2 Versi Asal-usul Nama Angke, Salah Satunya dari Tragedi Keji

Kawasan Angke menyimpan sejarah baik dari masjid juga sungainya. Asal-usul nama Angke ternyata ada dua versi, salah satunya terkait tragedi Geger Pecinan.

Dalam tajuk wisata religi, detikTravel berkunjung ke masjid bersejarah di Jakarta Barat, yakni Masjid Angke atau Masjid Jami Al Anwar. Masjid ini telah berumur lebih dari 250 tahun dan berlokasi dekat Kali Angke.

Selain mengunjungi masjid, kami juga dijelaskan mengenai sejarah Angke oleh Ketua Bidang Sejarah dan Bangunan Masjid Angke, Abyan Abdillah. Ia memaparkan soal nama Angka yang rupanya berasal dari kisah bersejarah.

"Nama Angke sendiri ada dua versi, yang pertama Angke itu dikaitkan dengan tragedi pembantaian Tionghoa 1740, itu dari Bahasa Hokkian, ang dan ke, yang artinya sungai atau kali yang merah," dia menerangkan pada Sabtu (15/4/2023).

Sungai atau kali yang merah itu disebabkan oleh dibuangnya mayat-mayat yang dibuang ke kali tersebut, sehingga kali tersebut berisikan banyak darah. Dalam banyak sumber menjelaskan korban yang meninggal pada tragedi yang disebut Geger Pecinan ini, memakan nyawa hingga puluhan ribu.

Kaitannya Masjid Angke terhadap tragedi genosida ini adalah, masjid ini jadi tempat aman atau mengungsi bagi etnis Tionghoa yang kabur dari kejaran tentara VOC Belanda.

"Ketika terjadi pembantaian suku Tionghoa, tragedi geger pecinan 1740, sebagian besar lari ke Kampung Angke. Dan tidak diusir, malah dilindungi dari kejaran-kejaran tentara VOC," katanya.

Bahkan atas ramah tamah dan sikap keterbukaan masyarakat Kampung Angke, katanya tak sedikit masyarakat etnis Tionghoa yang akhirnya jadi mualaf dengan menganut Islam tanpa paksaan.

Di samping versi pertama ini, Abyan juga menjelaskan versi lainnya. Diceritakan nama Angke diambil dari Bahasa Sansekerta yaitu anke yang artinya sungai yang dalam.

"Karena memang sungai-sungai di depan itu dalam-dalam dan banyak buaya dulunya. Kali depannya itu yang di depan gang masih asli. Tapi kondisinya sekarang sayangnya sudah lebih kecil dan kotor. Kalau dulu tahun 70-an masih bisa dipakai cuci mandi," katanya.

Menelusuri Kemegahan Masjid Baiturrahman yang Mengagumkan, Aceh

Menelusuri Kemegahan Masjid Baiturrahman yang Mengagumkan, Aceh