Museum biasanya berkaitan erat dengan sejarah. Namun museum yang ada di Solo ini menampilkan beragam karya seni hingga koleksi mobil antik.
Museum ini bernama Museum Tumurun atau Tumurun Private Museum. Museum Tumurun didirikan oleh putra pendiri perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto.
Karya seni berupa lukisan dan seni tiga dimensi yang ditampilkan museum merupakan koleksi pribadi dari Iwan. Sedangkan mobil-mobil yang dipamerkan adalah milik ayahnya, almarhum Lukminto.
Salah satu koleksi lukisan yang ditampilkan adalah lukisan karya Eddy Susanto. Ia melukis ulang lukisan The Last Supper dari Leonardo Da Vinci dengan teknis menulis.
"Gambar ini ditulis dengan aksara Jawa yang isinya merupakan Jangka Jayabaya atau ramalan Jayabaya mengenai hari akhir. Eddy Susanto menggabungkan The Last Supper dengan Jangka Jayabaya karena sama-sama dibuat pada abad ke-16," kata Manajer Museum Tumurun Vilmala Sari saat dijumpai pada Minggu (3/7/22).
Kemudian tiga unit mobil koleksi pribadi yang ditampilkan adalah Mercedes Benz 280S tahun 1972. Serta dua unit mobil Dodge dari tahun 1948 dan 1960.
Tumurun berarti turun temurun. Museum ini diberi nama Tumurun karena melalui museum ini koleksi dari sang ayah Lukminto diturunkan pada anaknya.
Selain menampilkan koleksi pribadi. Museum ini juga memamerkan karya dari para seniman.
Pameran dari para seniman akan berganti setiap enam bulan sekali. Sedangkan untuk koleksi pribadi akan dirotasi setiap tiga bulan.
"Enam bulan sekali dipakai exhibition berganti-ganti dari modern art dan contemporary art. Kalau yang koleksi pribadi ini akan dirotasi tiga bulan sekali," sambung Vimala.
Museum ini dapat dikunjungi secara gratis. Namun, traveler perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu di laman resmi museum. Karena hanya yang sudah terdaftar yang boleh masuk.
----
Artikel ini sudah tayang di detikJateng. Baca di sini.
Simak Video "Temukan Sejarah di Museum Sisa Hartaku yang Menarik, Yogyakarta"
(ysn/ysn)