Foto: Nggak Bisa Move On dari Meriahnya Gandrung Sewu

Festival Gandrung Sewu kembali digelar. Menampilkan 1.300 penari, festival ini banjir pujian wisatawan. (Ardian Fanani/detikTravel)

Festival Gandrung Sewu di Kabupaten Banyuwangi yang digelar untuk kedelapan kalinya, kembali memukau ribuan wisatawan yang memadati bibir Pantai Boom. (Ardian Fanani/detikTravel)

Gerak rampak 1.300 penari Gandrung berkostum merah menyala dengan latar belakang Selat Bali mampu menghipnosis ribuan wisatawan yang hadir. (Ardian Fanani/detikTravel)

Menpar Arief Yahya yang ikut hadir dalam acara, memuji penyelenggaraan Festival Gandrung Sewu. Menurutnya ini adalah acara yang berkelas. (Ardian Fanani/detikTravel)

Tahun ini, tema yang diusung Festival Gandrung Sewu adalah Layar Kumendung, sebuah kisah kepahlawanan dari Bupati Banyuwangi pertama, Raden Mas Alit. (Ardian Fanani/detikTravel)

Di masa penjajahan, Tari Gandrung Sewu digambarkan sebagai cara konsolidasi kekuatan rakyat Banyuwangi, berkamuflase memanfaatkan pertunjukkan seni, sambil menghibur dan memperkuat batin rakyat. (Ardian Fanani/detikTravel)

Menpar Arief Yahya mengatakan, Gandrung Sewu memiliki cultural atau creative velue, communication value, hingga commercial value. (Ardian Fanani/detikTravel)

Tarian gemulai Gandrung Sewu. Wagub Jatim Saifullah Yusuf berharap, festival seni-budaya terus menjadi bagian dari pengembangan daerah. (Ardian Fanani/detikTravel)

Pertunjukan tari yang tampak sangat kolosal. Festival ini sudah langganan menarik perhatian wisatawan. (Ardian Fanani/detikTravel)

Bupati Azwar Anas menambahkan, Festival Gandrung Sewu adalah bagian dari konsolidasi kebudayaan dengan kemasan pariwisata. (Ardian Fanani/detikTravel)

Koreografi indah dari para penari Gandrung Sewu. Seru banget untuk diabadikan dalam lensa kamera. (Ardian Fanani/detikTravel)

Para pejabat bersama para penari. Penonton dapat menyaksikan unsur pendidikan tentang cinta bangsa yang begitu kuat. (Ardian Fanani/detikTravel)

Festival ini juga menjadi sarana regenerasi pelaku seni-budaya berbasis tradisi rakyat. Peminatnya tiap tahun ribuan anak muda. Tahun depan tonton lagi ya! (Ardian Fanani/detikTravel)