Melansir BBC Travel, Rabu (2/5/2018), shelter ini menjadi rujukan tempat makan para sopir taksi (cabbies) di Kota London. Berada di sekitar London, setidaknya ada 13 jumlahnya.
Di dalam shelter ini ada meja kecil berbentuk U yang biasa digunakan untuk makan. Biasanya ada sekelompok supir taksi yang menyeruput teh hingga makan telur orak-orik juga sosis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potret lawas shelter hijau Kota London (BBC Travel) |
Ide tempat penampungan itu berjalan di akhir abad 19. Saat itu, George Armstrong, setahun sebelum ia menjadi editor surat kabar The Globe, tidak dapat memanggil taksi saat badai salju karena para pengemudinya berkerumun di pub terdekat.
George bekerja sama dengan para filantropi, termasuk Earl of Shaftesbury, mengajak pengemudi keluar dari kebiasaan minum minuman keras. Dana perlindungan The Cabmen lahir pada tahun 1875 dan dibangunlah shelter pertama di St John's Wood.
Shelter itu masih beroperasi hingga hari ini, hingga berjumlah 60 shelter. Berjalannya waktu ada yang telah dirubuhkan.
Setiap shelter yang dibangun tidak lebih besar dari kuda dan kereta yang ditariknya. Hal itu sesuai dengan peraturan Polisi Metropolitan, karena shelter berdiri di atas jalan raya umum. Inilah tempat tinggal dan juga tempat mencari rezeki bagi pengemudi kereta dengan aturan ketat terhadap tidak diperbolehkan adanua perjudian dan minuman alkohol.
Seseorang sedang menikmati makanannya di dalam shelter hijau Kota London (BBC Travel) |
Shleter-shelter ini juga telah melewati masa Perang Dunia I dan II. Ada yang hancur oleh bom juga, karena disalahgunakan selama perang.
Shelter yang tersisa terus dilakukan upaya pelestarian. Dikuasai oleh Worshipful Company of Hackney Carriage Drivers (WCHCD), yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan mengeluarkan lisensi tahunan bagi para sopir taksi itu.
Bagi yang memperjuangkan, pondok-pondok kecil ini tidak boleh hilang. Ada cerita bahwa shelter Gloucester Road dijuluki 'The Kremlin' karena sering dikunjungi oleh supir sayap kiri.
Shelter Piccadilly yang sudah dibuldoser adalah tempatnya pesta sampanye di tahun 1920-an. Julukannya adalah 'Klub Turf Junior', berkaitan adanya klub khusus pria di dekatnya.
Ada yang menganggap jika kita kehilangan shelter mungil itu maka akan kehilangan sebagian dari sejarah dari Kota London. Hal itu dikarenakan sejarah taksi yang amat lekat dengan shelter-shelter mungil itu. (msl/aff)












































Potret lawas shelter hijau Kota London (BBC Travel)
Seseorang sedang menikmati makanannya di dalam shelter hijau Kota London (BBC Travel)
Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo