Bukan hanya sekadar kafe, Tiga Roepa memiliki daya tarik unik berupa adanya galeri lukisan yang dipajang di setiap sudut dinding kafe. Juga, mengoleksi barang antik.
Lukisan-lukisan menempel di dinding kafe. Sementara itu, barang-barang antiknya beragam, mulai dari mainan, motor, jam, hingga peralatan dapur tua.
Barang-barang tersebut merupakan koleksi asli dan sisa-sisa usaha pemilik yang dulu merupakan arsitek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Area duduk di Tiga Roepa kebanyakan merupakan area outdoor. Uniknya setiap area memiliki nuansa yang berbeda, ada gazebo dengan tumbuhan hijau di sekitarnya, area di balik pohon yang lebih private, rumah pondok sederhana, area dengan susunan poster film jadul, hingga area lebih luas dengan furnitur-furnitur antiknya.
Bangunan kafe Tiga Roepa merupakan bekas rumah tempat tinggal orang tua dari pemilik kafe, desain rumah masih asli sejak puluhan tahun lalu. Jadi, pengunjung bisa merasakan sensasi seperti hidup di tempo dulu.
Mulai dibuka saat masa pandemi 2020, Tiga Roepa awalnya hanya dijadikan tempat minum kopi bagi keluarga dan teman dekat, itu pun hanya area halaman rumah saja. Namun, seiring waktu terus berkembang hingga beberapa konten kreator datang dan Tiga Roepa jadi makin dikenal.
"Awalnya, kita mencoba agar rumah ini lebih bermanfaat dan mungkin nggak dikatakan sebagai beban ya tapi siapa tahu bisa menghidupi lah biaya perawatan dari rumah ini, karena setelah mertua saya meninggal kan kosong ya rumah ini," kata Ami, salah satu pemilik Tiga Roepa, dalam perbincangan dengan detikTravel beberapa waktu lalu.
![]() |
Miniatur Galeri
Selain itu, kafe ini diharapkan juga bisa mewadahi pelukis-pelukis muda yang belum mempunyai nama untuk memamerkan karyanya.
"Ibu suami saya itu pelukis wanita yang karya-karyanya lumayan dikenal pada saat itu. Jadi, dari awal memang rumah ini banyak lukisannya. Semasa hidupnya beliau itu pengen suatu saat mempunyai galeri untuk membantu pelukis muda, tapi keinginan tersebut belum terwujud. Jadi kita hidupkan lah tempat ini sebagai galeri," ujar Ami.
![]() |
Tiga Roepa tidak memungut biaya untuk pameran yang dilakukan ataupun ketika ada lukisan dari pameran yang terjual. Pelukis yang ingin melakukan pameran di Tiga Roepa harus mengajukan proposal untuk kemudian dikurasi oleh pemilik untuk menentukan apakah konsepnya cocok atau tidak untuk dipamerkan di galeri Tiga Roepa.
Sejak dibuka, sudah ada enam pameran yang dihelat di Tiga Roepa. Selain pameran dari pelukis muda, setiap tanggal 19 Juni pada hari ulang tahun dari ibunda pemilik kafe atau pelukis wanita Indonesia, Ida Hadjar, digelar pameran lukisan-lukisannya. Ida melukis sejak 1960-an sampai awal 2000-an.
Pengunjung bisa menikmati keindahan lukisan dan keotentikan furnitur di dalam kafe sambil mencoba menu makanan rumahan yang dibuat dengan resep dari Ami sendiri. Menu andalan dan terfavorit di kafe ini adalah siomay bakar, nasi goreng, dan roti bakar. Harga makanan dan minuman mulai dari Rp 18 ribu sampai Rp 35 ribu.
![]() |
Kafe ini buka pada jam 10.00 - 22.00 WIB, biasanya kafe mulai ramai dikunjungi pada jam 16.00 sampai tutup. Kebanyakan orang yang berkunjung ke kafe ini datang untuk berkumpul dan berbincang-bincang dengan orang terdekat karena suasananya yang terasa seperti rumah.
"Enak tempatnya, mejanya juga ndak terlalu berdekatan dengan yang lain jadi lebih santai kita ngobrolnya. Banyak tempat buat foto juga di sini," kata salah satu pengunjung kafe.
Tiga Roepa berlokasi di Jalan Pandega Marta No.43, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Saat ini Tiga Roepa sudah memiliki cabang di Pogung Baru dan Lippo Plaza, Yogyakarta, yang diberi nama Roepa+ dan Seroepa.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan