Masjid Al Riyadh Kwitang menjadi spot wisata religi di tengah permukiman di kota Jakarta. Masjid ini selalu ramai dikunjungi.
Di dekat Sungai Ciliwung dan di tengah gang perumahan terdapat masjid dengan arsitektur putih yang cukup memanjakan mata. Masjid itu bernama Masjid Al Riyadh Kwitang. Masjid ini telah hadir sejak tahun 1938.
Walau terletak di dalam gang, tapi masjid ini cukup populer. Nyatanya. Masjid Al Riyadh Kwitang selalu penuh pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid itu rupanya tempat bersemayam Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau yang akrab dikenal sebagai Habib Ali Kwitang. Habib Ali Kwitang merupakan salah satu tokoh ulama yang berpengaruh di abad ke-20. Tak hanya dalam perkembangan Islam di daerah Betawi, tapi juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Mengutip Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman, Habib Ali Kwitang lahir pada 20 April 1870 di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Beliau adalah putra dari pasangan Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi dengan Nyai Salmah.
Walau tidak memiliki halaman luas karena berada di area permukiman, tapi masjid ini memiliki keunikan lewat arsitektur warna putih yang mendominasi. Memasuki dalam masjid ini suasana sejuk terasa walau tanpa terdapat AC di dalamnya.
Terlihat pula mimbar kayu besar menghiasi dalam bangunan ini. Selain itu, yang jadi objek sering dikunjungi terletak di sisi kiri masjid, yakni empat makam yang di dalamnya bersemayam Habib Ali Kwitang dan keluarga.
"Terdapat makam Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi, Syarifah Ni'mah, Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al Habsyi, dan Habib Ali Kwitang," kata pengurus Masjid Al Riyadh, Ari, saat ditemui detikTravel Sabtu (1/4/2023).
Tempat ini selalu diramaikan oleh pengunjung yang berziarah dan berwisata religi, khususnya pada hari Minggu.
"Kalau hari Minggu yang ziarah itu tetap (ada selalu), sampai enggak putus-putus yang ziarah. Kalau hari Minggu pengajian sudah setiap tahun," kata dia.
Yang menarik dari tempat ziarah di sini, terdapat ruangan khusus untuk wanita dan laki-laki. Ziarah yang dilakukan tidak boleh dilakukan bersama lawan jenis.
"Perempuan dan laki-laki tidak boleh digabung. Kenapa dipisah seperti itu, karena takutnya yang ziarah punya wudhu kesenggol batal," katanya.
Masjid ini dapat menampung sekitar 50 sampai 100 pengunjung yang ingin berziarah. Masjid itu ada di Jalan Kembang VI, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol