10 Kota Tersehat di Dunia (2)

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Wisata Sehat

10 Kota Tersehat di Dunia (2)

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 19 Mar 2015 16:34 WIB
10 Kota Tersehat di Dunia (2)
(CNN)
Kopenhagen - Berlibur ke kota tersehat di dunia tentunya dapat menjadi sarana bagi traveler untuk mengambil sisi positif, serta ikut menjalankan cara hidup sehat. Paling tidak, ada 10 kota tersehat di dunia ini. Apa saja?

Kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh cara hidup, tetapi juga lingkungan tempat tinggal. Kota yang sehat mempermudah penduduk dan traveler yang berkunjung untuk menjalani gaya hidup sehat. Dilansir detikTravel dari CNN, Kamis (19/3/2015), inilah 10 kota tersehat di dunia bagian kedua:

6. New York, AS

(CNN)
New York di AS memang tidak terlihat seperti kota yang sehat. Kota ini cukup padat dan berisik, pejalan kaki di trotoar juga harus waspada akan bahaya yang bisa datang di saat-saat tak terduga. Tetapi, New York itu bagaikan surga bagi traveler yang tidak suka asap rokok.

Dari berbagai kota besar yang ada di dunia, New York menjadi salah kota tegas dalam hal anti rokok. Semua ini berawal dari 2 abad yang lalu, ketika menyadari betapa bahayanya menjadi perokok pasif. Para perokok pasif mempunyai kemungkinan yang sama dengan perokok aktif untuk terkena penyakit paru-paru.

New York kemudian melarang warganya merokok di tempat kerja. Pada tahun 2002, Walikota Michael Bloomberg memperluas larangan merokok yang mencakup bar dan restoran. Larangan ini rupanya ampuh untuk mengurangi jumlah perokok.

Tahun 2011, Bloomberg mengeluarkan aturan bahwa merokok di taman kota, pantai dan trotoar itu ilegal. Tempat untuk merokok dengan bebas pun semakin berkurang. Selain itu, ada pula batasan umur yang diperbolehkan membeli rokok dan produk tembakau secara legal. Pajak penjualan tembakau juga ditingkatkan dan berdampak pada naiknya harga rokok.

7. Jonkoping, Swedia

(CNN)
Jumlah penduduk lansia dengan usia 65 tahun semakin meningkat di negara barat. Pemerintah pun butuh suatu sistem yang dapat memberikan pelayan kesehatan untuk lansia yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah Kota Jonkoping di Swedia membuat sebuah inisiatif bernama Proyek Esther.

Esther bukanlah pasien lansia sungguhan. Dia hanyalah figur yang menggambarkan seorang wanita Swedia tua dengan penyakit kronik yang butuh perawatan. Proyek ini dibuat oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya di Swedia.

Proyek Esther ini bertujuan untuk membantu tenaga medis untuk memberikan kesempurnaan dalam setiap proses perawatan yang diberikan kepada lansia. Proyek ini telah berjalan dan tergolong sukses.

Banyak penurunan pasien lansia di berbagai rumah sakit. Saat traveling ke Jonkoping, traveler bisa jalan-jalan sambil melihat langsung para lansia yang masih sehat. Bisa juga sambil berbagi cerita mengenai bagaimana bagusnya pelayanan kesehatan yang ada.

8. Havana, Kuba

(CNN)
Sepertinya, Havana di Kuba ini bisa dinobatkan menjadi kota tersehat yang ada di bumi. Walaupun sedang dilanda kemiskinan dan tidak mempunyai teknologi memadai untuk pelayanan kesehatan, Kuba punya cara pencegahan penyakit yang tergolong baik.

Saat traveler datang ke Kuba, mungkin ada banyak penduduk yang berusia tua namum masih sehat. Harapan hidup waraganya mencapai 79 tahun, dimana usia ini sama dengan harapan hidup di AS. Bahkan, tingkat kematian bayi pun lebih rendah dari AS.

Pemerintah Kuba hanya menghabiskan rata-rata US$ 400 (Rp 5,1 juta) per orang untuk layanan kesehatan, sedangkan AS mencapai US$ 9.000 (Rp 116 juta). Yang menjadi pertanyaan adalah, dengan perbedaan yang ada, bagaimana mungkin warga Kuba bisa lebih sehat dari AS? Ternyata jawabannya adalah pencegahan.

Hampir 100% vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan reguler diberikan kepada warga lokal. Selama di Havana, traveler juga bisa melihat muda mudi yang terampil memberikan pertolongan medis tingkat dasar. Anak-anak juga diajari pertolongan pertama yang sangat berguna karena Havana sering dilanda badai.

9. Singapura

(CNN)
Selama ini, Singapura menjadi salah satu tujuan wisata medis bagi traveler Indonesia dan sekitarnya. Hal ini tak mengherankan karena Singapura mempu memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dengan biaya yang masuk akal.

Rupanya, Kementerian Kesehatan memberlakukan aturan yang mewajibkan warga Singapura untuk bergabung dalam program simpanan kesehatan, namanya Medisave. Simpanan ini nantinya akan digunakan jika pemiliknya menderita penyakit di masa depan.

Semua biaya kesehatan harus tersaji dengan jelas. Selain itu, pemerintah juga memegang kontrol atas perusahaan asuransi. Di Singapura, perumahan, air, makanan, kualitas udara, taman dan fasilitas pendukung hidup sehat lainnya juga terkontrol.

Kampanye makanan tanpa lemak jenus, rental sepeda dan anti rokok juga ada di Singapura. Pemerintah juga mendirikan badan yang khusus mengurus promosi diet sehat, olahraga, edukasi dan pemeriksaan kesehatan reguler.

10. Napa, AS

(CNN)
Napa di California, AS punya banyak alasan masuk dalam daftar kota tersehat di dunia. Kota ini punya banyak lahan subur yang bisa ditanami berbagai sayuran dan buah. Napa juga punya banyak jalur hiking dan sepeda yang asyik untuk liburan sambil berolahraga.

Napa memang terkenal sebagai penghasil wine. Banyak tur ke kebun anggur di lembah-lembah yang menarik perhatian banyak wisatawan. Penduduk Napa memanfaatkan banyaknya kebun anggur untuk menghasilan produk wine lokal.

Warga Napa tetap banyak yang mengkonsumsi wine, walaupun hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Italia menyebutkan bahwa kadar antioksidan di dalam red wine tidak memperpanjang umur.

Di Napa juga ada berbagai komunitas yang berguna bagi kesehatan dan semakin mempererat komunikasi sosial antar warga. Ada komunitas ibu menyusui dan juga hula hoop. Warga Napa juga sering membuat pesta sambil makan zucchini yang dipetik dari ladang sendiri.
Halaman 2 dari 6
New York di AS memang tidak terlihat seperti kota yang sehat. Kota ini cukup padat dan berisik, pejalan kaki di trotoar juga harus waspada akan bahaya yang bisa datang di saat-saat tak terduga. Tetapi, New York itu bagaikan surga bagi traveler yang tidak suka asap rokok.

Dari berbagai kota besar yang ada di dunia, New York menjadi salah kota tegas dalam hal anti rokok. Semua ini berawal dari 2 abad yang lalu, ketika menyadari betapa bahayanya menjadi perokok pasif. Para perokok pasif mempunyai kemungkinan yang sama dengan perokok aktif untuk terkena penyakit paru-paru.

New York kemudian melarang warganya merokok di tempat kerja. Pada tahun 2002, Walikota Michael Bloomberg memperluas larangan merokok yang mencakup bar dan restoran. Larangan ini rupanya ampuh untuk mengurangi jumlah perokok.

Tahun 2011, Bloomberg mengeluarkan aturan bahwa merokok di taman kota, pantai dan trotoar itu ilegal. Tempat untuk merokok dengan bebas pun semakin berkurang. Selain itu, ada pula batasan umur yang diperbolehkan membeli rokok dan produk tembakau secara legal. Pajak penjualan tembakau juga ditingkatkan dan berdampak pada naiknya harga rokok.

Jumlah penduduk lansia dengan usia 65 tahun semakin meningkat di negara barat. Pemerintah pun butuh suatu sistem yang dapat memberikan pelayan kesehatan untuk lansia yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah Kota Jonkoping di Swedia membuat sebuah inisiatif bernama Proyek Esther.

Esther bukanlah pasien lansia sungguhan. Dia hanyalah figur yang menggambarkan seorang wanita Swedia tua dengan penyakit kronik yang butuh perawatan. Proyek ini dibuat oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya di Swedia.

Proyek Esther ini bertujuan untuk membantu tenaga medis untuk memberikan kesempurnaan dalam setiap proses perawatan yang diberikan kepada lansia. Proyek ini telah berjalan dan tergolong sukses.

Banyak penurunan pasien lansia di berbagai rumah sakit. Saat traveling ke Jonkoping, traveler bisa jalan-jalan sambil melihat langsung para lansia yang masih sehat. Bisa juga sambil berbagi cerita mengenai bagaimana bagusnya pelayanan kesehatan yang ada.

Sepertinya, Havana di Kuba ini bisa dinobatkan menjadi kota tersehat yang ada di bumi. Walaupun sedang dilanda kemiskinan dan tidak mempunyai teknologi memadai untuk pelayanan kesehatan, Kuba punya cara pencegahan penyakit yang tergolong baik.

Saat traveler datang ke Kuba, mungkin ada banyak penduduk yang berusia tua namum masih sehat. Harapan hidup waraganya mencapai 79 tahun, dimana usia ini sama dengan harapan hidup di AS. Bahkan, tingkat kematian bayi pun lebih rendah dari AS.

Pemerintah Kuba hanya menghabiskan rata-rata US$ 400 (Rp 5,1 juta) per orang untuk layanan kesehatan, sedangkan AS mencapai US$ 9.000 (Rp 116 juta). Yang menjadi pertanyaan adalah, dengan perbedaan yang ada, bagaimana mungkin warga Kuba bisa lebih sehat dari AS? Ternyata jawabannya adalah pencegahan.

Hampir 100% vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan reguler diberikan kepada warga lokal. Selama di Havana, traveler juga bisa melihat muda mudi yang terampil memberikan pertolongan medis tingkat dasar. Anak-anak juga diajari pertolongan pertama yang sangat berguna karena Havana sering dilanda badai.

Selama ini, Singapura menjadi salah satu tujuan wisata medis bagi traveler Indonesia dan sekitarnya. Hal ini tak mengherankan karena Singapura mempu memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dengan biaya yang masuk akal.

Rupanya, Kementerian Kesehatan memberlakukan aturan yang mewajibkan warga Singapura untuk bergabung dalam program simpanan kesehatan, namanya Medisave. Simpanan ini nantinya akan digunakan jika pemiliknya menderita penyakit di masa depan.

Semua biaya kesehatan harus tersaji dengan jelas. Selain itu, pemerintah juga memegang kontrol atas perusahaan asuransi. Di Singapura, perumahan, air, makanan, kualitas udara, taman dan fasilitas pendukung hidup sehat lainnya juga terkontrol.

Kampanye makanan tanpa lemak jenus, rental sepeda dan anti rokok juga ada di Singapura. Pemerintah juga mendirikan badan yang khusus mengurus promosi diet sehat, olahraga, edukasi dan pemeriksaan kesehatan reguler.

Napa di California, AS punya banyak alasan masuk dalam daftar kota tersehat di dunia. Kota ini punya banyak lahan subur yang bisa ditanami berbagai sayuran dan buah. Napa juga punya banyak jalur hiking dan sepeda yang asyik untuk liburan sambil berolahraga.

Napa memang terkenal sebagai penghasil wine. Banyak tur ke kebun anggur di lembah-lembah yang menarik perhatian banyak wisatawan. Penduduk Napa memanfaatkan banyaknya kebun anggur untuk menghasilan produk wine lokal.

Warga Napa tetap banyak yang mengkonsumsi wine, walaupun hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Italia menyebutkan bahwa kadar antioksidan di dalam red wine tidak memperpanjang umur.

Di Napa juga ada berbagai komunitas yang berguna bagi kesehatan dan semakin mempererat komunikasi sosial antar warga. Ada komunitas ibu menyusui dan juga hula hoop. Warga Napa juga sering membuat pesta sambil makan zucchini yang dipetik dari ladang sendiri.

(shf/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Wisata Sehat
Travel Highlight Wisata Sehat
18 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads