Setidaknya terdapat 5 atraksi hewan yang jadi kontroversial di berbagai negara. Atraksi hewan yang dimaksud sebenarnya kental dengan sejarah dan budaya suatu kehidupan masyarakat. Di lain sisi, justru banyak pihak yang mengecam karena atraksi tersebut pun menyiksa dan menjauhkan kehidupan aslinya dari alam liar.
Disusun detikTravel, Kamis (8/9/2016) berikut 5 atraksi hewan yang jadi kontroversial:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuil Harimau ini sebenarnya memiliki nama asli sebagai Kuil Wat Pa Luang Ta Bua. Kuil ini terletak di Kota Kanchanaburi, di sebelah barat Thailand dan berjarak sekitar 2 jam perjalanan darat dari Bangkok, Ibukota Thailand.
Sesuai namanya, kuil ini jadi 'rumah' bagi harimau berjenis sub Indochina, dengan nama ilmiah Panthera tigris corbetti. Totalnya terdapat 100 ekor harimau di sana. Harimaunya pun dipelihara dan sangat jinak, bahkan turis bisa mengelus dan berfoto bersamanya.
Di awal tahun 2016 merupakan akhir cerita dari Kuil Harimau ini. Sebab pemerintah Thailand menutup kuilnya, lalu mengangkut semua harimuanya ke balai konservasi untuk dilepaskan ke alam liar. Sebenarnya sudah banyak lembaga-lembaga yang mengecam kuilnya. Faktanya banyak harimau yang sakit karena tidak terurus dan desa-desus penjualan ilegal harimaunya.
2. Toro de la Vega, atraksi bantai banteng di Spanyol
Spanyol punya beberapa tradisi terkait dengan banteng yang menjadi atraksi wisata. Selain matador, terdapat Toro de la Vega yakni membantai banteng. Caranya cukup sadis, semua orang berlomba menombak banteng itu sampai mati!
Festival Toro de la Vega sudah berlangsung sejak 1453 di Kota Tordesillas. Seekor banteng akan dikejar di lokasi tertutup di Tordesillas menyeberangi jembatan Sungai Duero menuju ke lapangan lantas digiring kembali ke kota.
Atraksi ini membuat para lembaga-lembaga pemerhati satwa naik pitam. Atraksinya dinilai sangat barbar, dengan membunuh banteng yang caranya membabi buta. Sudah ada ratusan aktivis turun ke jalan untuk menolak atraksi Toro de la Vega.
Festival di Tordesillas ini dibolehkan menurut aturan hukum di daerah Castile dan Leon, mencakup wilayah Tordesillas sendiri. Artinya, festivalnya tetap berlangsung sampai saat ini walau banyak kecaman dan hujatan.
3. Kafe kucing di Tokyo
Neko no Te adalah suatu nama kafe kucing di Tokyo. Kafe yang sangat menggemaskan, punya 62 kucing dengan berbagai ukuran dan warna. Kucing-kucingnya dibebaskan di dalam kafe, sehingga pengunjung dapat bermain dengannya.
Tentu saja ini menjadi atraksi wisata bagi turis. Kapan lagi nongkrong di kafe, sambil mengelus kucing-kucing lucu. Namun di bulan April 2016 kemarin, merupakan akhir cerita Neko no Te. Pemerintah Jepang menutup kafe ini secara permanen.
44 Kucing dilaporkan petugas mengalami pilek, dan kafe diduga tidak menyediakan perawatan hewan yang tepat untuk kucing-kucingnya. Selain itu banyak di antara kucing ini sudah berusia tua dan punya riwayat kesehatan yang buruk. Dalam kondisi ruangan yang sempit, bibit penyakit diduga menyebar di antara semua kucing.
4. Memberi makan hiu lapar di Fiji
Mungkin atraksi wisata ini paling aneh dan menyeramkan yang pernah ada. Di Fiji, suatu kepulauan di Samudera Pasifik sana, wisatawan dapat menyelam ke laut dan memberi makan hiu!
Tepatnya, atraksi ini dilakukan di Pulau Nadi. Adalah Aqua-Trek Shark Dive, yang menawarkan atraksi tersebut kepada para penyelam. Mereka menjanjikan pengalaman bertemu hiu tanpa pengaman, alias langsung memberi makannya dari tangan.
Pendiri Aqua-Trek Shark Dive, Brandon Paige, sudah melakukan berbagi riset untuk memastikan kalau para diver bisa diving bareng hiu dengan aman. Brandon sendiri memilih tempat dengan kedalaman aman, dan mempekerjakan diver lokal yang handal.
Meski begitu, atraksi memberi makan hiu ini pun menuai kontroversi. Sejumlah ahli mengatakan kalau memberi makan hiu, akan membuat hiu menganggap manusia sebagai makanan. Kegiatan tersebut juga dapat membuat perubahan pada pola makan hiu.
5. Sabung ayam di China
Kota Turpan di China punya atraksi sabung ayam, yang sudah dilakukan sejak 200 tahun silam. Sabung ayam adalah, dua ayam akan diadu bertarung sampai salah satu ada yang mati. Ayam yang jadi pemenang, bakal punya nilai jual yang sangat tinggi!
Pemerintah Kota Turpan pun bakal mengemas sabung ayam menjadi atraksi wisata untuk memikat turis. Tentunya, turis bisa melihat langsung serunya sabung ayam sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan turis bagi kota di sebelah barat laut Provinsi Uigur itu.
Kecaman dari berbagai pihak muncul, khususnya dari pecinta hewan. Sabung ayam bukanlah suatu yang harus dipertontonkan dengan turis, apa bahagianya melihat ayam yang terkapar mati. Selain itu, praktek perjudian pun tak lepas dari atraksi ini.
Meski menjadi kontroversi, Pemerintah Kota Turpan tetap dalam pendiriannya. Mereka sedang menyiapkan regulasi yang mengatur agar kegiatan ini menjadi legal dan menarik bagi industri pariwisata. (aff/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol