Candi yang Dikunjungi Jokowi di Jambi Punya Mitos Naik Jabatan

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 31 Mei 2022 21:03 WIB
Foto: Candi Kedaton di Jambi (Wahyu Setyo Widodo/detikTravel)
Jakarta -

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Candi Muaro Jambi, tepatnya di Candi Kedaton. Candi ini ternyata punya mitos naik jabatan. Seperti apa?

Berbicara tentang destinasi wisata, pasti tak lepas dari mitos-mitos unik yang menyelimutinya. Pun demikian dengan Candi Kedaton yang belum lama ini dikunjungi oleh Presiden Jokowi bersama dengan Ibu Iriana.

Konon katanya, candi Kedaton ini memiliki mitos naik jabatan. Siapapun pejabat yang berkunjung ke candi ini dan ingin naik pangkat atau jabatan, maka niscaya akan terkabul.

"Mitosnya seperti itu, siapa yang mau naik jabatan datang saja ke candi ini, pasti akan jadi," ujar salah satu warga setempat yang enggan disebut identitasnya itu.

Menurut cerita sumber detikTravel ini, dirinya pernah menemani seorang pejabat dari sebuah kedutaan besar di Jakarta. Dia pun menceritakan mitos ini kepada pejabat itu.

Candi yang dikunjungi Presiden Jokowi di Jambi Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel

Namun pejabat itu tak percaya. Tapi lama tak terdengar kabarnya, rupanya pejabat itu sudah dimutasi karena naik pangkat.

Nah, untuk kunjungan Presiden Jokowi ke Candi Kedaton itu, dia tak mau berspekulasi. Dengan sedikit bercanda, dia menyebut mungkin Pak Jokowi mau 3 periode.

"Mungkin mau tiga periode," ujarnya terkekeh.

Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tersebut, Candi Kedaton yang masuk dalam wilayah Komplek Percandian Muaro Jambi ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.

Candi ini diperkirakan berdiri pada abad ke-7 dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha maupun ilmu pengetahuan lainnya. Candi ini dipercaya sebagai 'kampus' terbesar di zaman itu.

"Candi Kedaton ini ditemukan tahun 1976. Candi ini memiliki luas 43.000 meter persegi. Dia memiliki ruang-ruang dan gapura masuk. Yang unik di sini terdapat temuan makara yang ada insipsinya pada gapura utama. Itu terbaca 'Pamusita Nira Mpu Kusuma' yang artinya persembahan dari Mpu Kusuma," terang Novie Hari Putranto, Pamong Budaya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.



Simak Video "Mitos atau Fakta: Mengkeramatkan Pohon untuk Jaga Ekosistem Alam?"

(wsw/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork