Salah satu cara berwisata yang sedang naik adalah walking tour. Berikut adalah rute-rute terfavorit dari para operator walking tour di Jakarta.
Meski telah ada sejak lama, namun popularitasnya kini semakin meningkat setelah pandemi. Di Indonesia, penyelenggara walking tour sudah banyak tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Dengan berjalan kaki selama rata-rata dua hingga tiga jam, destinasi dan area yang dapat dikunjungi oleh walking tour cukup luas. Pilihan rute dan destinasi yang ditawarkan oleh walking tour pun cukup beragam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Jakarta, sudah ada banyak pilihan rute yang bervariasi. Mulai dari rute-rute yang sudah sejak lama menjadi destinasi wisata seperti Kota Tua dan Sunda Kelapa. Rute wisata sejarah lain seperti Weltevreden dan Cikini. Hingga rute wisata kuliner di Chinatown Glodok dan Pasar Baru.
Baca juga: Peminat Walking Tour Meningkat Pasca Pandemi |
Dari banyaknya operator penyelenggara walking tour, berikut beberapa rute favorit traveler:
1. Rute Weltevreden
![]() |
Rute ini merupakan rute yang paling banyak di-request oleh pengikut walking tour Ngopi Jakarta. Nama dari rute ini adalah 'Weltevreden: Mahakarya Arsitektur dari Daendels hingga Sukarno'. Sesuai dengan namanya, rute ini menyusuri bangunan-bangunan peninggalan Belanda dengan kemegahan arsitekturnya yang indah.
Bangunan yang dikunjungi oleh rute ini di antaranya adalah: gedung balai kota, Gereja Immanuel, Lapangan Banteng, Gedung Pancasila, dan beberapa destinasi lainnya.
"Tapi, yang masih banyak peminatnya untuk di-remedial (dikunjungi kembali) seperti Weltevreden, Kawasan Lapangan Banteng, dan sekitarnya, lalu Kawasan Menteng, seperti itu. Terus kawasan Manggarai. Jadi, rute-rute itu karena ikonik, menarik, jadi banyak peserta yang meminta kembali," ujar Achmad Sofiyan selaku penggagas sekaligus pemandu Ngopi Jakarta.
2. Rute Chinatown Glodok
![]() |
Rute ini menjadi primadona di beberapa operator penyelenggara walking tour. Sajian destinasi yang cukup padat dan lengkap diperkirakan menjadi alasan rute ini digemari banyak orang. Ada muatan wisata sejarah pecinan di sepanjang perjalanan, wisata religi dengan mengunjungi kelenteng-kelenteng, hingga wisata kuliner di gang kuliner petak sembilan dan petak enam.
"Nah rute favorit, kita baru menjalani rute paling favorit di Jakarta Good Guide, yaitu Chinatown. Mau dibikinnya weekend, mau bikinnya weekday, ada aja yang daftar. Tapi kalau weekend lebih menyeramkan. Menyeramkan tapi menyenangkan ya karena yang daftar itu bisa sampai 200 orang," kata Indra Diwangkara, pemandu wisata Jakarta Good Guide.
3. Rute Old Batavia
![]() |
Sebelum kemunculan walking tour, rute ini sudah menjadi salah satu destinasi utama para wisatawan. Dengan suguhan arsitektur kolonial pada bangunan-bangunan museum hingga suasana jadul yang dijaga dengan baik, membuat rute ini tetap menjadi salah satu rute favorit.
Tak lupa dengan walking tour, kawasan yang dikunjungi di rute ini tidak terbatas pada Alun-Alun Batavia di sekitar Museum Sejarah Jakarta saja. Namun, menjadi lebih luas hingga sisi barat Batavia, di sekitar pinggiran Kali Besar.
"Old Batavia sama New Batavia paling favorit. Karena ceritanya nyambung. Kalo di New Batavia mungkin orang bisa sekalian jajan di Pasar Baru. Sama sebenarnya yang satu lagi ada Chinatown Glodok. Justru di bulan Mei kemaren, yang paling cepat penuh itu yang Chinatown. Saya nggak tahu mungkin penasaran sama wisata kuliner dan lain-lain ya," ujar Ghina Armayana, digital marketing dari Timegap.
Dari ketiga rute favorit, dapat dilihat bahwa masyarakat ternyata memiliki minat yang cukup tinggi pada destinasi-destinasi yang berunsur sejarah. Baik sejarah Jakarta secara umum, maupun sejarah arsitektur hingga sejarah pecinan.
Karena merupakan favorit, maka rute-rute ini menjadi pilihan destinasi yang paling cepat habis. Jika travelers ingin mencoba mengikuti walking tour di ketiga rute, disarankan untuk memantau atau bahkan menyalakan notifikasi pada sosial media para operator walking tour. Agar bisa langsung mendaftar saat rute tersebut kembali dibuka.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum