Sukabumi - Padi begitu sakral di tiga kasepuhan Sukabumi ini. Selain tak dijual, hasil bumi yang hanya dipanen setahun sekali itu berbentuk organik.
Cerita Padi yang Begitu Sakral di 3 Kasepuhan Sukabumi
Tiga kasepuhan di Sukabumi ini sudah turun temurun menanam padi organik. Padi hasil panennya tak pernah dijual dan mampu disimpan hingga puluhan tahun.
Nasi organik di Kasepuhan Sinaresmi, Cipata Mulya, dan Ciptagelar bukan sembarang nasi. Karena, nasi di sana terlihat tidak bersih. Tetapi, justru itu keunggulannya. Nasi tersebut mampu bertahan hingga berhari-hari setelah dimasak.
Warna nasinya pun tidak seputihΒ hasil gabah yangΒ dikupas dengan penggilingan. Karena, Kasepuhan Sinaresmi, Cipata Mulya, dan Ciptagelar tidak menggunakan mesin selep gabah, tetapi beras yang dihasilkan adalahΒ gabah yangΒ ditumbuk dengan lesung.
Abah Asep Nugraha, pemimpin di Kasepuhan Sinaresmi menyebut ada hari pantangan bagi warga untuk menggarap sawah.Β Β βPantangan bagi kami, di antaranya ya, tidak boleh bekerja di hari Jumat. Lalu, intinya tidak boleh menjual nasi dan itungannya cuma lauk saja kalau mau dikenai harga," kataΒ Abah Asep.Β
Ibu-ibu di Kampung Adat SinaresmiΒ bergantian menjaga tungku atau membuat dapur di kasepuhan selalu menyala. Merekalah yang memasak nasi, sayur, hingga lauk pauk.
Nasi di Imah Gede tak dijual. Makanan itu untuk pendatang dari luar atau tamu abah atau orang yang dituakan di desa wisata.
Aneka makanan dibuat ibu-ibu di Kampung Adat Sinaresmi ini. Bahannya diambil langsung dari ladang dan sawah.
Leluhur Kasepuhan Sinaresmi, Cipata Mulya, dan Ciptagelar berasal dari Bogor. KetigaΒ kasepuhan itu sudah memasuki Generasi ke-10.
βBuktinya itu masih ada prasasti di Bogor yang menunjukkan mereka leluhur kami di abad ke-16. Bidang kami di pertanian khusus padi lokal,β ujarΒ Asep.
Kampung Adat Sinaresmi jadi titik masuk ke Ciptagelar. Dari sini,Β jalanan mulai rusak dan mengerikan. Jalur ini, bukan jalan idealΒ untuk dilewati traveler di saat hujan.
Dalam menanam padi, Kasepuhan Sinaresmi, Cipata Mulya, dan Ciptagelar hanya boleh menanam satu kali dalam setahun. Karena, bumi itu dianggap sebagai ibu dan bapak langit.
Padi-padi yang dihasilkan Kasepuhan Sinaresmi, Cipata Mulya, dan Ciptagelar akan disimpan di lumbung padi yang dinamakan leuit.β¨ Satu lumbung besar bisa menyimpan 3.000 ikat padi dengan 1 ikatnya seberat 3 kilogram.
βLeuit itu yang paling besar bisa menyimpan 2.000 ikat sampai yang paling kecil 500. Kalau sudah berumah tangga wajib memilikinya,β kataΒ Asep.

Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan