Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Kamis (24/10/2019) Nauru punya luas 21 km persegi. Penduduknya hanya sekitar 10 ribuan orang.
Nauru bisa dibilang sebagai negara sepi karena selain penduduknya sedikit, jumlah wisatawan yang datang ke sini juga hanya 200 orang per tahun. Di sini kamu akan menemukan satu bandara, satu rumah sakit, satu bank, satu kantor pos, satu kantor pemadam kebakaran, dua hotel, dan beberapa restoran, toko, supermarket, serta ATM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut World Factbook CIA, sebanyak 71 persen dari penduduk Nauru mengalami obesitas. Karena banyak orang yang mengidap obesitas, penduduk Nauru juga punya tingkat diabetes yang tinggi. International Diabetes Federation mengidentifikasi sebanyak 31 persen penduduk Nauru menderita diabetes.
![]() |
BACA JUGA: Kisah Desa yang Kehilangan Negaranya
Ada cerita panjang mengapa penduduk Nauru yang disebut Nauruan ini bisa menderita obesitas. Pada mulanya, Nauruan bermata pencaharian sebagai nelayan atau petani dengan penghasilan utamanya dari memancing ikan dan berkebun. Pada saat itu makanan yang mereka konsumsi tergolong sehat seperti ikan, sayur, dan buah.
Namun usai negara ini merdeka pada 1968, mereka mulai bergerak di sektor pertambangan. Pada 1980-an, Nauru terkenal sebagai salah satu penghasil fosfat terbesar. Keuntungan dari aktivitas pertambangan didistribusikan kepada penduduk dan pendapatan per kapita Nauru menjadi sangat tinggi. Sebagai konsekuensinya, masyarakat sampai tidak perlu bekerja.
Pada era yang sama, impor makanan barat juga secara signifikan menghapus budaya melaut dan berkebun di sana. Makanan-makanan impor yang banyak dikonsumsi seperti makanan cepat saji dan minuman bersoda. Nauruan pun akhirnya terbiasa dengan gaya hidup yang pasif dan pola makan yang tidak sehat.
![]() |
BACA JUGA: 8 Fakta Point Nemo, Tempat Paling Sulit Didatangi di Bumi
Dilansir dari Independent, kondisi ini diperparah dengan endapan fosfat yang membuat tanah di Nauru menjadi tidak subur sehingga masyarakat semakin bergantung pada impor makanan olahan yang tinggi gula dan lemak dari Selandia Baru dan Australia.
Tak hanya itu, ternyata menurut studi ahli wilayah Pasifik Selatan dari Universitas Queensland, Clive Moore, negara-negara Polinesia termasuk Nauru memandang proporsi tubuh yang besar sebagai lambang kemakmuran.
![]() |
(aff/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum