Indah Nian Desa Tradisional Jepang yang Tertutup Salju

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari Jepang

Indah Nian Desa Tradisional Jepang yang Tertutup Salju

Firdaus Anwar - detikTravel
Kamis, 16 Feb 2017 12:15 WIB
Foto: Rumah-rumah di Shirikawa Go yang tertutup salju (Firdaus/detikTravel)
Gifu - Jepang selalu jadi incaran saat musim semi, karena bunga sakuranya. Siapa sangka, di musim dingin pun, Negeri Sakura ini punya pemandangan yang juga cantik.

detikTravel atas undangan dari Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata yaitu Shirakawa Go pada Sabtu (11/2) lalu. Shirakawa Go adalah salah satu tempat wisata di Jepang yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Mengapa Shirakawa Go ditetapkan sebagai warisan budaya dunia? Karena beberapa rumah di sana yang masih dibangun dengan cara tradisional. Rumah dibangun dari kayu yang diperoleh di hutan dan atapnya terbuat dari semacam jerami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dalam kondisi normal traveler bisa merasakan suasana pedesaan asli Jepang lengkap dengan pemandangan sistem irigasi dan hamparan padinya. Hanya saja ketika detikTravel berkunjung kondisi desa Shirakawa-go di tengah musim dingin. Salju menumpuk sekitar 1,5 meter dengan suhu mencapai -4 derajat celsius.

Sejauh mata memandang tumpukan putih salju menutupi berbagai hal mulai dari rumah, pohon, hingga kendaraan yang ada di desa Shirakawa Go. Ada kemacetan di beberapa tempat karena mobil turis harus berbagi jalan dengan traktor yang bekerja menyingkirkan salju. Ini menjadi pemandangan biasa di Jepang saat musim dingin tiba.

Salah satu rumah yang bernama Wada membuka rumahnya untuk bisa dinikmati oleh turis. Pengunjung bisa masuk dengan membayar 300 Yen atau sekitar Rp 34.000 dan melihat bagaimana kehidupan penduduk desa jaman dahulu.

Di dalam rumah biasanya terbagi menjadi tiga lantai, ada tempat khusus di lantai dua dan tiga yang digunakan untuk berternak ulat sutera. Shirakawa Go memang terkenal sebagai tempat yang dipenuhi salju sehingga penduduknya tidak bisa berternak atau bercocok tanam. Kebanyakan penduduk menggantungkan hidupnya dengan menjual benang sutra.

Di sepanjang jalanan desa traveler bisa menemukan beragam toko yang menjual makanan ringan hangat seperti goheimochi, sejenis camilan dari ketan yang dibubuhi bumbu kecap. Selain itu ada juga toko yang menjual produk-produk pertanian lokal meski tidak banyak.

Shirakawa Go terletak cukup terpencil, traveler hanya bisa mengaksesnya dengan bus khusus dari terminal kota atau mobil pribadi. Selamat berlibur!

(fds/bnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads