Sisi Lain Pemburu Mongolia: Keahliannya Datang Dari Negara Tetangga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sisi Lain Pemburu Mongolia: Keahliannya Datang Dari Negara Tetangga

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 28 Sep 2020 09:01 WIB
Pemburu elang Mongolia
Pemburu elang Mongolia (Foto: CNN)
Ulan Bator -

Mongolia memiliki pemburu-pemburu tangguh yang memanfaatkan bantuan elang. Tapi rupanya, keahlian mereka itu justru berasal dari negara tetangga.

Jenisbek Tserik menjadi pusat perhatian wisatawan yang melancong ke provinsi Bayan-Γ–lgii, sebuah kawasan pegunungan berselimut es yang menjadi salah satu tempat terpencil di dunia. Di musim dingin, wilayah itu bisa mencapai suhu -40 derajat Celcius. Posturnya tegap, tulang rahangnya begitu kokoh, memiliki alis dan tulang pipi yang menjadikannya kian menawan.

Pakaian yang dikenakan Tserik juga tak biasa. Topi bulu rubah dikombinasikan dengan jaket tebal juga dari bulu yang sama serta sepatu boot menambah pesona Tserik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya, dia memang bukan cowok biasa. Tserik, pemuda berusia 26 tahun itu, memang primadona di antara pemburu elang di Mongolia.

Tserik memiliki kemampuan di atas rata-rata. Dia seorang penunggang kuda yang mumpuni. Dia juga pemenang kompetisi tarik-menarik yang mengadu dua petarung bergulat dengan bangkai kambing.

ADVERTISEMENT

Begitu mahirnya Tserik sehingga dia telah diterbangkan ke Dubai untuk bersaing dalam acara-acara pameran. Menilik perjalanan panjang dari pelosok Mongolia menuju Dubai yang amat modern, terbayang kan betapa spesialnya Tserik.

Kepiawaian Tserik lainnya masih cukup panjang. Dia juara memanah, dan memenangkan banyak penghargaan untuk berburu dengan elang di level lokal Bayan-Γ–lgii.

Sejarah pemburu elang

Berburu dibantu elang dapat ditelusuri kembali dari kerajaan yang terlupakan di Asia Tengah. Di mana keturunan langsung dari Genghis Khan menetap di Laut Aral sampai pasukan Kekaisaran Rusia yang mengganggu memaksa mereka untuk melarikan diri ke wilayah tanpa hukum di Pegunungan Altai di Mongolia.

Kemudian, ketika Uni Soviet dan China menetapkan perbatasan di kedua sisi pada awal abad ke-20, orang Kazakh terputus dari tanah airnya. Mereka tidak dapat kembali.

Pemburu elang MongoliaPemburu elang Mongolia (Foto: CNN)

Pemburu tradisional dengan menggunakan elang itu terus hidup sebagai penggembala semi-nomaden di Mongolia Barat. Mereka secara turun-menurun berburu dengan elang emas.

Sejak praktik semacam itu ditekan di Kazakhstan selama pemerintahan Soviet, Bayan-Γ–lgii menjadi inti olahraga tersebut. Orang Mongol suka berkuda dan Kazakh bangga dengan melatih elang untuk berburu. Kawasan itu pun sudah menjadi area wisata.

Kini, ketika wisata mati suri, kawasan Bayan Olgii masih menerima turis. Jumlahnya bahkan ratusan.

Festival Elang Emas yang digelar di luar ibu kota provinsi Γ–lgii sejak tahun 1999 pun tetap dilangsungkan. Puncak festival itu diadakan pada awal Oktober.

Selain itu, Festival Elang Altai Kazakh yang berskala kecil diadakan di Sagsai dua minggu sebelumnya.

Di setiap pertandingan dalam festival elang Mongolia ini, sebanyak 100 orang berkutchi menguji keterampilan. Elang para peserta dipatok untuk menangkap kulit rubah yang diseret di belakang kuda atau bisa berlomba mengambil koin dari tanah dengan menunggang kuda.

Setelah turis pergi, musim pemburu elang dimulai. Dari Oktober hingga Maret, para pemburu elang pergi ke gunung berpasangan, satu untuk mengusir mangsa, yang lain untuk melepaskan elang dari punggung bukit.

Hadiah tangkapan untuk elang-elang dan tuannya itu termasuk rubah dan kelinci. Mantel mewahnya akan menjadi topi terhangat. Perburuan dapat berlangsung selama berhari-hari.




(msl/fem)

Hide Ads