DOMESTIC DESTINATIONS
Yuk! Coba Wisata Berburu Tanaman Obat di Bukit Turgo Sleman

Di tengah pandemi COVID-19 yang belum tuntas ini, ada secercah harapan untuk sektor wisata. Dorongan untuk berwisata secara sehat juga ikut menggema di tengah pandemi.
Di Sleman, kawasan Turgo yang berada di kaki Gunung Merapi bisa jadi pilihan jelajah alam sembari belajar tanaman obat.
Kawasan itu tak hanya menyajikan lanskap perbukitan hijau yang indah dan sejuk. Di balik keindahan alam dataran tinggi itu, ternyata terdapat bermacam tanaman herbal yang berkhasiat tinggi untuk kesehatan tubuh.
"Ada berbagai jenis tanaman obat yang terdapat di dalam Kawasan Turgo," kata pakar tanaman obat yang juga dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Djoko Santoso dalam keterangannya, Senin (7/3).
Di Bukit Turgo warga atau wisatawan bisa menemukan tanaman obat seperti Sidaguri (Sida retusa) yang berkhasiat sebagai antirematik dan antiasam urat. "Kekhasan Sidaguri ini yakni pada bagian tepi-tepi daun terbelahnya," kata dia.
Djoko juga mengungkap di kawasan Turgo yang dingin itu terdapat tanaman Seleguri (Sida rhombifolia) yang secara sekilas mirip dengan Sidaguri. Yang membedakannya daun yang berbentuk belah ketupat.
Turgo juga menyimpan tanaman berkhasiat obat yang memiliki bunga dengan warna cantik, seperti bunga sapa (Impatiens platypetala) yang kaya akan antioksidan. Tingginya aktivitas antioksidan ini dapat membantu mencegah berbagai macam penyakit, seperti kanker.
Selain akademisi, komunitas pemerhati herbal juga terus menyerukan wisata sehat dengan jelajah alam. Lokasinya seperti di perbukitan Turgo di Sleman atau Menoreh di Kulon Progo, sembari mempelajari dan memanfaatkan berbagai tanaman obat yang ada di alam.
"Salah satu kebiasaan baru yang bisa dilakukan untuk melawan pandemi ini dengan meningkatkan sistem imunitas tubuh, salah satunya melalui tanaman obat," kata pemerhati yang juga pakar herbal, Natalia.
Namun, Natalia yang juga tergabung dalam startup Widya Herbal mengatakan, untuk meningkatkan sistem imun tubuh ini tanaman obat perlu diolah menjadi obat herbal yang terstandarisasi dan memiliki sertifikasi serta izin sesuai dengan aturan yang berlaku.
Natalia membeberkan ada banyak jenis herbal bermanfaat dan mudah didapatkan masyarakat.
"Misalnya saja tanaman kunyit yang bersifat anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas selain memiliki sifat anti inflamasi untuk mengatasi peradangan," kata Natalia.
Lalu ada pula jahe merah yang memiliki kandungan tonikum untuk memperbaiki sel otot. Sedangkan jahe putih memiliki senyawa gingerol untuk antiinflamasi atau radang flu.
"Masyarakat juga bisa memanfaatkan kencur yang selain mengandung senyawa antioksidan juga bisa sebagai pereda batuk dan meningkatkan energi tubuh," katanya.
Tak kalah manfaatnya pula temulawak, yang mengandung curcumin dan minyak atsiri yang berkhasiat anti peradangan.
Pemerhati herbal lain, Aries Ikawati Arifah menuturkan perlunya mengedukasi masyarakat agar bisa memenangkan pertempuran melawan pandemi ini melalui tinjauan kesehatan dan juga sosial budaya.
"Perlu langkah terintegrasi untuk mengatasi pandemi ini, seperti layanan one stop solution terkait kesehatan, herbal dan teknologi untuk penerapannya," kata Aries dari Widya Herbal Indonesia itu.
---
Artikel ini telah tayang di detikJateng.
Simak Video "Mutilasi Keji di Sleman: Tubuh Dipotong 3 Besar, 62 Bagian Kecil"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)