Ketika detikTravel mengunjungi kawasan pegunungan, Tambourine Mountain di Gold Coast, Australia, pada Kamis (22/11/2018), kami malah disambut dengan badai angin dan hujan. Kunjungan ini diselenggarakan dalam rangka memenuhi undangan Singapore Airlines bekerja sama dengan Tourism and Events Queensland.
Kota Gold Coast begitu terkenal dengan pantai memanjangnya yang seksi. Ternyata kota wisata ini juga punya rekreasi hijau yang tak kalah menarik, seperti Tambourine Mountain misalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalannya tak selalu mulus. Terkadang ada beberapa tanjakan curam dan bergelombang. Beruntung pemandu kami, Jeff, sangat mahir mengendarai bus besar ini, jadi kami bisa duduk dan tenang sambil menikmati pemandangan hutan.
![]() |
Baru setengah jalan awan mendung mulai menaungi kawasan Tambourine Mountain. Tiba- tiba Jeff berhenti dan memarkirkan busnya di badan jalan. Mobil-mobil lain yang sedang lalu lalang juga menghentikan lajunya, bersembunyi di belakang bus kami.
"Sebentar lagi akan ada badai hujan dan angin, kira-kira 10 menit, jadi kita harus berhenti di sini," ujar Jeff. Dia mendapatkan informasi mengenai badai dadakan ini dari sebuah aplikasi di ponsel pintarnya.
Rombongan kami yang terdiri dari beberapa wartawan dari Indonesia dan Malaysia belum pernah melihat apalagi terjebak di dalam badai. Alvin, seorang wartawan dari Malaysia yang sepanjang perjalanan terlihat sangat sumringah kini wajahnya mulai tegang.
![]() |
Apalagi ketika langit menjadi semakin gelap. Sisi sebelah kiri bus yang berhadapan langsung dengan jurang curam seperti mendapatkan dorongan angin yang cukup kencang.
Angin ini mulai membuat bus kami bergoncang tak karuan. Disusul siraman air hujan yang sangat deras.
Anehnya siraman hujan ini bukan dari atas, melainkan dari arah samping kiri. Bus kami seolah sedang disemprot selang pemadam kebakaran yang sangat kuat. Saya sempat khawatir kalau kaca busnya bisa saja pecah.
![]() |
Daun kering berterbangan memutar mengikuti arah angin. Ranting pohon beberapa mulai tumbang. Mobil Pajero Sport berwarna hitam saja tak berani melaju dan memilih bersembunyi di belakang bus kami.
Pengalaman menegangkan selama sepuluh menit akhirnya berlalu. Badai berganti dengan rintik hujan kecil. Menurut Jeff badai semacam ini memang kerap terjadi ketika memasuki musim panas.
Terutama di kawasan pegunungan seperti Tambourine Mountain. Dan sebetulnya tidak berbahaya asalkan kita tidak menerjang saat badai terjadi.
Meski sempat buat kami ketar-ketir, badai barusan jadi bonus tambahan pengalaman seru dan menegangkan. Kapan lagi bisa merasakan badai hujan di Negeri Kanguru.
Di Australia badai bukan barang baru. Musim badai siklon yang sangat aktif kerap meningkat di wilayah tropis Australia.
Badai tropis sempat menghantam kota Darwin Maret lalu. Saat itu kecepatan angin maksimum bahkan bisa mencapai 230 kilometer per jam di pusarnya dan menimbulkan hembusan angin hingga 325 kilometer per jam.
Nah kembali lagi ke perjalanan kami di Tambourine Mountain, kali ini bus melaju menuju Joalah Section. Bagian dari kawasan Tambourine Mountain yang menawarkan pengalaman menyusuri hutan hujan dan Air Terjun Curtin.
Di sana kita juga bisa bercengkrama langsung dengan aneka binatang liar khas Australia. Kalau beruntung kita bahkan bisa bertemu dengan kanguru dan Koala.
Kira-kira binatang apa saja yang bisa saya temui di sana? Simak terus perjalanan kami selanjutnya di detikTravel ya!
Tonton video 'Dahsyatnya Badai Pasir Menyelimuti Australia':
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba