Umbul Manten di Klaten Katanya Sakral

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Umbul Manten di Klaten Katanya Sakral

Achmad Syauqi - detikTravel
Minggu, 20 Feb 2022 06:36 WIB
Obyek Wisata Umbul Manten di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo Klaten, Kamis (17/2/2022).
Umbul Manten di Klaten (Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Umbul Manten di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah merupakan satu destinasi wisata air populer. Keunikannya, air di umbul ini sering diambil untuk siraman pengantin, bahkan kerap juga dipakai sebagai lokasi ritual kungkum.

Umbul yang berarti mata air ini berada di kawasan seluas 400 meter persegi, letaknya berada di tepi sawah. Di sisi utara sawah dan di selatan merupakan permukiman penduduk.

Umbul utama berada di barat dan satu umbul lebih kecil di selatan. Satu kolam penampungan air buangan dijadikan wisata kuliner.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lokasi ada tujuh pohon beringin ukuran besar berdiri. Ada yang masih hidup dan ada yang mulai lapuk karena termakan usia.

"Kadang ada untuk kungkum (berendam) dalam rangka ritual. Untuk berendam orang sakit juga ada, untuk siraman pengantin itu sering ambil dari sini," tutur pedagang di objek wisata Umbul Manten, Sriyanto (56), kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Sriyanto menjelaskan menurut cerita leluhur umbul itu sudah ada sejak berabad silam. Di zaman kerajaan Mataram Islam juga kerap digunakan untuk mandi.

"Di zaman keraton konon untuk mandi kerajaan. Sejak dulu ya dikepung pohon besar-besar karena di sekitarnya dulu hutan," sambung Sriyanto.

Pohon berusia ratusan tahun yang tumbang di Umbul manten ditanam lagi, Sabtu (14/12/2019).Pohon berusia ratusan tahun yang tumbang di Umbul manten ditanam lagi, Sabtu (14/12/2019). (Achmad Syauqi/detikcom)

Setelah ada sawah, lanjutnya, di sekitar umbul dijadikan untuk lahan tanam sayuran karena air melimpah. Sebabnya, debit air dari mata air tanahnya cukup besar.

"Saya pernah ikut ngukur debit air bersama DPU tahun 2017. Saat itu puncak kemarau bulan Juni debitnya saja sekitar 5 ribu liter per detik," kata Sriyanto.

Umbul Manten, sebut Sriyanto, hanya ada satu mata air yang besar di satu kolam. Mata air itu arusnya sangat deras hingga harus ditutup batu.

"Dulu saat rehab 2019 itu air besar sekali, seperti Lapindo saja dan ditutup batu. Konon memang ada batu gong penutupnya, agar air tidak menyembur," ujar Sriyanto.

Saking besarnya debit, Sriyanto meneruskan, air dari Umbul Manten digunakan untuk memasok kebutuhan air minum lima desa. Bahkan cakupannya airnya bisa mengairi ribuan rumah.

"Digunakan untuk air bersih di beberapa desa. Mulai Desa Sidowayah, Janti, Kranggan, Sidoharjo, dan Keprabon. Ribuan rumah, jadi ini vital dan belum untuk irigasinya," Sriyanto menjelaskan.

Sementara itu, Direktur Bumdes Sinergi Desa Sidowayah, Hartoyo mengatakan ada beberapa desa yang memanfaatkan air Umbul Manten. Desa-desa tersebut membayar air per meter kubik.

Beringin tua raksasa di Umbul Manten Klaten dibedirikan lagiUmbul Manten Klaten. (Acmad Syauqi/detikcom)

"Jadi bayarnya per meter kubik tapi yang mengelola BPSPAM. Mencakup ribuan rumah tangga sejak tahun 1980-an," kata Hartoyo di lokasi.

Hartoyo bilang Umbul Manten mulai dimanfaatkan untuk wisata sekitar tahun 2016/2017. Sebelumnya area ini dikontrak pengelola orang luar.

"Tahun 2016-2017 kita mulai untuk wisata dari sebelumnya disewa orang luar. Pendapatan sudah cukup lumayan," imbuh Hartoyo.

Salah seorang warga sekitar, Abdul (37), menambahkan Umbul Manten sering digunakan untuk ritual kungkum. Tapi sejak 2019 aktivitas itu mulai sepi.

"Dulu sebelum 2019 ramai untuk ritual kungkum. Kadang mulai habis isya atau tengah malam tapi setelah pohon ambruk mulai sepi, hanya ramai wisata," kata Abdul.




(fem/fem)

Hide Ads