Henderson, Si Cantik yang Akhirnya Ternoda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Henderson, Si Cantik yang Akhirnya Ternoda

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 31 Mei 2017 07:55 WIB
Pulau Henderson yang cantik tapi kini tercemar sampah (Jennifer Lavers/ABC Australia)
Henderson Island - Bukan nama orang, tapi nama pulau. Henderson adalah pulau tak terjamah manusia di Samudera Pasifik dan jadi Warisan Dunia. Sayang, sampah menumpuk di sana.

Begitu geram kalau mengetahui tentang destinasi wisata yang cantik tapi dipenuhi sampah. Lebih geram lagi, kalau destinasinya jauh di ujung dunia dan tak terjamah, namun tetap saja banyak sampah bertebaran.

Dilansir dari ABC Australia, Selasa (30/5/2017) inilah Pulau Henderson di tengah-tengah Samudera Pasifik. Jika dilihat pada peta, pulaunya ada di antara Selandia Baru dan Chile. Pulaunya memiliki panjang 96 kilometer dan lebar 51 kilometer. Radius 5.000 km dari pulaunya, tidak ada satu orang pun di sana!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinamakan Henderson, sebab penemu pulaunya adalah Kapten Henderson. Seorang pelaut dari Inggris yang menancapkan bendera negaranya di sana pada tahun 1819. Selanjutnya di tahun 1902, Kerajaan Inggris mengklaim pulau tersebut sebagai wilayah kekuasannya.

Di tahun 1988, UNESCO menetapkan Pulau Henderson sebagai Situs Warisan Dunia. Para peneliti menilai, pulau ini dulunya adalah atol di bawah laut yang terangkat menjadi daratan. Pulaunya hanya dihuni beberapa jenis burjng dan flora endemik.

Pulau Henderson dijuluki sebagai Permata di Tengah Samudera. Bentang alamnya sungguh-sungguh indah, bibir pantainya diselimuti pasir putih nan halus. Tebing-tebing kapiur menjulang tinggi dengan semak belukar hijau bagaikan permadani.

Belum lagi bawah lautnya. Terumbu karang ukurannya beragam dan jadi habitat penyu. Oleh sebab itu, Henderson selayak permata yang tak pernah tersentuh. Tapi...

Ternoda Oleh Sampah

Seorang peneliti asal Australia, Dr Jennifer Lavers memaparkan hasil penelitian ke Pulau Handerson bersama timnya. Dia meneliti tentang sampah yang menggunung di sana!

"Saya beruntung dalam karier saya sebagai ilmuwan dapat pergi ke beberapa pulau terpencil di dunia, namun situasi di Pulau Henderson benar-benar sangat mengkhawatirkan. Kepadatan plastik paling tinggi yang pernah saya lihat sepanjang karir saya," ujarnya.

Kalau dia bilang seperti itu, pasti tidak main-main. Fakta mencatat, Pulau Henderson dipenuhi sekitar 37,7 juta serpihan sampah dengan berat total mencapai 17,6 ton.

Dr Lavers mengatakan hanya sekitar 7 persen sampah di pantai terkait dengan perikanan. Sebagian besar barang yang ditemukan di pantai adalah barang-barang rumah tangga sehari-hari seperti korek api, pisau cukur plastik, sikat gigi, sendok plastik yang digunakan dalam deterjen atau formula bayi, dan mainan bayi. Kebanyakan adalah sampah plastik!

Untuk mengetahui berapa banyak serpihan di pulau terpencil tersebut, Dr Lavers yang juga pakar biologi konservasi di Institute for Marine and Antartic Studies dari University of Tasmania dan Dr Alexander Bond dari Centre for Conservation di Inggris, mensurvei pantai utara dan timur dari pulau ini selama tiga bulan di tahun 2015. Hasilnya, Ada 671,6 sampah-sampah per meter persegi di permukaan pantai, dengan sekitar 68 persen serpihan tertutup pasir kurang dari 10 sentimeter.

Polusi plastik merupakan ancaman utama bagi spesies laut, kata Dr Lavers. Sebuah studi yang dirilis dalam dua bulan terakhir menunjukkan sekitar 1.200 spesies terkena dampak buruknya. Di Pulau Henderson, sampah tersebut menghalangi penyu yang mencoba masuk ke pantai dan mengurangi jumlah penyu yang bertelur. Sampah-sampah ini juga mempengaruhi dua spesies burung laut.

"Tidak hanya mengejutkan soal banyaknya plastik di sana, yang membuat saya takjub juga ini bukanlah sampah dari kapal-kapal. Mayoritas barang-barang tampaknya berasal dari tanah awalnya, kemudian masuk kawasan laut. Ini benar-benar tegantung kita untuk dapat membuat perbedaan dan mengurangi permintaan produk plastik," paparnya.

Ya, sampah-sampah plastik di Pulau Henderson tidak hanya membuat panorama tak enak dipandang. Sampah-sampah plastiknya juga membunuh hewan-hewan di sana.

Sampah-sampah di Pulau Henderson berasal dari daratan Amerika Latin, AS hingga Asia. Sampah-sampah yang dibuang begitu saja ke laut dan mereka yang buang dipikirnya itu sampah akan hilang. Padahal, sampah dari merekalah yang sungguh kurang ajar membuat pulau-pulau lain (seperti Pulau henderson ini) jadi tercemar! Jadi rusak alam dan hewan-hewannya!

Lantas harus bagaimana? Mari kita sama-sama sadar diri. Mari tidak membuang sampah ke laut. Mari jaga kebersihan laut mulai dari diri sendiri. Mari lebih menjadi traveler yang bertanggung jawab atas lingkungan.

Pulau Henderson sudah membuka mata kita. Bagaimana pulau yang tidak dihuni dan tidak terjamah manusia, justru tetap saja terjamah oleh sampahnya. Cukup sudah, jangan ada lagi pulau-pulau cantik lainnya yang tak berdosa, malah jadi ternoda.

(aff/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads