Sabtu, 30 Mei 2015 16:10 WIB
INTERNATIONAL DESTINATIONS
Kapan Indonesia Sebersih Jepang?
Afif Farhan
detikTravel

Osaka - Satu hal yang membuat turis nyaman saat traveling ke Jepang, adalah soal kebersihan. Baik di jalanan, dalam kereta sampai di objek wisata, semuanya bebas sampah. Apa sih rahasianya?
"Jepang memang terkenal dengan kebersihannya. Itu sudah sejak dari dulu," ujar Tatsuo Yoshino, seorang pemandu wisata asli Jepang kepada saya saat perjalanan menjelajahi Jepang bersama rombongan media dari Jakarta, atas undangan Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific, Jumat (29/5/2015) di Hotel New Hankyu, Osaka.
Sejak mendarat di Fukuoka pada awal pekan ini, saya benar-benar membuktikan (seperti yang dikatakan traveler yang sudah pergi ke Jepang) kalau Jepang memang bersih. Dari kota kecil Hakata, Hiroshima, Okayama sampai Osaka, tidak ada sampah berceceran di jalanan.
"Dalam budaya kami, setiap pagi baik orang tua dan anak-anak membersihkan lingkungan di sekitarnya," tuturnya.
Dalam keseharian masyarakat Jepang, mereka membagi sampah dalam beberapa bagian di tempat sampah. Dari sampah kering, sampah basah, sampah botol sampai majalah dan koran. Tak hanya di tempat-tempat umum, tempat sampah seperti itu juga ada di dalam rumah.
Ternyata, hal tersebut merupakan peraturan pemerintah. Khusus di rumah, setiap pagi terdapat truk sampah yang berkeliling untuk mengangkut sampah. Saat itulah, orang-orang mengeluarkan sampahnya agar tidak menumpuk di dalam rumah.
Bagi masyarakat Jepang sendiri, membuang sampah di jalanan bukanlah budaya mereka. Mereka akan enggan melakukannya sebab akan menganggu pemandangan dan lingkungannya bakal dicap jelek.
"Karena kota kita adalah kebanggan kita, makanya kita harus menjaganya," tegas Yoshino.
Oleh sebab itulah, Anda akan sulit menemukan sampah saat traveling di Jepang. Khusus di wilayah pedesaan, tingkat kebersihannya lebih tinggi dari di kota.
"Di desa itu lebih bersih daripada di kota. Kalau Anda bilang, kota-kota seperti Osaka ini bersih, tapi tidak untuk standar saya," tutur Yoshino yang sudah berkepala tujuh.
Kebersihan di Jepang, mungkin jadi 'shock culture' bagi traveler Indonesia. Selain masyarakat Jepang yang menghargai waktu, mereka juga sangat menghargai lingkungan. Sebab mereka tahu, kotor itu tidak baik.
"Kami menjaga kebersihan, di mana pun itu," pungkasnya.
(Sri Anindiati Nursastri/Sri Anindiati Nursastri)
"Jepang memang terkenal dengan kebersihannya. Itu sudah sejak dari dulu," ujar Tatsuo Yoshino, seorang pemandu wisata asli Jepang kepada saya saat perjalanan menjelajahi Jepang bersama rombongan media dari Jakarta, atas undangan Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific, Jumat (29/5/2015) di Hotel New Hankyu, Osaka.
Sejak mendarat di Fukuoka pada awal pekan ini, saya benar-benar membuktikan (seperti yang dikatakan traveler yang sudah pergi ke Jepang) kalau Jepang memang bersih. Dari kota kecil Hakata, Hiroshima, Okayama sampai Osaka, tidak ada sampah berceceran di jalanan.
"Dalam budaya kami, setiap pagi baik orang tua dan anak-anak membersihkan lingkungan di sekitarnya," tuturnya.
Dalam keseharian masyarakat Jepang, mereka membagi sampah dalam beberapa bagian di tempat sampah. Dari sampah kering, sampah basah, sampah botol sampai majalah dan koran. Tak hanya di tempat-tempat umum, tempat sampah seperti itu juga ada di dalam rumah.
Ternyata, hal tersebut merupakan peraturan pemerintah. Khusus di rumah, setiap pagi terdapat truk sampah yang berkeliling untuk mengangkut sampah. Saat itulah, orang-orang mengeluarkan sampahnya agar tidak menumpuk di dalam rumah.
Bagi masyarakat Jepang sendiri, membuang sampah di jalanan bukanlah budaya mereka. Mereka akan enggan melakukannya sebab akan menganggu pemandangan dan lingkungannya bakal dicap jelek.
"Karena kota kita adalah kebanggan kita, makanya kita harus menjaganya," tegas Yoshino.
Oleh sebab itulah, Anda akan sulit menemukan sampah saat traveling di Jepang. Khusus di wilayah pedesaan, tingkat kebersihannya lebih tinggi dari di kota.
"Di desa itu lebih bersih daripada di kota. Kalau Anda bilang, kota-kota seperti Osaka ini bersih, tapi tidak untuk standar saya," tutur Yoshino yang sudah berkepala tujuh.
Kebersihan di Jepang, mungkin jadi 'shock culture' bagi traveler Indonesia. Selain masyarakat Jepang yang menghargai waktu, mereka juga sangat menghargai lingkungan. Sebab mereka tahu, kotor itu tidak baik.
"Kami menjaga kebersihan, di mana pun itu," pungkasnya.
(Sri Anindiati Nursastri/Sri Anindiati Nursastri)