Sepintas, Masjid Tiban Babussalam tampak seperti masjid pada umumnya. Namun jika dilihat lebih dekat, masjid ini terdiri dari dua bangunan.
Bangunan sebelah timur merupakan bangunan masjid yang baru. Sedangkan yang sebelah barat merupakan bangunan masjid lama berukuran 9 x 9 meter persegi.
Masjid Tiban berada di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Kubah masjid yang lama berbentuk limas segitiga. Penyangganya terbuat dari kayu jati kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon Masjid Tiban sudah ada sejak tahun 1600. Dalam cerita yang berkembang di masyarakat, berdirinya masjid tersebut tidak diketahui siapa pun. Tiba-tiba sudah berdiri kokoh tak jauh dari pesisir pantai utara.
Waktu itu, Masjid Tiban menjadi tempat Syech Maulana Ishaq melakukan syiar Islam. Syiarnya hingga ke Banyuwangi.
Hingga kini, bangunan lama Masjid Tiban sering dikunjungi warga untuk memanjatkan doa. Terlebih di bulan suci Ramadan.
Rancangan bangunan Masjid Tiban menggunakan cara-cara kuno. Tembok pada bagian atap menggunakan batu padas putih dan tidak memakai paku logam. Melainkan dari paku kayu untuk merakitkan kayu satu dengan kayu yang lain.
Penyangga dalam masjid menggunakan kayu Jati berukuran 40 X 40 sentimeter. Di atasnya ada beberapa ukiran sederhana dan fentilasi udara.
Di belakang masjid ada batu petilasan. Batu lempeng yang berukuran besar. Menurut cerita yang berkembang, batu tersebut dibuat Syech Maulana Ishaq untuk duduk bertapa dan khotbah menyebarkan agama Islam di Probolinggo.
Selain itu, ada sumur tua dan tanaman yang dipercaya bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Maka banyak warga dan para musyafir yang berkunjung ke masjid tersebut.
"Banyak warga dan peziarah Wali Songo selalu mampir ke Masjid Tiban. Banyak warga berdoa dan ngaji di Masjid Tiban saat Bulan Ramadan. Dengarnya begitu, masjid tiba-tiba ada. Jelang Ramadan banyak warga datang. Ini sudah 3 kali datang ke Masjid Tiban selama Bulan Ramadan" ujar Agus Efendi kepada detikJatim, Jumat (8/4/2022).
Pengurus Masjid Tiban, Elyas mengaku tidak tahu secara pasti soal sejarahnya. Namun menurut orang tuanya dulu, sebelum ada rel kereta api sudah ada Masjid Tiban.
"Kalau sejarah tertulis tidak ada, namun menurut orang tua dulu sebelum ada rel kereta api sudah ada Masjid Tiban. Dan kata orang Madura sekitar 1600 Masehi ada Masjid Tiban ini. Menurut informasi yang berkembang, masjid ini tempat singgah Syech Maulana Ishaq saat perjalanan syiar Islam di wilayah timur. Ada batu tempat duduk Syech Maulana Ishaq dan sumur yang airnya dipercaya warga bisa sembuhkan segala macam penyakit," terang Elyas.
Waktu pun berlalu, Masjid Tiban mengalami perkembangan. Tidak hanya memiliki luas seperti awal mulanya, bagian depan masjid kini diperluas hingga 900 meter persegi. Masjid yang kini berubah nama menjadi Masjid Jamik Tiban Babussalam ini makin tampak megah.
Takmir dan ulama setempat mengingatkan warga agar tak terlalu jauh mengkultuskan apa pun yang ada di sekitar masjid. Tapi warga wajib menjaga dan melestarikan masjid cagar budaya ini.
---
Artikel ini telah tayang di detikJatim.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!