DOMESTIC DESTINATIONS
Kisah Lembah Tengkorak dan Danau Alami di Tengah Hutan yang Mempesona

Di Bandung Barat, ada namanya Lembah Tengkorak, sebuah danau alami di tengah-tengah hutan yang diapit dua gunung di kiri dan kanannya. Mari lihat penampakannya:
Nama tempat ini adalah Lembah Tengkorak. Tempat yang asing di telinga, namun mampu diimajinasikan, kalau tempat itu merupakan tempat penuh dengan tengkorak dan tulang belulang berserakan.
Ternyata imajinasi itu bertolak belakang dengan kenyataan. Lembah Tengkorak merupakan nama sebuah danau alami di tengah-tengah hutan yang diapit dua gunung di kiri dan kanannya. Agaknya, mirip dengan Sungai Amazon yang membelah hutan tropis Brazil.
Danau itu belakangan viral hingga menarik minat orang-orang yang mencari wisata baru, tersembunyi, dan menantang. Selain menjadi jalur untuk trekking, di sekitaran Lembah Tengkorak juga kerap menjadi lokasi berkemah.
"Memang banyak yang wisata ke sana. Jadi ada yang jalan, terus ada yang pakai motor sama mobil offroad. Cuma karena banyak dilintasi mobil sama motor jalannya jadi rusak," ujar Asep Wahono, Kepala Desa Suntenjaya, Lembang beberapa waktu lalu.
Menurut Asep, Lembah Tengkorak sebetulnya masuk ke wilayah administratif Kabupaten Sumedang, tepatnya Kecamatan Tanjungsari. Namun memang berbatasan langsung dengan Palintang, Kabupaten Bandung, serta Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Asep bahkan menyebut Lembah Tengkorak merupakan wilayah tak bertuan. Sebab sepengetahuannya, tempat itu tak dikelola secara resmi oleh daerah tempatnya berada.
"Ya itu tadi, secara administratif kan masuknya Kabupaten Sumedang, kita (Suntenjaya) nggak mau mengelola lahan punya orang. Sampai sekarang setahu saya nggak dikelola secara resmi, jadi cuma sama warga setempat saja," tutur Asep.
Misteri Asal Usul Nama Lembah Tengkorak
Secara nama, agaknya jarang sebuah objek wisata menyematkan Kata yang memiliki makna dan kesan seram. 'Tengkorak' jarang disandingkan dengan taman, kebun, gunung, villa, atau nama-nama lain di lingkup pariwisata.
Soal sejarah lembah tersebut tersemar kata tengkorak di belakangnya, Asep juga tak tahu persis. Sebab tak ada literatur tertulis maupun sumber lisan yang menjabarkan dengan pasti mengapa nama danau yang oleh warga setempat dikenal dengan Danau Urugan menjadi Lembah Tengkorak.
"Nah soal penamaan Lembah Tengkorak, saya pribadi sebetulnya kurang tahu pasti. Apakah mungkin sebagai tempat pembuangan (mayat) zaman dulu atau ada orang yang pernah menemukan tengkorak di situ. Atau dari jalur yang berbahaya sampai disebut jalur tengkorak," kata Asep.
Namun yang pasti, kata Asep, danau tersebut sebetulnya masih seumur jagung. Terbentuk sekitar enam tahun lalu atau pada tahun 2017 setelah terjadinya longsor atau tanah urug yang kemudian teraliri air dari sungai.
"Sebetulnya itu danau baru, kalau nggak salah terbentuk 6 tahun lalu. Jadi awalnya juga kan rawa-rawa terus longsor, nah air sungai itu langsung ngalir sampai akhirnya jadi danau," ucap Asep.
Belakangan wisatawan makin banyak yang penasaran dengan rute nan menantang menuju Lembah Tengkorak. Terlebih mereka juga memburu pesona Lembah Tengkorak.
"Cuma yang jelas memang ramai dan sering wisatawan ke sana. Kalau rute masuknya memang itu lewat Kebun Kina, perlu waktu sekitar 5 jam untuk sampai ke sana," kata Asep.
-----
Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
Simak Video "Kondisi Danau Montbel di Prancis yang Kini Memprihatinkan"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)