Cerita Pilot Nyeker di Maldives

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Pilot Nyeker di Maldives

Afif Farhan - detikTravel
Jumat, 18 Jan 2019 16:30 WIB
Pilot yang nyeker di Maldives (CNN Travel)
Male - Maldives, suatu kepulauan yang indah dan destinasi impian turis. Mengenal Maldives lebih dekat, mari kenalan dengan pilot-pilot pesawat amfibinya.

Siapa yang tidak bermimpi liburan ke Maldives? Negara di Samdera India ini terkenal dengan kepulauan yang eksotis. Pantai berpasir putih, dunia bawah laut yang ciamik sampai berbagai pilihan resort kelas dunia.

BACA JUGA: Marilah Pariwisata Indonesia Belajar dari Maldives

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namanya juga negara kepulauan, untuk menuju beberapa destinasinya dapat ditempuh dengan naik pesawat amfibi. Pesawat berukuran kecil yang dapat mendarat di air. CNN Travel seperti dilihat detikTravel, Jumat (18/1/2019) mewawancarai pilot pesawat amfibi dari Trans Maldivian Airways. Namanya Andrew Farr, salah satu kapten pilotnya.

"Kami menyebut diri kami sendiri sebagai pilot nyeker. Ya, kami melepas sendal kami dan rasanya sangat menyenangkan," kata Andrew Farr mengawali cerita.

Andrew Farr, salah satu kapten pilot Trans Maldivian Airways (CNN Travel)Andrew Farr, salah satu kapten pilot Trans Maldivian Airways (CNN Travel)


Trans Maldivian Airways punya 50 pesawat amfibi, mempekerjakan 200-an pilot dan punya 100.000 penerbangan setiap tahun. Mereka biasanya bekerjasama juga dengan beberapa resort untuk mengangkut turis yang baru mendarat di Male (ibukota negara Maldives).

Soal pilot, Trans Maldivian Airways tidak punya aturan khusus soal seragam. Tidak seperti pilot-pilot pada umumnya dengan seragam lengkap, pilot pesawat amfibinya hanya berpakaian santai dan memakai sandal.

Sebab sewaktu-waktu, pilot harus turun untuk memeriksa mesin atau keperluan lainnya. Karena mendarat di air, maka seringkali para pilot ya itu tadi hanya nyeker. Kecuali, memakai sandal saat bertemu penumpang.

Pilot yang nyeker saat menerbangkan pesawat amfibi (CNN Travel)Pilot yang nyeker saat menerbangkan pesawat amfibi (CNN Travel)


Lalu, apa rasanya mendarat di air?

"Saya pikir lebih menyenangkan dan menantang karena air selalu berubah-ubah. Kalau mendarat di landasan bandara itu... boring," jawab Andrew Farr sembari tersenyum.

"Seringkali orang bilang, mendarat di air yang tenang itu mudah akan tetapi nyatanya tidak. Kami harus berhati-hati memperhatikan kondisi air, terutama angin dan ombak," lanjutnya menjelaskan.

Cuaca menjadi faktor penting untuk mendaratkan pesawat amfibi. Bahkan Andrew Farr mengaku, bisa berputar-putar di langit jika kondisi air yang cukup berbahaya untuk mendarat. Juga, tidak ada penerbangan di malam hari.

"Saya sehari terbang 5 jam ke 10-12 resort," ujar Andrew Farr.

Pesawat amfibi Trans Maldivian Airways (Trans Maldivian Airways)Pesawat amfibi Trans Maldivian Airways (Trans Maldivian Airways)


Pria asal Kanada ini menjelaskan, para pilot yang mau melamar menjadi pilot amfibi di Maldives harus punya 1.000 jam terbang. Setelah itu, dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk naik pangkat menjadi kapten.

Sebagai penutup, Andrew Farr menceritakan betapa cintanya dia pada pekerjaan pilot amfibi di Maldives. Ada rasa senang, saat membawa turis yang mengaku pertama kali naik pesawat amfibi. Serta pemandangan yang dia liat setiap hari, adalah gugusan pulau yang eksotis.

"Saat penumpang bilang 'ini pertama kali naik pesawat amfibi', maka saya akan bekerja keras sangat keras untuk memberikan pengalaman terbaik pada mereka. Pemandangan dari jendela 'kantor' saya setiap hari adalah pemandangan terbaik di dunia," tutupnya.

Panorama yang setiap hari dilihat Andrew Farr (Trans Maldivian Airways)Panorama yang setiap hari dilihat Andrew Farr (Trans Maldivian Airways)


(aff/aff)

Hide Ads