Melansir BBC Travel, Senin (14/5/2018), jauh sebelum negara modern dibentuk pada tahun 1946, Suriah telah mengembangkan tradisi musik yang kaya selama ribuan tahun. Beragam agama, sekte, dan etnis ada di Suriah, mulai dari Muslim, Kristen, Yahudi, Arab, Asyura, Armenia, dan Kurdi. Semuanya berkontribusi pada warisan musik ini.
Pada 1950-an, para arkeolog menemukan 29 lempengan tanah liat berumur 3.400 tahun di sebuah bilik kecil. Bilik ini ditengarai sebaga sebuah perpustakaan, letaknya ada di kota pelabuhan kuno Ugarit di pantai Laut Tengah, Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para akademisi itu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyatukan fragmen-fragmen kecil itu. Mereka mencoba mencari tahu arti yang tertulis di atasnya dan bagaimana bunyi notasi musik itu terdengar jika dimainkan lagi.
Teks di Suriah itu terdapat di dalam Huruf Paku Babilonia. Sistem penulisan itu menyebar ke seluruh wilayah Suriah beberapa milenium lalu.
Kesulitan penerjemahan ini dikarenakan teksnya yang ditulis dalam Bahasa Hurrian. Teks yang dibawa oleh orang-orang dari Kaukasus timur laut.
Jadi, apa isi musik paling awal ini yang bisa memberitahu kita tentang kehidupan di masa lalu itu? Katalog lagu ini berisi tentang berbagai macam suasana, termasuk suasana hati, juga nyanyian untuk acara keagamaan, ada juga satu lagu yang menceritakan seorang gadis bar yang menjual bir kepada pengunjungnya.
Suriah tidak hanya menghasilkan melodi lagu yang paling awal. Seiring berjalannya waktu, beragam alat musik tercipta di sana, alat musik petik dan alat musik gesek. (bnl/fay)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV