5 Keunikan Masjid Amir Hamzah di TIM, Ini Pembeda dari Masjid Lainnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

5 Keunikan Masjid Amir Hamzah di TIM, Ini Pembeda dari Masjid Lainnya

Weka Kanaka - detikTravel
Jumat, 14 Apr 2023 13:05 WIB
Masjid Amir Hamzah
Foto: Weka Kanaka/detikcom
Jakarta -

Masjid Amir Hamzah di TIM tidak hanya nyaman untuk ibadah, tetapi juga memiliki sederet keunikan. Berikut lima poin keunikannya!

Tak hanya memiliki area taman yang estetik dan kekinian setelah dipugar, Taman Ismail Marzuki (TIM) juga memiliki masjid yang turut bernuansa modern. Masjid itu memiliki fasad yang tidak seperti masjid pada umumnya. Masjid Amir Hamzah di TIM memiliki desain arsitektur yang futuristik.

Bahkan menurut pengakuan DKM Masjid Amir Hamzah, Edy Junaedi, saat ditemui detikTravel Sabtu, (8/4/2023), fasad bangunan Masjid Amir Hamzah kadang kala bikin pengunjung TIM tidak menyadari keberadaan masjid itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan desain futuristik dan kata orang bilang kelihatannya bukan kayak masjid. Banyak yang bertanya-tanya, ada yang sudah ke sini, masih ada yang nanya masjidnya di mana. Karena normalnya masjid berkubah," katanya.

Selain fasadnya yang unik, berikut 5 keunikan Masjid Amir Hamzah:


1. Arsitektur futuristik dan modern

Masjid Amir HamzahMasjid Amir Hamzah Foto: Weka Kanaka/detikcom

Masjid ini memiliki desain bangunan yang modern dan berbeda dengan masjid pada umumnya. Bagian atas masjid ini tidak terdapat kubah, melainkan atap bergaya minimalis layaknya sebuah coffee shop kekinian.

ADVERTISEMENT

Selain itu, tempat ini memiliki banyak kaca yang membuat sinar matahari mudah masuk. Namun tenang saja, ketika beribadah di dalamnya tetap adem, karena terdapat AC yang menyejukkan suhu ruangan.

Suasana adem juga didukung dengan ubin kayu yang menjadi lantai seluruh area masjid ini, membuat suasana asri semakin kental.


2. Terdapat kolam ikan di sisi masjid

Masjid Amir HamzahKolam Ikan di sisi Masjid Amir Hamzah. Foto: Weka Kanaka/detikcom

Yang jadi pembeda masjid ini dengan masjid pada umumnya adalah karena di sisi kanan, kiri, dan belakang masjid ini tersedia kolam ikan yang mengelilingi. Kolam ikan yang mengelilingi sangat dekat dengan lantai masjid, sehingga membuat kesan masjid ini nampak mengapung di atas air.

Duduk di pelataran masjid sambil memandangi kolam ikan ini bisa jadi ajang refleksi yang menenangkan. Karena kolamnya cukup bersih dan tenang, selain itu terdapat banyak ikan di dalamnya.


3. Terdapat titik baca

Masjid Amir HamzahTitik baca di Masjid Amir Hamzah. Foto: Weka Kanaka/detikcom

Selain beribadah, tempat ini juga nyaman untuk duduk santai atau aktivitas membaca. Sebabnya, suasana masjid ini begitu tenang dan rimbun.

Bagi traveler yang ingin membaca, di sini juga tersedia titik baca yang disediakan oleh Perpustakaan Jakarta. Terdapat kode batang (barcode) yang dapat di-scan oleh pengunjung untuk dapat membaca koleksi e-book milik Perpustakaan Jakarta.


4. Sempat berpindah-pindah lokasi

Saat ini Masjid Amir Hamzah memiliki rupa yang estetik, futuristik, dan nyaman. Tapi siapa sangka, dulunya masjid ini sempat berpindah-pindah lokasi, bahkan sempat beroperasi di sebuah basement.

"Pada tahun 2013, itu ada niat buat revitalisasi karena ada perluasan dari kampus, jadi Masjid Amir Hamzah untuk sementara dibongkar dulu, direvitalisasi, direlokasi ke basement," kata Edy Junaedi.

Edy menjelaskan kalau masjid ini berada di basement hampir selama empat tahun, sebelum akhirnya mesti pindah lagi di samping planetarium selama tiga tahun. Kemudian sebelum menempati tempat yang Sekarang, masjid ini mesti Kembali ke basement kembali pada tahun 2017.

"Hampir 4 tahun kita pindah di basement, setelah 4 tahun ini kita dipindah ke samping Planetarium itu hampir 3 tahun. Dan 2017 dibongkar lagi kita pindah ke basement lagi," katanya.

Pada akhirnya, Masjid Amir Hamzah menempati tempat yang sekarang dan memiliki bangunan yang modern seiring dengan proses revitalisasi TIM.

5. Nama Pujangga

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Amir Hamzah merupakan sastrawan Indonesia yang terkenal sebagai Raja Penyair Pujangga Baru. Dia lahir di Binjai, Langkat, Sumatra Utara, 28 Februari 1911.

Amir Hamzah melibatkan diri dalam majalah Poedjangga Baroe. Dia juga menulis karya sastra di dalam majalah Timboel, Pandji Poestaka, Poedjangga Baroe, dan lain-lain.

Diabadikannya nama Amir Hamzah sebagai nama masjid di kawasan TIM juga merupakan kado besar di Hari Sastra Indonesia yang diperingati setiap 3 Juli. Dalam dunia kesastraan Amir Hamzah adalah seorang sastrawan yang sangat penting. Dari tangannya telah lahir puisi-puisi yang indah dan menarik. Dia berhasil menciptakan puisi-puisi dengan rangkaian kata yang khas Melayu.

Bukunya yang sudah terbit adalah Nyanyi Sunyi (1937), Buah Rindu (1941), Sastra Melayu Lama dengan Tokoh-Tokohnya (1941), dan Esai dan Prosa (1982).

Terjemahan syair yang dihasilkan Amir Hamzah, antara lain Bhagawad Gita (dimuat dalam Poedjangga Baroe, 1933-1934), dan Setanggi Timur (terjemahan puisi Jepang, Arab, Inia, Persia, dll., 1939).

Berbagai karangan Amir Hamzah yang tersebar dihimpun oleh H.B. Jassin dalam Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1963). Sejumlah puisi Amir Hamzah terdapat dalam antologi Pujangga Baru: Prosa dan Puisi (1963, ed. H.B. Jassin).




(wkn/fem)

Hide Ads