Wisata alam Sendang Seruni bisa menjadi salah satu destinasi wisatamu akhir pekan nanti. Berada di kaki Gunung Ijen, sendang ini memiliki tujuh sumber mata air alami.
Popularitas Sendang Seruni sedang naik daun. Pemandian alam itu muncul dari tujuh sumber mata air alami di Dusun Sumberwatu, Desa Tamansari, Licin, Banyuwangi, Jawa Timur itu yang dikombinasikan dengan konservasi hutan bambu.
Sendang Seruni berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi atau bisa ditempuh dengan 30 menit perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menuju lokasi kolam, pengunjung perlu berjalan menuruni tangga kurang lebih 5 menit. Bagi pengunjung yang menggunakan mobil maka harus berjalan lebih lama hingga 10 menit. Sebabnya, akses masuk hanya bisa dilewati roda dua.
Namun jangan khawatir, di sepanjang jalan wisatawan akan disuguhi pemandangan perkebunan kopi yang rindang nan asri. Pelayanan ojek pun juga ada bagi wisatawan yang malas jalan dengan harga Rp 5.000 sekali jalan.
Sesampainya di lokasi, wisatawan akan mendapati pemandangan kolam alam dengan air yang sangat jernih. Ya, Sendang Seruni menyegarkan mata banget dengan berada di tengah kebun. Kolam alam ini dialiri tujuh sumber mata air, tiga di antaranya bersumber di dasar kolam. Pohon-pohon bambu yang mengelilinginya membuat suasana semakin sejuk dan enak dipandang.
Destinasi wisata Sendang Seruni biasanya ramai pengunjung saat akhir pekan. Wisatawan sengaja datang untuk menikmati dinginnya sumber mata air yang dingin sembari melemaskan otot-otot kaku usai sepekan penuh bekerja. Tak sedikit yang mempercayai bahwa mandi di Sendang Seruni bisa membuat tubuh awet muda.
Habitat Bunga Seruni
Kepala Desa Tamansari, Rizal Sahputra mengatakan nama Sendang Seruni berasal dari tanaman bunga Seruni yang tumbuh di sekitar sendang tersebut.
"Sendang ini berarti kolam yang berasal dari mata air pegunungan. Sementara itu, Seruni diambil dari nama tanaman Seruni yang banyak tumbuh di sini," kata Rizal kepada detikTravel, Selasa (25/1/2022).
![]() |
Cara Konservasi gegara Eksploitasi Hutan Bambu
Menurut Rizal, wisata alam Sendang Seruni ini justru berawal dari maraknya eksploitasi hutan bambu yang tumbuh subur di sana. Memang selama ini masyarakat setempat banyak yang menggantungkan ekonominya dari hasil pertanian dan perkebunan.
Eksploitasi tanaman bambu yang berlebihan, rupanya memberikan efek terhadap sumber mata air di Sendang Seruni. Padahal, tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan sumber mata air tersebut, termasuk desa luar Tamansari, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Dari permasalahan inilah, pemerintah Desa Tamansari bersama masyarakat setempat berupaya untuk kembali melakukan konservasi hutan bambu.
"Akhirnya pada tahun 2017, ada inisiatif dari kelompok masyarakat sekitar Seruni untuk menjadikan tempat ini sebagai wisata. Sekaligus, sebagai upaya konservasi hutan bambu untuk menjaga sumber mata air," kata Rizal.
Dikelola Bumdes Tamansari
Melalui kerja keras bersama, akhirnya Sendang Seruni dirilis pada akhir tahun 2018. Destinasi wisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tamansari dengan melibatkan kelompok masyarakat setempat.
"Konsep yang kita gunakan adalah meminimalkan bangunan permanen di sana untuk menyatukan fasilitas dengan alam. Di situ kita juga menata, bagaimana fungsi konservasi sumber mata air dengan mempertahankan hutan bambu, di sisi lain masyarakat dapat pemberdayaan melalui wisata," kata dia.
Kerja keras yang dilakukan Pemdes Tamansari bersama masyarakat setempat rupanya membuahkan hasil menjanjikan. Kini, Sendang Seruni menjadi wisata alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen.
"Banyak agen travel yang menjadikan Sendang Seruni sebagai paket wisata di Kawah Ijen," kata Rizal.
Juga Tawarkan Kuliner Khas Banyuwangi
Menurut Rizal, selain bisa berendam di sumber mata air murni yang jernih khas pegunungan, wisatawan juga dapat menikmati bermacam-macam kuliner khas Banyuwangi di destinasi tersebut. Tak hanya itu, pengelola juga menyediakan fasilitas camping ground bagi wisatawan yang ingin menghabiskan malam di Sendang Seruni.
"Sebelum pandemi, di akhir pekan, kita juga biasanya menggelar atraksi seni tradisional Banyuwangi untuk menghibur wisatawan yang datang berkunjung. Mulai dari tari jaranan, gandrung dan lain sebagainya," kata Rizal.
Langkah itu berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Warga yang dulunya banyak berprofesi sebagai buruh tani dan perkebunan, saat ini sudah menggeluti sektor pariwisata di Sendang Seruni.
"Saat ini sudah ada 40 hingga 50 orang yang terlibat di Sendang Seruni. Mulai dari pelaku UMKM yang menyediakan suvenir, kuliner, persewaan ban, dan lain sebagainya," kata Rizal.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum