Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 30 Des 2020 06:39 WIB

PHOTOS

Nggak Dikubur, Ini Cara Suku Dayak Taman Makamkan Jenazah

Rachman Haryanto
detikTravel

Putussibau - Inilah potret Rumah Mayat (Kulambu) warisan dari nenek moyang Dayak Taman akan pemakaman bagi yang ditradisikan di sisi sungai Menawik, Kapuas Hulu.

Rumah Mayat ini diakui oleh Dominikus Giling (juru rawat Rumah Mayat Kulambu) sudah ada sejak tahun 1906.

Rumah Mayat ini diakui oleh Dominikus Giling (juru rawat Rumah Mayat Kulambu) sudah ada sejak tahun 1906.

Tapi tempatnya masih di Uluk Mendalam, asal mula Suka Dayak Taman ada dan bermukim di sisi Sungai Tanam.

Tapi tempatnya masih di Uluk Mendalam, asal mula Suka Dayak Taman ada dan bermukim di sisi Sungai Tanam.

Setelah Dayak Taman pindah dan menempati Rumah Betang Semangkok, Rumah Mayat (Kulambu) itu pun ikut dipindahkan, ke sisi Sungai Menawik.

Setelah Dayak Taman pindah dan menempati Rumah Betang Semangkok, Rumah Mayat (Kulambu) itu pun ikut dipindahkan, ke sisi Sungai Menawik.

Tepatnya tahun 1922 Rumah Mayat (Kulambu) itu didirikan di sisi Sungai Menawik. Masyarakat pun bergotong-royong untuk memindahkan semua jenazah yang ada di Sungai Tanam, Uncak Mendalam.

Tepatnya tahun 1922 Rumah Mayat (Kulambu) itu didirikan di sisi Sungai Menawik. Masyarakat pun bergotong-royong untuk memindahkan semua jenazah yang ada di Sungai Tanam, Uncak Mendalam.

Proses pemindahan pun tak sembarangan, Jenazah-jenazah yang memang berada di peti dan disimpan pada rumah panggung (Rumah Mayat Kulambu) itu pun dipindah dengan ritual dan tradisi yang ada.

Proses pemindahan pun tak sembarangan, Jenazah-jenazah yang memang berada di peti dan disimpan pada rumah panggung (Rumah Mayat Kulambu) itu pun dipindah dengan ritual dan tradisi yang ada.

Beginilah kondisi terkini Rumah Mayat (Kulambu) yang sangat memprihatinkan. Ada atapnya yang sudah rapuh dan rusak, ada juga kayu tumpuan atau pondasi kaki yang mulai reyot.

Beginilah kondisi terkini Rumah Mayat (Kulambu) yang sangat memprihatinkan. Ada atapnya yang sudah rapuh dan rusak, ada juga kayu tumpuan atau pondasi kaki yang mulai reyot.

Juru Rawat Rumah Mayat Kulambu, Dominikus Giling menunjukkan salah satu peti mati. Menurutnya, pemindahan jenazah diambil dengan perahu hiasan, prosesnya juga dilakukan dengan tembakan dengan diirinig musik tradisi.

Juru Rawat Rumah Mayat Kulambu, Dominikus Giling menunjukkan salah satu peti mati. Menurutnya, pemindahan jenazah diambil dengan perahu hiasan, prosesnya juga dilakukan dengan tembakan dengan diirinig musik tradisi.

Inilah salah satu tengkorang salah satu raja di Suku Dayak Taman dengan bergigi emas.

Inilah salah satu tengkorang salah satu raja di Suku Dayak Taman dengan bergigi emas.

Rumah Mayat (Kulambu) suku dayak Taman ini memang dianggap oleh masyarakat sebagai peninggalan dan tradisi yang sangat berharga.

Rumah Mayat (Kulambu) suku dayak Taman ini memang dianggap oleh masyarakat sebagai peninggalan dan tradisi yang sangat berharga.

Menurut filosofinya yang diceritakan adalah Rumah Mayat yang didirikan oleh kakek nenek moyang pada semasa dia hidup, mencerminkan suku Dayak Taman adalah orang yang saling bergotong-royong, saling membantu, dan makanan yang ada sedikitpun tetap pun dibagi-bagi.

Menurut filosofinya yang diceritakan adalah Rumah Mayat yang didirikan oleh kakek nenek moyang pada semasa dia hidup, mencerminkan suku Dayak Taman adalah orang yang saling bergotong-royong, saling membantu, dan makanan yang ada sedikitpun tetap pun dibagi-bagi.

Begitu juga dengan para leluhur yang telah mati, diakuinya mereka tetap ingin berkumpul dan bersama-sama di Rumah Mayat (Kulambu). Baik dalam keadaan hidup dan mati tetap selalu bersama.

Begitu juga dengan para leluhur yang telah mati, diakuinya mereka tetap ingin berkumpul dan bersama-sama di Rumah Mayat (Kulambu). Baik dalam keadaan hidup dan mati tetap selalu bersama.

Rumah Mayat ini diakui keberadaanya biar dikenang, dari hidup sampai mati tetap bergotong-royong dan saling mambantu bersama-sama.

Rumah Mayat ini diakui keberadaanya biar dikenang, dari hidup sampai mati tetap bergotong-royong dan saling mambantu bersama-sama.

Ini adalah salah satu jenazah yang baru saja dimakamkan masih berbalut kain yang baru dan perbekalan di atasnya (tertutup kain berwarna merah).

Ini adalah salah satu jenazah yang baru saja dimakamkan masih berbalut kain yang baru dan perbekalan di atasnya (tertutup kain berwarna merah).

Bagi masyarakat Dayak Taman, Rumah Mayat (Kulambu) ini menjadi Satu-satunya harapan masyarakat yang berharga bagi Suku Dayak Taman yang menjadi pengingglan dari kakek nenek moyangnya.

Bagi masyarakat Dayak Taman, Rumah Mayat (Kulambu) ini menjadi Satu-satunya harapan masyarakat yang berharga bagi Suku Dayak Taman yang menjadi pengingglan dari kakek nenek moyangnya.

Perbekalan jenazah yang turut dibawakan oleh saudaranya yang masih hidup.

Perbekalan jenazah yang turut dibawakan oleh saudaranya yang masih hidup.

Tengkorak Sapi ini sebagai tanda atau lambang kendaraan jenazah ke alam kuburnya.

Tengkorak Sapi ini sebagai tanda atau lambang kendaraan jenazah ke alam kuburnya.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA