Adalah negara Mauritania, berlokasi di bagian utara Afrika yang berbatasan dengan Mali dan Senegal. Mauritania memiliki tradisi pernikahan yang unik, yakni calon pengantin wanita harus gemuk!
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (19/10/2017) tradisi pernikahan tersebut bernama Leblouh. Para perempuan saat remaja, akan sering dipaksa untuk banyak makan. Usut punya usut, kebudayaan amuritania menyebut kalau wanita yang gemuk dengan lapisan lemak berlipat-lipat di bawah kulit dianggap menarik, kaya, dan subur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangan kaget, dalam sehari wanita di Mauritania yang mengikuti tradisi Leblouh bisa mengonsumsi 16.000 kalori makanan. Padahal normalnya orang dewasa hanya membutuhkan sekitar 2.000-2.500 kalori saja.
"Ibu mulai menggemukkan saya ketika saya masih berusia 13 tahun. Dia sering memukul agar saya lebih banyak makan makanan berminyak dan daging domba penuh lemak. Setiap kali saya memaksa makan rasanya perut seperti mau meledak," kata Mint seperti dikutip dari CNN.
|
Mar Jubero Capdeferro yang menjalankan program gender Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Mauritania mengatakan generasi muda saat ini mulai meninggalkan tradisi leblouh. Alasannya karena mereka sudah lebih teredukasi dan melihat langsung dampak buruk dari hal ini.
"Para wanita yang dulu menjalani leblouh sekarang kondisinya sangat gemuk di usia 40 hingga 50-an. Mereka bahkan tidak bisa bergerak dengan kondisi hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya," kata Capdeferro.
Meski leblouh mulai ditinggalkan, namun survei tahun 2007 oleh Social Solidarity Association melihat bahwa tetap ada sekitar 75 persen anak perempuan di daerah pedesaan yang dipaksa menggemukkan dirinya.
Beda negara, memang beda trdisi ya traveler! (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!