Ledakan reaktor 4 pembangkit listrik Chernobyl pada 26 April 1986 bisa dibilang sebagai tragedi nuklir terburuk sepanjang sejarah. Banyak korban tewas, kota-kota di sekitar Chernobyl terpapar radiasi dan akhirnya ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya.
Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (8/9/2016), setelah lama ditinggalkan penduduk, kawasan yang dikenal sebagai Zona Eksklusi Chernobyl dan Kota Pripyat mulai terbuka untuk wisatawan sekitar tahun 2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi tetap saja, banyak yang menganggap kunjungan ke Zona Eksklusi Chernobyl dan Kota Pripyat cukup berbahaya. Besar kemungkinan traveler terpapar radiasi jika tidak mematuhi aturan-aturan yang berlaku selama tur berlangsung. Tur ini pun mengundang kontroversi banyak pihak.
Untuk bisa berkunjung ke sana, traveler bisa ikut dengan operator yang menyediakan tur Chernobyl. Wisatawan yang tertarik harus mendaftar terlebih dahulu minimal 10 hari sebelum hari H untuk mendapatkan izin masuk.
Jika sudah mendapat persetujuan, traveler harus menandatangi perjanjian bahwa selama di Zona Eksklusi tidak boleh menyentuh barang apapun serta vegetasi. Risiko terkontaminasi kabarnya bisa lebih besar ketika berada di dekat vegetasi.
Ketika tur dimulai, wisatawan akan berkeliling Zona Eksklusi termasuk Kota Pripyat yang lokasinya sekitar 2 km saja dari pembangkit listrik. Ketika ledakan terjadi, sekitar 50 ribu penduduk kota itu mengungsi, sehingga Pripyat kini terbengkalai bagai kota hantu.
Apartemen tak berpenghuni dengan cat yang mengelupas, reruntuhan bangunan serta barang-barang yang berserakan di mana-mana, menjadi pemandangan yang akan traveler saksikan. Sesekali ada hewan yang berkeliaran seperti rusa hingga serigala liar.
Usai berkeliling area tragedi masa lalu ini traveler tak bisa langsung pulang tanpa melewati pemeriksaan. Petugas akan melakukan pemindaian tubuh untuk menguji tingkat radiasi termasuk apakah ada debu radioaktif yang kemungkinan terbawa. Jika semua aman, barulah bisa meninggalkan tempat tersebut.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum