Melansir Reuters, Kamis (8/2/2018), secara geografis, Pakistan adalah surga bagi para pemanjat. Menyaingi Nepal dengan jumlah ketinggian puncaknya di atas 7.000 mdpl. Salah satunya adalah K2, puncak dari Pegunungan Karakoram yang masih masuk dalam rangkaian Pegunungan Himalaya dengan ketinggian 8.611 mdpl.
Di masa-masa damai tanpa gejolak negara, keindahan murni negara ini menjadi hasil utama dunia wisata di sana. Namun, industri yang berpotensi menguntungkan ini telah dirusak oleh kekerasan selama bertahun-tahun akibat isu yang beredar kalau di sana terdapat sarang teroris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan reporter Reuters, di Skardu, mereka bertemu dengan Altaf Hussein, pemandu gunung berusia 64 tahun. Ia kembali bertani sejak 2007 karena hanya ada sedikitnya jumlah pendaki. Yang lain, Shukrullah Baig, seorang mantan juru masak berusia 52 tahun di jaringan hotel bintang lima paling terkenal di Pakistan ini malah bekerja sebagai tukang batu bata. Bagi Altaf dan Shukrullah bisa dibilang itulah terakhir K2 mereka (saat mengantar reporter Reuters tersebut).
Keesokan harinya, berangkatlah rombongan itu ke desa terpencil Askole di ketinggian sekitar 3.000 mdpl. Askole adalah rumah bagi sekitar 500 orang di Lembah Shigar dan titik awal ke padang gurun pegunungan Karakoram di Pakistan utara.
Sampai di Askole jam 7 malam, saat matahari baru saja terbenam. Tenda-tenda itu didirikan dalam kegelapan. Keesokan paginya, semua persediaan makanan, tenda, peralatan dapur, dan minyak tanah selama dua minggu ke depan disiapkan oleh porter. Kemudian muatan itu dimasukkan ke bagian belakang tujuh keledai dan tujuh kuli yang dipekerjakan dari warga lokal.
Pendakian yang terasa ringan karena aklimatisasi yang berhasil. Mereka tidak mencapai tujuan, yakni base camp K2 dan Broad Peak karena lebatnya hujan salju. Salju turun tanpa henti selama 60 jam dan mereka berbaring di tenda sambil minum teh, tidur, dan membaca. Pada saat yang tidak biasa inilah di mana paling banyak korban sejak tahun 1980.
(Reuters) |
Setelah tiga hari menunggu, mereka menderita karena harus bernafas dengan mulut terbuka karena ketinggiannya yang sudah tinggi. Setelah hujan salju dalam jumlah besar, keledai-keledai terjebak di salju dan menolak menyeberangi retakan dan harus ditinggalkan di atas bukit.
Hasil keledai yang enggan berjalan lagi adalah semua barang harus ditanggung sendiri. Perjalanan melalui salju memang melelahkan. Tapi akhirnya mereka semua berhasil turun. Mereka menemukan beberapa orang terbaik di daerah terpencil di gunung ganas.
Ya, K2 memang masuk dalam daftar gunung berbahaya di dunia. Badai salju di sana sulit diprediksi dan bisa mencapai berhari-hari. Bahkan tercatat, sudah banyak pendaki yang meninggal di sana.
Dan kini, K2 sudah benar-benar sepi dari pendaki. (wsw/aff)












































(Reuters)
Komentar Terbanyak
Sumut Dilanda Banjir Parah, Walhi Soroti Maraknya Deforestasi
Foto Tumpukan Kayu Gelondongan di Pantai Padang dan Danau Singkarak
Viral Tumbler Penumpang Raib Setelah Tertinggal di KRL, KAI Sampaikan Penjelasan