Makam Mbah Priok, Antara Wisata Religi dan Asal Usul Nama Tanjung Priok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Makam Mbah Priok, Antara Wisata Religi dan Asal Usul Nama Tanjung Priok

Weka Kanaka - detikTravel
Minggu, 16 Apr 2023 12:03 WIB
Makam Mbah Priok
Foto: Makam Mbah Priok (Weka Kanaka/detikcom)
Jakarta -

Ingin tahu asal muasal nama dari Tanjung Priok? Traveler dapat berkunjung ke Makam Mbah Priok, bisa juga wisata religi.

Pada Minggu (9/4/2023), detikcom berkesempatan berwisata religi dan berkunjung ke Makam Keramat Mbah Priok. Makam ini merupakan tempat peristirahatan dari Mbah Priok yang namanya juga jadi latar belakang dari nama Tanjung Priok.

Berkunjung ke Makam

Makam Mbah PriokAir Barokah. Foto: Weka Kanaka/detikcom

Tempat ini merupakan sebuah cagar budaya yang telah ditetapkan sejak tahun 2017. Berlokasi di Koja, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, lokasi ini berada di antara lahan dari Terminal Petikemas yang ada di Jakarta Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kawasan makam ini cukup besar dan bersih, cocok untuk dikunjungi oleh rombongan. Terdapat area salat, dan juga area makam. Awal memasuki tempat ini kami berada di aula yang di sisi kanannya terdapat area air barokah yang disinyalir sebagai air yang berkhasiat.

Sumber aliran air ini adalah berada dekat ruang makam Mbah Priok. Pengunjung dapat mengonsumsi atau membawa pulang air ini secara cuma-cuma.

ADVERTISEMENT

Masuk lagi ke dalam, akhirnya kami sampai ke area makam. Di tempat ini bersemayam Mbah Priok, dan jadi tempat tujuan utama bagi pengunjung berziarah. Makamnya berada di dalam sebuah ruangan, namun sayang hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan memasuki ruangan tersebut.

Di bagian luar ruangan, terdapat ornamen Islami, doa-doa, hingga foto. Pengunjung yang berziarah dapat berdoa di sekitar area ini.


Mengenal Mbah Priok

Makam Mbah PriokMakam Mbah Priok Foto: Weka Kanaka/detikcom

Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad atau yang juga dipanggil Mbah Priok adalah ulama dari Palembang yang berniat ingin menyebarkan dakwah ke Pulau Jawa. Namun sayang, dalam perjalanannya ke Jawa, dia meninggal sebelum berlabuh.

Dikisahkan dia berangkat ke Pulau jawa dengan menaiki sebuah kapal. Dalam perjalanan, kapalnya terombang-ambing di lautan, dan sempat kehabisan makanan.

Namun Mbah Priok memiliki karomah yang unik dan berguna ketika itu, yakni dirinya dapat membuat periuk nasi jadi terisi nasi yang sudah matang. Hal itu seperti yang diceritakan oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia, Ira Latief, saat memandu wisata religi bersama Disparekraf DKI Jakarta, Minggu (9/4/2023).

"Dia naik kapal dan kapalnya terombang ambing, selama terombang ambing dia seperti punya karomah. Jadi makanannya sudah habis, tapi dia punya periuk nasi kalo dimasukin ke dalam jubahnya keluar nasi yang sudah matang, nah itu dianggap karomahnya," kata Ira.

Yang selamat dalam perjalanan tersebut adalah adik dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad, sekaligus dirinya juga yang jadi saksi mata atas kejadian tersebut. Karena karomah tersebut, membuat Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad jadi punya julukan yakni Mbah Priok.

Nama Tanjung Priok di Jakarta Utara juga dianggap mengambil latar belakang dari kisah Mbah Priok. Dikisahkan yakni Mbah Priok dimakamkan di sebuah tanjung dan dimakamkan bersama periuk miliknya, serta terdapat banyak bunga tanjung di area makam tersebut.

"Jadi ketika sampai semenanjung Habib Hasan dimakamkan di tanjung yang dekat Ancol, karena letaknya di tanjung, terus waktu itu dimakamkan dengan priuknya, dan di situ ada banyak bunga tanjung juga. Makanya itu yang jadi nama Tanjung Priok sampai sekarang," tutur Ira.

Dikisahkan juga bahwa dulunya area sekitar makam ini merupakan pemukiman warga, namun setelah adanya bedol desa yang membuat semua warga pindah, makam ini tetap berada di lokasi tersebut.

Namun begitu, ternyata makam Mbah Priok juga telah berpindah. Sebelumnya makam tersebut berada di dekat Ancol.

"Ketika menjadi kawasan petikemas digusur semua kecuali makam Mbah Priok. Makam Mbah Priok ini sudah dipindah dari awalnya yang dekat Ancol. Nah di sini ketika semua warga dibedol desa, makamnya aja yang nggak pindah," terang Ira.




(wkn/wkn)

Hide Ads