Pasar Natal, Ikon Natal di Jerman yang Terasa Berbeda saat Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pasar Natal, Ikon Natal di Jerman yang Terasa Berbeda saat Pandemi

Stephanie Tanus - detikTravel
Minggu, 27 Des 2020 10:16 WIB
Pasar Natal
Foto: Pasar Natal di Frankfurt, Jerman (Thinkstock)
Jakarta -

Natal di masa pandemi COVID-19 dirayakan dengan berbeda oleh warga Jerman. Pasar Natal yang biasanya ramai kini terlihat sepi.

Natal merupakan sebuah perayaan yang amat penting bagi warga Jerman. Seperti negara-negara Eropa lainnya, Natal telah menjadi sebuah budaya yang amat mengakar.

Di Jerman, Weihnachtsmarkt atau Pasar Natal menjadi highlight di musim dingin. Pasar Natal ini biasanya berdiri di pusat-pusat kota dalam bentuk stand-stand kecil rumahan dari kayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stand-stand ini didirikan di sisi jalan atau di tengah alun-alun kota dari bulan November hingga beberapa hari sebelum Natal.

Dilengkapi dengan lampu kelap-kelip dan berbagai hiasan Natal lainnya, Pasar Natal ini mulai beraktivitas ketika hari sudah mulai gelap. Berbeda dengan di Indonesia, di belahan bumi utara ini, matahari sudah mulai tenggelam sekitar pukul 4 sore.

ADVERTISEMENT
Jelang Natal sebuah pasar di kawasan Frankfurt, Jerman mulai ramai dikunjungi warga. Pasar Natal itu diketahui menjadi yang terbesar dan tertua di Jerman.Pasar Natal Frankfurt Jerman sebelum pandemi. (Foto: Thomas Lohnes/Getty Images)

Stand-stand ini menjual berbagai hal, baik dari sarung tangan, hiasan Natal, hingga berbagai kudapan seperti sosis, kentang goreng dan - yang paling terkenal - GlΓΌhwein, atau anggur hangat.

Setiap kota memiliki Pasar Natal mereka sendiri. Sebuah kota besar seperti Berlin, misalnya, memiliki berbagai Pasar Natal berbeda di berbagai pusat distrik.

Pasar Natal tiap kota memiliki kekhasan mereka sendiri, seperti Goslar dengan hutan buatan di tengah Pasar Natalnya, atau Pasar Natal Stuttgart atau NΓΌrnberg yang sudah berumur 300 tahun lebih.

Tiap Pasar Natal ini juga biasanya mengeluarkan gelas khusus tiap tahunnya. Setiap membeli GlΓΌhwein (anggur hangat) atau coklat hangat, kita membayar harga lebih untuk minuman sekaligus gelasnya.

Jelang Natal sebuah pasar di kawasan Frankfurt, Jerman mulai ramai dikunjungi warga. Pasar Natal itu diketahui menjadi yang terbesar dan tertua di Jerman.Pasar Natal di Frankfurt Jerman sebelum pandemi. (Foto: Thomas Lohnes/Getty Images)

Jika kita tidak ingin membawa pulang gelasnya, kita bisa mengembalikan gelas tersebut dan mendapatkan uang jaminan kita kembali. Mengumpulkan gelas dari berbagai Pasar Natal di kota-kota berbeda, misalnya, menjadi hobi banyak orang.

Tahun ini, saya sebagai pelajar dari Indonesia telah genap melalui 5 Natal di Jerman. Natal tahun ini tentunya sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya.

Walau hiasan, lampu dan pohon Natal masih dipasang di berbagai tempat, tidak ada lagi minuman hangat di tengah dinginnya udara bulan Desember ataupun kerumunan orang-orang yang bercakap-cakap di tengah ramainya Pasar Natal.

Pusat kota yang biasanya penuh dengan orang-orang kosong melompong. Walau saya bukanlah warga Jerman, saya amat sadar bahwa mengorbankan Pasar Natal demi COVID-19 sudah terasa seperti kehilangan semangat Natal itu sendiri.




(pin/pin)

Hide Ads