Jika biasanya olahraga polo dilakukan dengan menggunakan kuda, maka lain halnya di Nepal. Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 1982, alih-alih menggunakan kuda, gajahlah yang menjadi kendaraan utama. Seperti dilihat detikTravel dari website resmi asosiasinya di elephantpolo.com, Senin (27/4/2015).
Kompetisi ini diselenggarakan setiap tahunnya di bulan November, antara tanggal 24-28. Memasuki tahun penyelenggaraan yang ke 33, kompetisi ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa negara seperti India, Thailand, Sri Lanka, Skotlandia, Swiss dan tak lupa sang tuan rumah yaitu Nepal.
Permainan polo dilakukan secara tim, satu tim terdiri dari empat orang. Tujuan utamanya tentu saja mencetak gol ke gawang lawan. Tim yang paling banyak mencetak gollah yang memenangkan pertandingan.
Peraturan permainan polo yang biasanya berlaku pun sedikit diubah untuk menyesuaikan dengan hewan tunggangan yang digunakan. Aturan itu antara lain, sang gajah tidak boleh berbaring di depan gawang saat lawannya hendak mencetak gol, sang gajah juga tidak boleh mengambil bola langsung dengan menggunakan belalainya. Jika sang gajah melanggar, maka timnya akan mendapat hukuman tendangan bebas. Ada-ada saja!
Olahraga polo memang terkenal sejak lama dilakukan oleh para bangsawan. Tidak heran jika olahraga ini dijuluki olahraga para raja. Namun, polo gajah ini bukan hanya sekedar olahraga dan kompetisi saja.
Ada nilai konservasi yang coba diterapkan oleh pihak penyelenggara, yaitu sebagian hasil kejuaraan akan didonasikan untuk keberlangsungan usaha konservasi gajah yang mulai langka. Gajah yang dijadikan tunggangan pun dipastikan benar kondisi kesehatannya, nutrisnya pun dicukupi, serta jauh dari hal-hal yang menyebabkan sang gajah stress.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom