Tidak hanya memiliki pantai dengan pasir putih yang indah, Kabupaten Gunungkidul ternyata memiliki objek wisata (obwis) candi. Candi Risan menyimpan sejarah adanya peradaban Budha di Gunungkidul.
Berlokasi di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Candi Risan berjarak 52 kilometer dari jantung Kota Yogyakarta. Akses menuju Candi tersebut terbilang mudah mengingat berada di jalan antar provinsi dan berada di perbatasan Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
![]() |
Sesampainya di Candi Risan, pengunjung akan disambut arca di dekat pintu masuk. Selanjutnya, pengunjung akan disuguhkan pemandangan tumpukan batu yang membentuk Candi. Selain itu terdapat Candi lagi di selatan bangunan Candi utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melongok lebih dekat, tampak relief terukir di beberapa batu, bahkan beberapa di antaranya ada yang menyerupai bentuk. Suasana di kawasan Candi Risan juga terbilang asri karena berada di perbukitan.
Kendati demikian, pengunjung di Candi Risan terbilang sedikit, bahkan sepi. Padahal, kawasan Candi tersebut terbilang bersih dan terawat. Sedangkan untuk masuk ke Candi itu tidak dikenakan biaya, pengunjung hanya perlu membayar parkir Rp 1.000.
Tokoh Masyarakat Kalurahan Candirejo Joko Haryono (62) menjelaskan lokasi Candi Risan berada di perbukitan yang termasuk dalam zona Pegunungan Selatan. Yakni, batuan penyusunnya adalah satuan batuan tufa dan alluvial.
Candi Risan berada pada koordinat 07Β°49'40,8" lintang selatan dan 110Β°45'17,9" bujur timur. Candi ini berada pada ketinggian 136 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
"Luas area Candi ini sekitar 2000 meter persegi. Area tersebut meliputi dua bangunan berdenah persegi dan komponen bangunan yang ada di sekitar bangunan," kata Joko saat ditemui di kediamannya yang tidak jauh dari Candi Risan, Jumat (17/12/2021).
Secara rinci, Joko menjelaskan bahwa Candi Risan terdiri atas dua buah candi yang berderet dari utara ke selatan. Di mana Candi I berukuran 13 m x 13 m, sedangkan Candi II berukuran 11, 5 m x 11,5 m.
"Candi Risan menghadap ke barat, hal ini berdasarkan temuan tangga pada sisi barat Candi. Dan candi Risan terbuat dari batu putih (tufa)," ujarnya.
Selain itu, dia menduga Candi Risan berhubungan dengan kerajaan Majapahit. Kendati demikian, bentuk utuh dari candi ini belum diketahui karena bagian atasnya sudah tidak ada lagi.
"Ditemukannya arca Budha Avalokitesvara di Candi menunjukkan bahwa latar belakang keagamaan Candi Risan adalah Budha," kata dia.
![]() |
Menyoal nama Candi Risan, mantan juru rawat Candi Risan ini mengungkapkan ada beberapa sumber. Mulai dari risan berasal dari kata irisan hingga risan merupakan kependekan nama dari penunggu Candi Risan.
"Kalau itu (namanya Candi Risan) ada beberapa versi, ada yang mengatakan kalau di sini itu daerah Gunungkidul dan di sana daerah Mangkunegaran. Jadi di sini irisan dan disebut risan," kata dia.
"Tapi ada yang benar kurang tahu, ada juga yang bilang yang menunggu candi ini bernama Mbah Risang, dulu kan agak wingit di sini (Candi Risan)," Joko menjelaskan.
Halaman berikutnya >>> Misteri Sejarah Candi Risan
Menyoal detail sejarah Candi Risan, Joko mengaku kurang mengerti. Sebabnya, hingga saat ini belum ada yang bisa mengungkap sejarah candi tersebut.
"Sampai sekarang belum bisa dipugar karena sejarahnya belum ditemukan. Dulu itu tinggi (bangunannya) seperti Candi Prambanan itu, masih utuh, tapi dibongkar sama warga sini, mungkin dikira harta karunnya kelihatan," kata Joko.
Pembongkaran itu, kata Joko berlangsung sekitar medio 1940an.
"Wah, itu pas belum ada pemukiman padat di sini. Ya sekitar tahun 1940 sampai 1945," katanya.
Bahkan, Joko bercerita bahwa dahulu arca di Candi Risan sempat dicuri dan akhirnya ditemukan berada di Singapura. Hal itu karena arca tersebut dikeluarkan warga dan ditaruh di sekitar Candi tersebut.
"Wong dulu arcanya sampai di Singapura. Jadi, arcanya dulu itu dikeluarkan ke bawah dulu dan dikasih (di bawah) rumah-rumahan. Terus ada dua orang, ada dari Wonogiri dan Solo itu," kata Joko.
![]() |
Saat itu, kata Joko, warga yang berasal dari Wonogiri tidak kuat mengangkat arca Avalokitesvara. Namun, akhirnya warga dari Solo diduga yang berhasil membawa arca dari batu hitam hingga berakhir di Singapura.
"Dulu kabarnya dicuri dan dijual ke Singapura, terus ditirakati tujuh malam ketemu pelakunya. Sekarang, arca itu ada di BPCB Prambanan, itu arcanya paling bagus di seluruh DIY," katanya.
Terkait kunjungan wisata, Joko mengaku masih sedikit pengunjung yang datang. Bahkan, dia merinci dal sebulan hanya ada ratusan orang yang datang ke Candi Risan.
"Untuk pengunjung kalau hari biasa tidak begitu ramai, begitu pula saat akhir pekan. Kalau sebulan ditotal 100-200 wisatawan, ada yang dari kalangan pelajar, orang dewasa hingga wisatawan mancanegara," katanya.
Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum