Semua pekerja di penginapan tersebut adalah anak-anak Tetebatu yang disekolahkan oleh Raden Soejono.
"Jadi dulu kami buka kamar-kamar, anak muda kerja di sini. Kami didik, disekolahkan ke Mataram. Beberapa yang kami sekolahkan bekerja di sini," cerita Surdini, menantu dari dokter Soejono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surdini melanjutkan bahwa anak-anak muda yang bekerja juga mengambil training di Wisma Soejono. Sifat dermawan Soejono juga turun ke anaknya, Soeweno Soejono.
"Dari sejak datang ke sini, suami saya juga senang menyekolahkan anak-anak yang berbakat," ucapnya.
Setelah mendapat pendidikan dan memiliki modal, mereka meninggalkan Wisma Soejono dan membuka homestay di lahan sendiri. Surdini dan keluarga selalu mendukung keberhasilan anak-anak didiknya.
"Senang mereka buka (homestay) sendiri. Bangga karena mereka berhasil," ungkapnya.
Wisma Soejono memiliki 20 kamar dengan harga Rp 200-250 per malam. Kebanyakan yang datang adalah turis, sehingga paling ramai ada di waktu natal dan tahun baru.
Simak Video "Video: Turis Brasil Jatuh ke Jurang 200 Meter saat Mendaki Rinjani"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!