Tahukah kamu wisata Bali tak cuma pantai. Ada juga hutan di Taman Nasional Bali Barat yang dapat kamu jelajahi sambil menyelami makna kehidupan.
Kegiatan penjelajahan ini dapat kamu ikuti salah satunya melalui program Trails of Life dari Plataran Menjangan. Bagi pemula, kamu tak perlu khawatir akan tersesat karena sudah disediakan jalur trekking dan pemandu.
detikcom berkesempatan menjajal trek Trails of Life ini bersama Plataran Menjangan Development Area Coordinator Gede Muliada. Bersamanya, kami berjalan sejauh 4,2 kilometer menjelajahi hutan musim dan mangrove di Taman Nasional Bali Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, perjalanan ini tak cuma sekadar melihat flora dan fauna tetapi juga belajar makna kehidupan. Ini karena Plataran Menjangan menyusun cerita menarik dari setiap pos yang kami lalui.
"Ide Trails of Life datang dari founder kami yaitu Bapak Yozua Makes. Jadi beliau ingin bercerita kepada tamu di sini tentang kehidupan dan tahapan-tahapannya. Dari mulai lahir, remaja, dewasa hingga menggapai cita-cita," kata Muliada.
Perjalanan dimulai dari Titik 0 yang dimaknai sebagai masa ketika manusia lahir. Dari Titik 0, kami berjalan menuju Telaga Bidadari.
![]() |
Perjalanan itu sungguh menyegarkan karena hari masih pagi dan kami berjalan di tengah rimbunnya pepohonan. Kami menemukan salah satu tanaman yang menarik yang disebut liana tree. Pohon ini memiliki bentuk batang melingkar dan elastis.
Begitu sampai di Telaga Bidadari, kami dapat melihat lautan yang bersih dan cantik. Di sana juga terdapat mangrove yang semakin memperindah pemandangan.
"Telaga artinya kesejukan airnya, keindahan. Bidadari artinya keindahan, kenikmatan. Ini melambangkan masa remaja di mana kita bebas bebas menikmati keindahan itu dan masih bebas melakukan kesalahan karena masih hidup dalam bimbingan orang tua," ujarnya.
![]() |
Setelah itu, perjalanan berlanjut menuju Plataran Ijen. Sesampainya di sana, kami disambut dengan sarapan yang dikemas dalam bentuk piknik. Di sana juga terdapat koki yang memasak langsung di hadapan kami.
"Plataran Ijen, dari sana kita bisa lihat 3 gunung berapi yang ada di Jawa yaitu Gunung Raung, Ijen, dan Arjuna," tuturnya.
"Gunung melambangkan sebuah kemegahan masa depan kita, baik masa depan dalam hal keluarga, membangun cinta maupun masa depan dalam karir dan membangun suatu usaha. Dalam masa depan itu kita dituntut untuk mulai belajar tentang tanggung jawab, mengembangkan inovasi, belajar memanage semua kendala hidup kita," dia menambahkan.
![]() |
Perjalanan terus berlanjut hingga kami memasuki hutan mangrove. Kami sempat menemukan kendala di tengah perjalanan karena jalanan yang tertutup air pasang.
Namun hal itu tak menyurutkan semangat kami untuk menuntaskan penjelajahan. Kami pun memilih jalan lain yang lebih aman.
Selanjutnya >>> Taman Buta-buta
Tujuan selanjutnya adalah Taman Buta-buta. Di sana terdapat pohon mangrove jenis buta-buta. Dinamakan begitu karena apabila mata kita terkena getahnya dapat menyebabkan kebutaan. Getah ini kerap digunakan nelayan untuk menangkap ikan dengan cara ditumbuk lalu dilempar ke laut agar ikan pingsan.
"Kaitannya dengan cerita kehidupan, di Taman Buta-buta ini kita menemukan kebuntuan. Jalannya akan membingungkan ke arah mana kita akan melangkah. Di sana kita mulai memanage masalah, menyelesaikannya sendiri atau meminta bantuan dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan atau balik," kata dia.
![]() |
Lolos dari Taman Buta-buta, perjalanan semakin berat dengan trek menanjak. "Jalur naik kita dituntut untuk sedikit bicara dan banyak bekerja karena kita harus menghemat nafas kita untuk bisa melewati jalur trek tanjakan," ujarnya.
Titik terang mulai terlihat ketika kami menemukan jalanan yang datar di mana terdapat patung warna-warni. Patung warna-warni ini bagaikan warna-warni kehidupan yang dapat kita saksikan ketika usia memasuki separuh abad.
"Karena kita sebagai manusia ada rasa kurang puas, kita akan ditawarkan lagi sebuah pilihan. Kalau kita mau capaian yang lebih tinggi bisa lewat jalur forest dengan melewati tantangan lagi atau jika sudah cukup kita bisa lewat jalan landai," Muliada menjelaskan.
![]() |
Kedua jalan itu sama-sama akan menuju titik akhir perjalanan yakni penangkaran jalak bali. Penangkaran ini melambangkan kemegahan dan keindahan.
Tiba di penangkaran, kami melihat burung jalak bali yang berada di dalam kandang. Setiap kandang diisi sepasang jalak bali yang sedang berusaha untuk mendapatkan momongan.
![]() |
Jalak bali di sini sengaja dikembangbiakkan untuk tujuan konservasi. Biaya operasional dari pengembangbiakan jalak bali ini didapatkan dari tarif inap para tamu Plataran Menjangan.
"Sejak 2015, kami sudah merilis 10 ekor anakan jalak bali dan hari ini kita sudah punya 11 ekor. Kami bisa menjalankan operasional berkat dukungan dari tamu yang menginap. Jadi secara otomatis, ketika tamu menginap di Plataran Menjangan mereka sudah berkontribusi pada kelestarian jalak bali," kata dia.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol