10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

10 Negara Menolak Palestina Merdeka di Sidang PBB, Ada Tetangga Indonesia

Rosmha Widiyani - detikTravel
Selasa, 16 Sep 2025 06:22 WIB
Cycling - Vuelta a Espana - Stage 13 - Cabezon de la Sal to Langliru - Cantabria, Spain - September 5, 2025  Protesters display banners and Palestine flags during stage 13 REUTERS/Pankra Nieto
Aksi solidaritas Palestina di Spanyol (dok. REUTERS/PANKRA NIETO)
Jakarta -

Palestina masih jadi perhatian internasional akibat pelanggaran HAM yang terus terjadi di wilayah tersebut. Israel dan semua negara kroninya menjadi dalang utama penyebab warga Palestina tidak bisa mengakses makanan, obat-obatan, dan perlindungan.

Desakan untuk segera menyelesaikan masalah Palestina belakangan makin luas, bersamaan dengan support untuk menghukum Israel dan pendukungnya. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah two-state solution yang artinya mengakui keberadaan Palestina serta kemerdekaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka

Two-state solution yang ditawarkan pada Sidang Umum PBB Selasa (9/9/2025) masih menemui jalan buntu. Amerika Serikat, sebagai salah satu negara pemegang hak veto, tidak setuju pada solusi tersebut beserta Israel. Totalnya, ada 10 negara yang berarti menolak Palestina merdeka dan keberadaannya.

  1. Argentina
  2. Hungaria
  3. Amerika Serikat
  4. Tonga
  5. Israel
  6. Micronesia
  7. Nauru
  8. Palau
  9. Papua New Guinea
  10. Paraguay.

Keberadaan Papua New Guinea jadi sorotan karena negara ini berada tepat di sebelah Indonesia alias tetangga. Selain yang menolak, sebanyak 12 negara memilih abstain atau tidak memberi keputusan yang terdiri dari

ADVERTISEMENT
  • Albania
  • Kamerun
  • Republik Ceko
  • Republik Demokratik Kongo
  • Ekuador
  • Ethiopia
  • Fiji
  • Guatemala
  • Republik Sudan Selatan
  • Samoa
  • Makedonia Utara
  • Moldova.

Usul yang dikemas dalam New York Declaration ini disetujui 142 negara di dunia. Usul ini juga mendapat sambutan positif Riyad Mansour perwakilan Palestina di PBB. Menurutnya, usul tersebut menggambarkan keinginan internasional untuk segera mengakhiri konflik dan memilih damai bagi warga Palestina.

Two-state solution sendiri bisa dibilang usul yang tidak terlalu menguntungkan Palestina, karena wilayahnya dibagi dengan Israel. Kondisi ini jelas berbeda dengan wilayah Palestina sebelum 1947, saat konflik meletus. Namun two-state solution dianggap sebagai solusi yang paling mungkin untuk mengakhiri konflik.




(row/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads