Gunung Pembunuh Itu Nyaris 'Mati'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gunung Pembunuh Itu Nyaris 'Mati'

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 08 Feb 2018 19:48 WIB
Gunung Pembunuh Itu Nyaris Mati
Foto: Pegunungan Karakoram (Reuters)
Karakoram - K2, itulah puncak gunung tertinggi di Pakistan yang dijuluki Gunung Pembunuh. Sayang beribu sayang, gunung itu sudah nyaris tidak didaki.

Melansir Reuters, Kamis (8/2/2018), secara geografis, Pakistan adalah surga bagi para pemanjat. Menyaingi Nepal dengan jumlah ketinggian puncaknya di atas 7.000 mdpl. Salah satunya adalah K2, puncak dari Pegunungan Karakoram yang masih masuk dalam rangkaian Pegunungan Himalaya dengan ketinggian 8.611 mdpl.

Di masa-masa damai tanpa gejolak negara, keindahan murni negara ini menjadi hasil utama dunia wisata di sana. Namun, industri yang berpotensi menguntungkan ini telah dirusak oleh kekerasan selama bertahun-tahun akibat isu yang beredar kalau di sana terdapat sarang teroris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Traveler bisa pergi ke base camp K2 dan di dekat Broad Peak sekitar 5.200 mdpl. Begitu sampai di Bandara Islamabad, traveler harus terbang dengan pesawat kecil menuju ke Skardu (ketinggian sekitar 3.000 mdpl), titik awal perjalanan kami ke Concordia. Di sana terdapat pertemuan gletser Baltoro dan Godwin-Austin di ketinggian 4700 meter di atas pemukaan laut dikenal sebagai tempat nomor satu di dunia.

Diceritakan reporter Reuters, di Skardu, mereka bertemu dengan Altaf Hussein, pemandu gunung berusia 64 tahun. Ia kembali bertani sejak 2007 karena hanya ada sedikitnya jumlah pendaki. Yang lain, Shukrullah Baig, seorang mantan juru masak berusia 52 tahun di jaringan hotel bintang lima paling terkenal di Pakistan ini malah bekerja sebagai tukang batu bata. Bagi Altaf dan Shukrullah bisa dibilang itulah terakhir K2 mereka (saat mengantar reporter Reuters tersebut).

Keesokan harinya, berangkatlah rombongan itu ke desa terpencil Askole di ketinggian sekitar 3.000 mdpl. Askole adalah rumah bagi sekitar 500 orang di Lembah Shigar dan titik awal ke padang gurun pegunungan Karakoram di Pakistan utara.

Sampai di Askole jam 7 malam, saat matahari baru saja terbenam. Tenda-tenda itu didirikan dalam kegelapan. Keesokan paginya, semua persediaan makanan, tenda, peralatan dapur, dan minyak tanah selama dua minggu ke depan disiapkan oleh porter. Kemudian muatan itu dimasukkan ke bagian belakang tujuh keledai dan tujuh kuli yang dipekerjakan dari warga lokal.

Pendakian yang terasa ringan karena aklimatisasi yang berhasil. Mereka tidak mencapai tujuan, yakni base camp K2 dan Broad Peak karena lebatnya hujan salju. Salju turun tanpa henti selama 60 jam dan mereka berbaring di tenda sambil minum teh, tidur, dan membaca. Pada saat yang tidak biasa inilah di mana paling banyak korban sejak tahun 1980.
(Reuters)(Reuters)


Setelah tiga hari menunggu, mereka menderita karena harus bernafas dengan mulut terbuka karena ketinggiannya yang sudah tinggi. Setelah hujan salju dalam jumlah besar, keledai-keledai terjebak di salju dan menolak menyeberangi retakan dan harus ditinggalkan di atas bukit.

Hasil keledai yang enggan berjalan lagi adalah semua barang harus ditanggung sendiri. Perjalanan melalui salju memang melelahkan. Tapi akhirnya mereka semua berhasil turun. Mereka menemukan beberapa orang terbaik di daerah terpencil di gunung ganas.

Ya, K2 memang masuk dalam daftar gunung berbahaya di dunia. Badai salju di sana sulit diprediksi dan bisa mencapai berhari-hari. Bahkan tercatat, sudah banyak pendaki yang meninggal di sana.

Dan kini, K2 sudah benar-benar sepi dari pendaki. (wsw/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads