Bungker Jepang di Taman Wisata Alam (TWA) Cagar alam Kabupaten Pangandaran menyimpan jejak masa penjajahan Indonesia.
Lokasi benteng pertahanan Jepang berada di perbukitan kawasan cagar alam. Secara tampilan bungker Jepang itu dilengkapi dengan parit-parit sebagai bentuk pertahanan.
Tokoh Masyarakat Pangandaran Asep Noordin mengatakan dulu dalam pembuatannya banyak warga Pangandaran menjadi tenaga romusa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bungker tersebut dibangun sekitar tahun 1942, ada kurang lebih 300 orang Romusa warga Pangandaran yang ikut membangun bungker tersebut," kata Asep belum lama ini.
Menurutnya, entah berapa nyawa yang menjadi korban dalam proses pembuatan bungker Jepang tersebut. "Akan tetapi bungker Jepang berhasil dibangun diantara perbukitan yang terbentang antara pasir putih ke pantai timur Pangandaran," katanya.
Asep mengatakan bungker Jepang dibuat untuk mempermudah pengintaian musuh dengan jarak pandang jika ada serangan lautan atau darat.
Namun saat ini kondisi bungker Jepang di cagar alam ada yang terancam dibongkar karena berada di atas tanah yang ada pemiliknya. Bahkan ada rencana dibangun hotel.
Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Serang Banten Aan mengatakan keberadaan bungker Jepang bukti sejarah yang harus dipertahankan sesuai amanat Undang-Undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Bukti sejarah penjajah Jepang pernah ke Pangandaran adalah bungker tersebut yang membentang dari pantai barat hingga timur Pangandaran," katanya.
Secara geografis bungker ini berada di sebuah Tanjung yang membatasi dua teluk diantaranya Teluk Parigi bagian barat dan Teluk Pangandaran bagian timur.
Dalam TWA Cagar Alam Pangandaran terdapat 3 Gua Jepang. Salah satunya ada yang memiliki lubang dengan kedalaman 10 meter dengan beberapa lubang pengintai 1 meter.
Gua Jepang yang ada di Rancakalong, dibuat dengan cara memahat bukit. Di dalam gua tersebut juga terdapat beberapa ruangan kecil, yang dimungkinkan untuk tempat menyimpan persenjataan. Selain itu, ruangan kecil yang terdapat pada bungker digunakan untuk tempat persembunyian tentara Dai Nipon.
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol