Di Sumedang, ada dusun tersembunyi yang lokasinya berada di dalam hutan. Dusun Puncak Manik namanya. Dusun ini kini ditinggalkan penduduknya. Begini kisahnya:
Puncak Manik merupakan nama salah satu dusun di Kabupaten Sumedang. Dusun tersebut berada di bawah kaki Gunung Tampomas yang dikenal dengan kawasan Taman Pasir atau di wilayah Desa Cilangkap, Kecamatan Buahdua.
Penduduk dusun itu diketahui hanya berjumlah 14 Kepala Keluarga (KK) dengan 12 unit bangunan rumah yang berdiri di sana. Padahal, Puncak Manik dulunya konon merupakan permukiman warga yang jumlah rumahnya mencapai 70 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi (72), salah seorang sesepuh di sana menuturkan, Dusun Puncak Manik sudah ada dari sejak dulu. Penduduknya menjadi berkurang sejak adanya zaman gerombolan sekitar tahun 1960-an.
"Warga mulai meninggalkan Puncak Manik akibat adanya serangan dari gerombolan, suasana waktu itu mencekam, harta benda ditinggalkan, rumah-rumah ada yang dibakar dan warga pun pada akhirnya banyak yang pindah," ungkap Didi kepada detikJabar belum lama ini.
Jari Didi pun menunjuk ke arah tanah lapang yang berada tepat di samping rumahnya. Tanah lapang yang kini ditumbuhi rerumputan liar itu, diketahui dulunya merupakan bekas rumah yang menjadi korban pembakaran oleh gerombolan.
"Rumah yang dibakar itu, salah satunya rumah yang berada di samping rumah saya ini," ujarnya.
Pada saat itu, banyak dari warga Puncak Manik yang memilih hijrah ke Dusun Lebak Naga yang saat itu masih termasuk ke dalam wilayah Desa Cilangkap atau setelah adanya pemekaran, kini wilayah itu termasuk ke dalam Desa Sekarwangi.
"Makanya di Dusun Lebak Naga ada tempat yang namanya Babakan Puncak Manik, itu berawal dari hijrahnya warga Puncak Manik ke sana pada sekitar tahun 1960-an," terangnya.
Didi menyebut, dari yang awalnya rumah warga di Puncak Manik berjumlah 70 rumah, lalu berkurang menjadi 40 rumah. Kemudian pada tahun 1979, menjadi 33 unit rumah hingga menyisakan 12 unit rumah yang kini masih berdiri.
"Jadi ada satu blok sebelah utara di Dusun Lebak Naga itu yang rata-rata berasal dari warga Puncak Manik, mereka memilih tinggal di sana dan tidak kembali lagi ke sini seperti kami," terangnya.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!