Lenggak-lenggok air mancur dan pilar emas menyambut para tamu di lobi Burj Al Arab, Dubai, hotel yang mematok harga kamar sampai ratusan juta rupiah. Mewah!
Burj Al Arab, Dubai, hotel dengan struktur bangunan bak siluet kapal berlayar ini sudah mengundang decak kagum saat dibuka tahun 1999 lalu. Biaya pembangunannya mencapai USD 650 juta atau setara Rp 9 triliun.
Sabtu (23/01/2015) pagi waktu setempat, detikTravel berkesempatan mengunjungi hotel dengan tinggi 321 meter, lima besar hotel tertinggi di dunia ini. Ditemani Elena Viotinskaya, Marketing & PR Coordinator Burj Al Arab, detikTravel menjejakkan kaki di spot-spot yang sangat menawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Ine/detikTravel)
Kaki kemudian melangkah ke restoran seafood Al Mahara. Melewati cangkak tiram emas besar sebagai pintu masuk, detikTraval bagaikan diajak menyelami dasar laut. Akuarium besar di tengah ruangan yang berdiri sampai langit-langit restoran menjadi pusat perhatian. Siapkan dana 2.000 Dirham (Rp 7,5 juta) untuk makan berdua dan mencicip beragam menu andalan seperti Maine Lobster, Alaskan King Crab, Foie Gras Ravioli, dan Sea Bass with Almond Sauce.
Lepas menyelami dunia bawah laut, destinasi berikutnya adalah Al Muntaha dan SkyView Bar, resto yang berada di lantai 27. Dari ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, ditemani denting piano dan kursi kulit yang memeluk raga, saya menikmati langit biru dan The Palm Jumeirah (pulau buatan yang berbentuk pohon palem). Damai rasanya.
Tak hanya memuaskan selera makan, Burj Al Arab juga memanjakan tamu hotelnya dengan Talise Spa & Fitness. Menyenangkannya dari area dua lantai ini adalah para wanita mendapat perhatian khusus. Ada kolam renang yang hanya boleh dipergunakan kaum hawa. Lelaki dilarang masuk.
(Ine/detikTravel)
Beranjak dari restoran dan spa, akhirnya tiba saatnya untuk menyaksikan sendiri kamar hotel bernilai puluhan sampai ratusan juta rupiah per malamnya. Pintu kayu besar dengan bingkai emas dibuka oleh Elena. Terpapar di hadapan adalah ruangan mewah berlantai marmer dan tangga setengah melingkar dengan karpet menghampar. Nuansa emas sangat mendominasi.
Menurut Elena, ada 220 kamar dengan kelas suite di hotel tersebut. Masing-masing kamar pasti memiliki dua lantai. Lantai bawah diisi ruang keluarga dengan sofa-sofa besar, ruang kerja, ruang makan, dan tempat penyimpanan koper. Kamar tidur ada di lantai atas.
Ranjang besar khas Timur Tengah dengan warna batu-batu permata mengisi ruang kamar tidur. Melengkapi kamar tidur adalah kamar mandi dengan hamparan marmer, cermin besar dan bath tub melingkar. Para wanita pasti merasa bak ratu jika menginap di sini. Ada walk in closet dan ruang rias sendiri.
(Ine/detikTravel)
Kamar termurah adalah kelas deluxe one bedroom suite. Memiliki luas ruangan 170 meter persegi, kamar yang hanya bisa ditempati 2 orang dewasa dan 2 anak ini bernilai 7.000 Dirham (sekitar Rp 25 juta) per malam.
Kamar termahalnya adalah kelas royal suite yang hanya tersedia dua. Ruangan royal suite berukuran 780 meter persegi. Sangat besar untuk ukuran kamar hotel. Bahkan rata-rata rumah di Jakarta tak seluas itu.
Kamar utamanya ada dua dengan masing-masing kamar mandi yang dilengkapi jacuzzi dan perlengkapan mandi dari Hermes. Di lantai bawah ada satu kamar tamu. Memanjakan penghuninya, royal suite dipersenjatai satu remote control yang mengatur semua pelengkap ruangan seperti TV, pemutar musik, gordyn, lampu dan pendingin ruangan. Tak ketinggalan ada iPad berlapir emas 24 karat untuk menemani menghabiskan waktu luang. Tamu royal suite memiliki lift dan pelayan pribadi yang siap melayani 24 jam dalam sehari.
(Ine/detikTravel)
Harus membayar berapa? Harga per malamnya berubah-ubah. Saat low season, tamu harus menyiapkan 35 ribu Dirham (Rp 135 juta) untuk menginap per malam. Sedangkan saat high season, harganya melonjak dua kali lipat.
Tentang bintang tujuh, beberapa tulisan di internet yang beredar menyatakan predikat tersebut bukanlah diberikan oleh lembaga resmi. Seorang wartawan asal Eropa yang pernah menginap di Burj Al Arab beberapa tahun lalu menyematkan bintang tujuh karena merasa hotel tersebut sangat mewah dibanding hotel berbintang lainnya yang pernah ia nikmati.
"Hotel ini tidak ada bandingannya. Kamu tidak bisa membandingkan layanan dan fasilitas yang ada di sini dengan hotel lainnya. Karenanya Burj Al Arab disebut hotel bintang tujuh," ujar Elena.
Menurut Elena, hampir setengah tamu Burj Al Arab merupakan turis China dan Rusia. Sedikit sekali yang dari Indonesia. Mau lihat videonya? Ini dia.
(iny/aff)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan