Mereka yang Masih Percaya Bumi Ini Datar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mereka yang Masih Percaya Bumi Ini Datar

Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 17 Des 2015 19:10 WIB
Mereka yang Masih Percaya Bumi Ini Datar
Masyarakat Suku Mustang (Ram Sharan Upreti/Youtube)
Mustang -

Ini adalah kisah Suku Mustang yang terpencil di Nepal. Mereka tinggal di sekitar Pegunungan Himalaya dan masih menjaga adat istiadatnya. Termasuk, kepercayaan kalau Bumi ini datar.

Menyebut nama Nepal, biasanya pikiran traveler akan tertuju pada Puncak Everest. Puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl yang mejadi incaran para pendaki. Tapi terdapat juga satu hal yang menarik di sana, yakni Suku Mustang di distrik Mustang yang terbagi dalam delapan desa.

Dari situs ABC Australia yang ditengok detikTravel, Kamis (17/12/2015) distrik Mustang masuk di kawasan Jomson. Jaraknya sekitar 360 km dari Kathmandu, ibukota negara Nepal atau sekitar 8 jam perjalanan darat. Bisa pula ditempuh dengan pesawat perintis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Suku Mustang tinggal di sekitar Pegunungan Himalaya (Eric Campbell/ABC Australia)

Suku Mustang ini tinggal di daratan tinggi Pegunungan Himalaya yang benar-benar tepat di perbatasan Nepal dan Tiongkok. Meski masuk dalam wilayah Nepal, mereka aslinya berasal dari Tibet dan menganut kepercayaan Buddha.

Bahkan, distrik Mustang juga dikenal dengan nama Kerajaan Lo. Sejarahnya, seorang panglima perang Tibet pertama kali menginjakan kaki di sana dan membuat pemukiman pada tahun 1380. Masyarakat dari Tibet pun banyak berpindah dan hidup di sana.

Hingga kini, tak heran Suku Mustang begitu menjaga dan mempertahankan tradisi dan adat dari Tibet. Termasuk salah satunya, mereka percaya kalau Bumi ini bentuknya datar. Sehingga, mereka tidak berani untuk menjelajahi dunia karena akan terperosok ke dalam jurang di ujungnya.


Suku Mustang dengan kuda sebagai transportasi sehari-hari (Marianne Leitch/ABC Australias)

Beberapa peneliti budaya menilai, Suku Mustang juga menolak masuknya dunia luar seperti teknologi ke tanah mereka. Mereka masih tetap setia menggunakan kuda dan berjalan kaki, daripada tanahnya dihancurkan untuk jalan raya. Bahkan sampai sebelum tahun 1991, mereka menolak para pendatang untuk datang dan hidup di sana.

Namun tentu saja, hal tersebut justru menjadi daya tarik untuk turis. Walau kehidupannya masih sangat 'orisinil', tak sedikit turis yang datang ke sana untuk melihat dan berkenalan dengan Suku Mustang dari dekat. Kabarnya, dalam satu tahun Suku Mustang punya banyak perayaan semacam festival dari tari-tarian sampai musik.


Aneka pagelaran dari Suku Mustang (Ram Sharan Upreti/Youtube)

Namun, butuh perjalanan yang tidak mudah dan tidak murah untuk bertemu dengan Suku Mustang yang menetap di ketinggian di atas 3.000 mdpl ini. Perjalanan yang sangat jauh cukup menguras keringat dan biaya. Bahkan, salah satu operator tur, World Expeditions mematok harga USD 3.560 atau nyaris seharga Rp 50 juta untuk bertemu Suku Mustang.

Di balik keunikannya, Suku Mustang sendiri dalam status 'terancam punah'. Usut punya usut, merekalah suku terakhir yang masih menjaga keaslian dari tradisi dan ajaran Tibet.


Anak-anak Suku Mustang (Carsten Nebel/Youtube)

(sst/sst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads