Lompat 7 Meter dan Body Rafting di Pangandaran
Minggu, 01 Sep 2019 20:01 WIB

Ila rizky nidiana
Jakarta - Pangandaran punya satu tempat seru untuk memacu adreanlin, namanya Sungai Citumang. Di sungai ini, traveler bisa lompat setinggi 7 meter dan body rafting.Liburan seru kali ini saya bakalan menjelajah Sungai Citumang di Pangandaran. Masuk ke kawasan Citumang Green Valley, di sana sudah banyak rombongan lain yang juga sedang bersiap untuk rafting. Pengunjungnya beragam, mulai dari mahasiswa, pegawai kantoran, bapak ibu, bahkan anak-anak sekolah.Di objek wisata Citumang Green Valley ada dua rute body rafting, satu yang diperuntukkan bagi orang lokal, dan satu lagi untuk jalur bule. Kalau yang buat bule biasanya nggak lewat situ jalurnya, beda lagi deh. Dan lebih lama juga. Kita hanya 2 jam an ya, kalau bule sampai 3 jam perjalanan menyusuri Citumang. Capek? Iya. Tapi buat bule sih asyik-asyik aja ya. Mereka malah suka nyari yang menantang adrenalin. Sesampainya di tempat antrian, rombongan kami yang berisi 17 orang menunggu giliran dengan duduk-duduk dulu di kolam ikan nilam yang disediakan untuk terapi ikan. Selain itu juga adaΓβΓ ΓβΓ sesi streching untuk meregangkan otot butuh agar badan tidak kram. Sesi terapi ikan ini sebenarnya untuk membiasakan kaki kita dengan gigitan ikan di dalam sungai karena habitat asli si ikan ada di sungai.Ikan nilam ini berukuran kecil, warnanya agak abu-abu kehitaman, dan mereka hidup berkelompok. Katanya nih, ikan ini bakalan gigitin kulit kaki kita dan memakan sel-sel kulit mati. Hanya sel kulit mati saja yang akan dimakan. Jadi kalau kaki kamu mulus dan nggak ada kulit matinya kemungkinan bakal bentar aja digigitnya.ai Citumang. Jadi wajib cobain terapi ikan ya, biar nggak kaget.Ada beberapa teman yang niat banget ikutan terapi ini. Hahaha. Kayak teh Nchie tuh, sampai ikannya nempel semua di kakinya. Saya pun cobain, tapi sumpah deh, geli sampe bikin ketawa. Tiap ikannya mau deketin dan bergerombol, saya tarik kakinya. Pas saya cobain terapi ikan walau sebentar, emang ngefek lho. Terapi ikan nilam ini bikin peredaran darah jadi lancar. Teh Nchie dan Teh Efi pun bilang kalau kulit kakinya jadi keliatan lebih seger dan putih setelah sesi terapi. Peredaran darah di kaki jadi enakan abis terapi ini.Kini tiba giliran rombongan kami yang dapat jatah buat body rafting. Dimulai dari di tepian sungai, ada goa stalaktit yang di dekatnya ada pepohonan dengan akar menjalar menaungi tepian goa. Akar ini dijadikan pijakan untuk naik ke atas, maupun turun ke bawah.Kata Mang Ajum, wajib cobain lompatan 7 meter buat yang pengin uji nyali. Dan ternyata ada yang beneran naik. Wkwk. Siapa aja ya? Seinget saya ada Khairulleon, Mas Nuz, dan Mba Nia. Awalnya mereka bertiga naik ke akar-akar yang licin itu, lalu pas di atas mau turun, mba Nia mikir lama buat loncat setinggi 7 meter. Jadi, pas turun, yang lain ikut nyorakin. Waa, waaΓΒ’Γ’βΒ¬ΓΒ¦Eh, nggak berapa lama, Khairulleon juga diminta turun buat loncat. Tapi dia masih mikir juga. Jadi, gimana rasanya terjun dari 7 meter, Leon? Eh, gimana kabar Mas Nuz di atas sana? Dia malah turun dengan balik badan dan memijak akar-akar itu lagi. Katanya, saya ngeri!Jika yang sebelumnya adalah loncatan 7 meter, kali ini kami diajak untuk merasakan loncatan 3 meter. Ada batu-batu besar yang digunakan untuk memijak di bagian tepi sungai. Di situ arus airnya lumayan deras. Walau keliatannya lompatannya pendek, tapi pas dari atas kerasa juga kalau itu kejauhan ya. Jadi apa saya mencoba? Saya coba dong. Itu pun lantaran didorong oleh Kang Geri. Sampe saya sempet hampir tenggelam karena berusaha mencari-cari keseimbangan di dalam air. Arusnya yang deras menarik-narik saya ke tengah, tapi saya berusaha untuk tetap di tepi menenangkan diri. Ini pertama kalinya saya loncat dari ketinggian tiga meter dan langsung nyemplungnya di sungai berarus deras. Rasanya badan menolak untuk bersahabat dengan air, tapi saya berusaha menenangkan diri biar bisa ngambang dan nggak kebawa arus sungai.Usai melakukan loncatan 3 meter, kami diajak untuk merasakan loncat dan bergelantungan ala-ala tarzan. Yah, loncat lagi. Tapi seru bisa bergelantungan kayak tarzan, jadi talinya itu diayunkan hingga badan bisa balik lagi ke tempat semula. Saya yang pada dasarnya emang nggak bisa renang, merasa beban juga kalau terjun bebas gitu. Karena nggak tahu medan juga apa sungai yang sebelah situ bakalan arusnya deras. Tapi pas dicobain nggak sederas sebelumnya yang di gua tadi. Di sini masih bisa nepi walau agak lama juga.Dari loncat ala tarzan, kami diajak lagi untuk membentuk kereta-keretaan. Yang saya rasain, waktu pertama kali itu, Mang Ajum tiba-tiba narik pelampung saya dan dia jalan di depan, lalu dia naruh pelampung lain di kedua kaki saya. Lalu saya mikir, eh emang di bawah itu kakinya bisa mijak apa ya? Trus, dia bilang, ayo bikin formasi kereta-keretaan. Kakinya dikaitkan di teman yang ada di depannya.Pegel? Nggak gitu kerasa sebenernya. Karena namanya body rafting pasti ngandelin badan dan pelampung aja. Jadi ngikutin arus sungai yang ada di depan. Kalau kata Teh Nchie, kakinya dikaitkan aja, jangan dipegang pakai tangan. Pegel bok, pakai tangan. HeheheYang saya rasain semakin jauh rute body rafting yang dilalui, badan saya kerasa dingin, berbeda dengan air sungai sebelumnya. Pas pertama kali pakai kereta-keretaan, saya ngrasain flu. Bersin. Ini kenapa lemah banget sih badannya. Tapi pas bikin formasi udah nggak bersin sih, kemungkinan karena di bendungan itu kan udah kena lagi cahaya matahari, kalau sebelumnya sungainya ketutupan daun-daun di pepohonan yang cukup rindang. Jadi dingin airnya lebih kerasa.Waktu udah hampir nyampe di bendungan, kami diminta lagi sama Mang Ajum buat bikin formasi melingkar. Beruntung jumlah pesertanya ada 17, jadi formasi lingkarannya lumayan besar ya, coba kalau jumlah orangnya dikit, bakal jayus banget body rafting kali itu.Kalau jumlah orangnya banyak, biasanya formasi melingkar dipecah jadi dua, satu lingkaran besar dan satu lingkaran kecil dengan jumlah orang yang lebih sedikit.Setelah formasi melingkar selesai, kami melanjutkan lagi perjalanan ke etape terakhir yaitu bendungan yang mirip selokan. Ukurannya agak lebar, 1 meter lebih deh. Di situ kami bikin formasi kereta-keretaan lagi. Badan jauh lebih rileks karena itu etape terakhir, jadi ya fun aja. Sambil ketawa cekakak-cekikik ngetawain guyonannya temen-temen, kami pun nyanyi-nyanyi, hingga nggak kerasa rombongan pun sampai di ujung perjalanan.Agenda body rafting kami selesai setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, trus lepasin satu per satu pelampung dan balikin ke tempat penyewaan. Ternyata, penginapan Hau Citumang yang kami tempati tuh deket banget sama tempat terakhir body rafting tadi. 1. Pakai pelampung ya, safety first. Baik yang emang udah pinter renang maupun nggak. Pakai yang sesuai dengan badan kamu. Nggak kebesaran dan kekecilan.2. Streching dulu dalam waktu 15-30 menit biar nggak kram. Karena perjalanan body rafting bakalan lama, memakan waktu 2 jam-an. Jadi tubuh seharusnya pemanasan dulu biar adaptasi dan siap untuk melakukan aktivitas outing ini.3. Kalau kram karena kaku, dilemesin aja. Angkat kakinya dan biarkan rileks sejenak. Makin dipaksa buat aktivitas, makin terasa kramnya kalau maksain diri. Kalau kata teh Nchie, rileksin aja.4. Kenali batas limit tubuh. Kalau capek, bilang capek trus istirahat. Kebanyakan nggak nyadar kalau ternyata capek abis aktivitas di air selama 2 jam. Jadi kerasanya baik-baik aja. Padahal setelah balik rumah langsung tepar. So fun and happy ikutan main bareng teman-teman di Citumang Green Valley ini. Asyiknya, abis body rafting kita juga bisa makan makanan di Hau Citumang dengan makanan ala sunda yang enak banget.Oiya, saya ingin sekali travelling dan merasakan sensasi Dream Destination ke Dubai buat liburan yang seru. Ingin menikmati pemandangan dari Burj Khalifa, shalat di Sheikh Zayed Mosque, menikmati dessert safari, dan shoping di mall Dubai. muterin Madinat Jumeirha pakai boat, main ke emirate palace dan etihad tower, Abudabhi corniche Yas Island. Semoga saya terpilih menjadi salah satu pemenang yang berlibur ke Dubai dan mewujudkan #DreamDestination.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025