Taman Situ Lembang, taman asri di jantung ibu kota. Taman itu ditumbuhi beragam vegetas.
Berbeda dengan taman umumnya yang merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Taman Situ Lembang justru merupakan sebuah Ruang Terbuka Biru (RTB). Taman ini memiliki danau atau situ buatan di tengahnya yang berfungsi sebagai bendungan dan badan hamparan air.
"Kenapa namanya situ? karena di sini mirip situ atau danau, sudah cukup lama, sudah ada sejak zaman Belanda. Jadi ini adalah salah satu waduk Belanda, karena Belanda itu sangat jago untuk penataan air," kata eco-travel coordinator Sebumi, Dwinda Nafisah, kepada detikTravel dalam kesempatan Jakarta Green Tour, Sabtu (6/5/2023).
Jalan masuk ke taman ini agak cekung menurun bukannya tanpa sebab. Jalanan itu mengikuti fungsi taman, agar bisa menampung mata air dan juga sebagai saluran irigasi. Terlihat di sini juga terdapat pintu air yang berfungsi untuk buka tutup air ketika daya tampung dari dalam taman atau dari luar sudah cukup penuh.
![]() |
"Jadi kalau misal di luar air sudah cukup tinggi dibuka, kemudian jika sudah terlalu banyak dan di luarnya kering bisa dibuka juga untuk mengairi daerah lain," kata dia.
Peran RTB tak kalah penting dari RTH, karena kedua fasilitas ini perlu saling melengkapi dalam penyerapan air ataupun menjaga suhu udara sekitar.
"Misalnya, RTB ini punya fungsi untuk penyerapan air, biasanya kalau kita menemukan RTB, kita menemukan RTH juga di sebelahnya. Makanya ada istilah jejaring hijau dan biru, RTH dan RTB saling membantu untuk penyerapan air itu sendiri," ujar Koordinator Jakarta Gren Tour, Bela.
Baca juga: Tren Wisata Ramah Lingkungan, Emangnya Seru? |
Yang menarik dari RTB sendiri dijelaskan karena dapat menampung aneka ragam hayati. Misalnya seperti di Taman Situ Lembang memiliki danau yang jadi habitat dari ikan, kodok, dan angsa.
![]() |
Yang jadi ciri khas dari danau atau kolam di Situ Lembang adalah adanya teratai. Teratai itu tidak hanya berguna untuk mempercantik area danau, tapi juga sangat berguna untuk hewan yang tinggal di sekitar kolam.
"Teratai ini bukan hanya cantik ya, teratai sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia sejak zaman dulu. Tapi kalau kita lihat dari biodiversity teratai ini bukan hanya untuk mempercantik. Tapi juga untuk bertelur ikan-ikan di sana, karena ikan butuh tempat bertelur, biasanya telur-telur itu ada di bawah teratai tersebut. Dan, misalnya kalau panas, itu kodok kalau mau berteduh juga bersembunyi di bawahnya," kata Dwinda.
Selain ekosistem air, di taman ini juga terdapat berbagai ekosistem vegetasi, seperti pohon tabebuya, pohon tanjung, pohon salam, yang turut membuat suasana taman ini cukup asri dan mengundang banyak burung dan serangga bermukim di sini.
Di sini juga ada pohon yang terkenal angker bagi sebagian masyarakat, ialah pohon beringin. Walau disorot cukup mistis, tapi pohon beringin sendiri sangat punya peran dalam penyerapan karbon
"Nah kalau beringin sendiri nyaris dua kali lipatnya lagi, sekitar 535 kilogram per tahunnya dia bisa menyerap polutan di sekitarnya," tutur Nabila.
![]() |
Berkunjung ke sini traveler dapat duduk santai menikmati taman, berolahraga, berfoto-foto, hingga membaca buku, karena tersedia rak buku yang dapat dipinjam gratis di sisi taman.
Cara mengunjungi taman ini bisa dengan menaiki commuter line turun di Stasiun Cikini dan melanjutkan perjalanan sekitar 1,1 km. Selain itu, di tempat ini juga terdapat area parkir kendaraan khususnya sepeda motor.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang