Bagi saya ini adalah kegiatan yang sangat positif. Selain untuk melatih mental kita juga sebagai bekal ketika pulang ke tanah air nanti. Kemudian setelah solat witir selesai ditutup dengan pembacaan qashidah Al-Fazzaziyah, dan Al-Qawafi. Setiap malam satu qasidah dengan dibacakan oleh 2 seorang munsyid. Pembacaan Qashidah ini biasanya diadakan di masjid Balawy kota Tarim dan konon sudah berlangsung sejak berabad-abad silam sampai sekarang.
Kegiatan tidak berhenti sampai situ, kita masih harus mengikuti kegiatan murojaah sampai jam satu atau setengah dua pagi. Kita harus mengulang materi-materi yang sudah kita pelajari di tingkat sebelumnya. Setiap hari ada sekitar seratus halaman yang harus kita pahami dan hafal. Kenapa harus hafal? Karena kita nantinya ditanya satu persatu oleh Ustadz atau penanggung jawab kegiatan ini. Setiap dari kita akan diberi maksimal 3 pertanyaan, jika tidak dapat menjawab atau jawabannya ada yang kurang, maka
terpaksa harus berdiri sampai akhir kegiatan dan siap dipukul tangannya dengan kayu rotan.
Setelah murojaah selesai barulah kita bisa rehat kembali. Ada yang memilih tidur, ada yang beriktikaf di masjid sambil nderes al-quran, ada yang duduk ngobrol sambil ngopi di baqolah kuliah, ada pula yang memilih rebahan sambil mainan HP. Berselancar di media sosial sambil menunggu waktu sahur. Diwaktu subuh, kita solat berjamaah kemudian membaca wirid bersama sampai sekitar jam setengah enam pagi. Setelah itu baru kita istirahat, meraih mimpi dan tidur.
Begitulah sedikit cerita tentang puasa ramadhanku kali ini. Meskipun tidak semenarik di Tarim, namun setidaknya saya tetap merasa bahagia dan bersyukur sekali bisa menjalani ibadah puasa tahun ini dengan kegiatan terjadwal semacam ini dan juga dengan orang-orang yang sungguh luar biasa tentunya (para habaib dan guru-guru di sini).
Ah, Saya kadang merasa iri dan malu dengan beliau-beliau yang semangatnya masyaa Allah sekali. Tidak pernah saya lihat beliau kecuali beliau sedang baca quran atau baca-baca kitab di maktabah kuliah. Merekalah ulama sejati. Hidupnya sepenuhnya untuk mengabdi kepada ilmu dan para pencari ilmu. Semoga Allah selalu menjaga dan memanjangkan umur mereka semua.
Fahri Rizal
Mahasiswa S1 Imam Shafie College
Anggota Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman
Para pembaca detikcom, bila Anda juga mahasiswa Indonesia di luar negeri dan mempunyai cerita berkesan saat Ramadhan, silakan berbagi cerita Anda 300-1.000 kata ke email: ramadan@detik.com cc abdulfatahamrullah@ppi.id, dengan subjek: Cerita PPI Dunia. Sertakan minimal 5 foto berukuran besar karya sendiri yang mendukung cerita dan data diri singkat, kuliah dan posisi di PPI.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol