Jaksel Punya Masjid Khas China Diapit Gedung Pencakar Langit

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jaksel Punya Masjid Khas China Diapit Gedung Pencakar Langit

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 17 Apr 2023 13:31 WIB
Masjid Agung Al-Azhar Jakarta
Masjid Agung Al-Azhar (Foto: Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Bulan ramadan 2023 hampir di ujung perjalanan. Jika masih ingin berwisata religi sekitar Jakarta, cobalah ke Jaksel.

Seperti yang kami lakukan pada Minggu (16/4/2023). detikTravel berkeliling ke masjid dan beberapa spot yang kental dengan nuansa Islami di sekitar Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat bersama rombongan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta.

Masjid Istiqlal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid IstiqlalMasjid Istiqlal Foto: Weka Kanaka/detikcom

Destinasi pertama kami berkunjung ke masjid ikonik di Jakarta, yakni Masjid Istiqlal. Masjid ini selalu dipilih jadi rute pertama tiap kali wisata religi diselenggarakan Disparekraf DKI Jakarta. Hal tersebut karena masjid ini jadi simbol ikon wisata religi di Jakarta. Sekaligus jadi simbol keberagaman dan toleransi umat beragama.

Masjid ini dibangun sejak tahun 1961, pada pembangunan masjid ini terdapat campur tangan seorang Friederich Silaban, yang merupakan arsitek beragama Kristen Protestan. Tak hanya itu, masjid ini juga terbuka bagi masyarakat majemuk, tak jarang wisatawan asing dengan berbagai latar belakang juga berwisata ke sini.

ADVERTISEMENT

Masjid Hidayatullah Karet Semanggi

Masjid Hidayatullah Karet SemanggiMasjid Hidayatullah Karet Semanggi Foto: Weka Kanaka/detikcom

Kemudian rombongan beranjak ke daerah Jakarta Selatan, tepatnya ke Masjid Hidayatullah Karet Semanggi. Masjid ini merupakan salah satu bangunan ibadah tua yang terdapat di Jakarta, tepatnya masjid ini dibangun pada 1747 yang dulunya memiliki lahan seluas 3.000 meter, dan saat ini tersisa 1.600 meter.

Masjid ini unik, pasalnya memadukan perpaduan rupa dari budaya Tiongkok, Betawi, juga Hindu. Ornamen khas Tiongkok dapat disaksikan dari bentuk atap bersusun, gaya ini biasa dipakai pada klenteng. Sedangkan budaya Betawi tercermin dari adanya bentuk pintu dan jendela yang terdapat lubang ventilasi, serta relief, dan ornamen Hindu didapat dari mimbar tua yang mereka miliki.

"Tiga budaya, pertama Betawi kita bisa lihat di relief, kedua bangunan yang menyerupai China yang ada di bagian atap, ketiga bangunan menyerupai Hindu yakni dua menara kembar di menara masjid, dan juga bangunan dari mimbar khatib seperti candi," terang DKM Masjid Hidayatullah, Muhammad Thohir.

Selain itu masjid ini unik karena berada di tengah-tengah gedung perkantoran yang megah di daerah Kuningan, Karet Semanggi, Jakarta Selatan. Seakan jadi oase rohani di tengah kawasan ekonomi.

Masjid Agung Al-Azhar Jakarta

Masjid Agung Al-Azhar JakartaMasjid Agung Al-Azhar Jakarta Foto: Weka Kanaka/detikcom

Kami berpindah ke masjid lainnya, adalah Masjid Agung Al-Azhar yang sekaligus kawasan muslim yang didirikan oleh Buya Hamka. Masjid ini juga berada di daerah Jakarta Selatan.

Masjid ini juga tak kalah estetik dengan bangunan atau spot wisata di Jakarta Selatan, karena Masjid Agung Al-Azhar memiliki arsitektur yang estetik, lewat warna putih bersih di luar sisi.

Masjid ini dapat menampung sekitar 2500 jemaah secara bersamaan. Masjid ini awalnya bernama Masjid Agung Kebayoran Baru Jakarta, sebelum akhirnya Pada tahun 1960 Prof. Dr. Mahmoud Syaltout, Rektor Universitas Al-Azhar Mesir saat itu, memberi nama Al-Azhar pada masjid ini.

Penuturan Marbot dari Masjid Agung Al-Azhar, Soni, arsitektur masjid ini masih terjaga dari dulu. Yang telah berganti hanya pada lantai masjid saja.

Yang jadi tambah menarik, ternyata masjid ini memiliki sekitar 10 pohon kurma yang telah tumbuh dan berbuah. Banyak peserta tur wisata religi mengambilnya untuk dicicipi ketika buka puasa.

Wisata kuliner di Pasar Takjil Benhil

Pasar Takjil BenhilPasar Takjil Benhil Foto: Weka Kanaka/detikcom

Kemudian kami beranjak dari tempat ibadah ke tempat yang tak kalah kental nuansa Islaminya, adalah kawasan Bendungan Hilir. Di sini setiap momen Ramadan terdapat pasar khusus yang menyediakan aneka takjil dan hidangan berbuka puasa.

Terlihat peserta tumpah riuh bersama para warga dalam berburu takjil. Saat Ramadan tempat ini biasa diramaikan oleh para pekerja kantoran di sekitar. Walau begitu ketika kami berkunjung di hari Minggu tempat ini juga tetap ramai.

Dalam agenda ini, Disparekraf DKI Jakarta berharap peserta yang mengikuti kegiatan ini akan dapat experience yang unik dan menyenangkan, serta dapat disebarluaskan kepada orang-orang terdekat. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Ketua Subkelompok Pemasaran Pariwisata Dalam Negeri Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Triatin Permanik, kepada detikTravel beberapa waktu lalu.

"Harapannya peserta ini akan turut mempromosikan destinasi yang akan dikunjungi kepada temannya, kepada keluarganya. Terus kita juga berharap dari peserta ini akan mendapatkan experience pengalaman yang baik mengikuti ini," terangnya.

Celoteh peserta, bahkan ada yang tidak menyangka bahwa di sekitaran Jaksel juga ada wisata religi yang menarik. "Gak nyangka sama sekali karena kebanyakan di jaksel itu lebih ke entertainment," Oktaviana M.

Dirinya juga berujar bahwa wisata religi di tengah kota mesti terus digencarkan, agar semua orang sadar kalau wisata religi di sekitar tempat ini juga harus dikunjungi dan dilestarikan.




(wkn/msl)

Hide Ads