ikat Sintang.

Tenun Ikat Sintang merupakan bagian dari suku Dayak. Tenun ini telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam kategori Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (9/12/2021), berikut 7 fakta Tenun Ikat Sintang yang dipakai Jokowi:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tradisi lisan

Kerajinan dan cara pembuatan Tenun Ikat Sintang diwariskan secara turun-temurun dengan menggunakan bahasa tutur dari nenek moyang ke anak cucu mereka. Ada beberapa bahasa dalam teknis pembuatan kain tenun yang khusus dijelaskan menggunakan bahasa lokal.

ADVERTISEMENT

2.Tradisi adat istiadat

Tenun Ikat Sintang juga merupakan rangkaian adat istiadat yang mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipercayai oleh semua penenun supaya tidak dilanggar sesuai dengan pakem-pakemnya. Contohnya motif manusia yang tidak boleh dibuat oleh wanita yang masih muda.

3. Ritual khusus

Dalam proses pembuatan tenun ikat, para penenun melakukan ritual saat persiapan, pelaksanaan, dan setelah menenun. Kepercayaan mereka adalah bahwa ikat tenun merupakan warisan nenek moyang yang memiliki arti sehingga hal ini dilakukan sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang.

4. Pengetahuan tradisional

Tenun Ikat Sintang sudah diwariskan secara turun-temurun melalui bahasa tutur. Ini menjadi bukti bahwa para penenun memiliki ilmu pengetahuan tradisional yang tidak pernah tercatat dalam buku. Pengetahuan itu masih tersimpan kuat dalam ingatan masing-masing dari nenek moyang hingga generasi penerusnya saat ini.

5. Teknologi tradisional

Pembuatannya yang lama dan penggunaan alat-alat sederhana tradisional masih dipelihara hingga saat ini. Para penenun enggan membuatnya menggunakan mesin produksi massal dengan alasan rentan akan hilangnya nilai-nilai budaya dari nenek moyang yang terkandung di setiap benang dan tenunannya.

6. seni

Tenun menjadi nilai yang paling berharga. Pembuatan Tenun Ikat Sintang bukan hanya wujud karya, tapi juga karsa dan cipta luar biasa yang dipenuhi makna dan cerita. Setiap helai benang dan sudutnya berisi petuah-petuah dari para leluhur untuk generasi muda penerus.

7. Bahasa

Poin ini sangat berhubungan dengan poin pertama. Pengajaran yang dilakukan dengan bahasa tutur membuat bahasa ibu para penenun juga terpelihara. Diketahui semua proses transfer ilmu pengetahuan menenun pada anak cucu mereka menggunakan bahasa ibu mereka.




(bnl/rdy)

Hide Ads