Mitos Ikan Sengkaring dari Blitar, Pantang Diambil Bisa Kesurupan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mitos Ikan Sengkaring dari Blitar, Pantang Diambil Bisa Kesurupan

Erliana Riady - detikTravel
Jumat, 10 Feb 2023 17:10 WIB
candi rambut monte
Foto: Ikan sengkaring di Blitar (Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Menyebut Ikan Sengkaring tak bisa dilepaskan dari keberadaan sumber air Rambut Monte di Blitar. Ikan ini tidak boleh diambil, jika tidak mau kesurupan.

Ikan langka yang disebut juga Ikan Dewa ini dipercaya sebagai penunggu sumber air yang telah ada pada masa Kerajaan Majapahit berdiri.

Sumber air Rambut Monte termasuk salah satu wisata di komplek wisata alam Rambut Monte yang ada di Desa Krisik, Gandusari, Kabupaten Blitar. Berdampingan dengan sumber air itu, juga ada sebuah arca besar berbentuk raksasa dengan rambut gimbal menyerupai Monte yang disebut situs atau Candi Rambut Monte.

Sedangkan sumber airnya terletak di bagian bawah dengan air yang begitu jernih dan suasana sangat tenang. Pohon-pohon besar menjulang tinggi membuat suasana bertambah adem dan asri.

Namun di balik keindahan lokasi wisata ini, cerita tutur yang masih ada hingga kini adalah keberadaan Ikan Sengkaring (genus Tor dan Neolissochilus). Dalam bahasa internasional disebut mahseer yang merupakan ikan family Cyprinidae.

Dari cerita warga, berkunjung ke lokasi wisata Rambut Monte banyak pantangannya. Karena lokasi ini juga dipakai umat Hindu sejak zaman Kerajaan Majapahit untuk beribadah.

Salah satu larangan di sini adalah pengunjung tidak boleh mengusik apalagi mengambil ikan Sengkaring yang hidup di dalam sumber air. Kepercayaan masyarakat, jika mengambilnya maka keselamatan yang akan menjadi taruhannya.

"Ada yang kesurupan sebelum bisa membawa pulang ikan Sengkaring dari kolam. Banyak kejadian seperti itu di sini. Dulu pernah ada cerita, orang Belanda tidak percaya dengan mitos itu. Dia jaring ikannya lalu dibawa pulang. Tapi pas di jalan mengalami kecelakaan dan meninggal dunia," ujar Paidi, juru kunci wisata Rambut Monte.

Paidi menambahkan sejak dia kecil hingga menginjak usia 78 tahun, jumlah ikan Sengkaring seperti tidak berubah. Walaupun dia tidak pernah menghitungnya secara pasti, namun dari penampakannya ikan ini tidak bertambah banyak atau berkurang jumlahnya.

"Menurut cerita mbah saya lagi, berkembang biaknya setahun sekali. Itupun hanya lahir satu anak ikan. Tapi kalau ada yang mati, kok tidak pernah kelihatan ada ikan yang mengambang. Perasaan saya ya segitu-gitu saja. Gak nambah ya gak kurang," ungkapnya.


-----

Artikel ini telah naik di detikJatim dan bisa dibaca selengkapnya di sini.


(wsw/wsw)

Hide Ads