Saat pandemi ini semua negara pilih-pilih terima wisatawan. Jika situasi normal kembali dan kamu ingin ke Kamboja, coba intip pengalaman traveler ini.
Tahun 2017 lalu, terlintas dalam pikiran saya untuk pergi ke Kamboja. Tetapi karena bucket list travelling tahun 2017 sudah padat, maka saya memasukkan ke list tahun 2018. Belum ada planning pastinya akan pergi bulan apa, tapi minimal sudah ada banyangan target di 2018 mau pergi kemana saja.
Dengan kesibukan pekerjaan luar biasa bersyukur tahun 2017 bisa travelling ke 14 negara dan 9 di antaranya, negara yang baru pertama kali saya kunjungi saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lumayan menambah daftar list negara yang dikunjungi.Januari hingga april 2018 berlalu begitu cepat, saat weekend saya sempat short trip ke Brunei & Philippines kemudian ke dua wisata domestik.
Karena awal Mei sudah memasuki bulan Ramadhan, biasanya saya tidak melakukan trip jauh. Ternyata kali ini saya melakukan hal berbeda. Saat sedang berbuka puasa bareng teman, kami membicarakan topik travelling.
![]() |
Lalu saya membuka topik tentang Kamboja dan keisengan saya searching tiket pesawat akhirnya membuahkan hasil. Sekitar satu minggu sebelum Idul Fitri ada tiket PP Jakarta-Kamboja hanya dengan harga IDR.2,6jt an saja. Tepatnya ke Siem Reap City. Saya pun membujuk teman hingga akhirnya dia setuju ikut trip ke Kamboja.
Asyik! Persiapannya tidak terlalu sulit karena Kamboja juga negara tropis sehingga kami cukup membawa baju sehari-hari di backpack ukuran sedang.
Berat barang bawaan tidak boleh lebih dari 7 kg karena kami naik LCC airlines dan tidak membeli bagage. Berbekal Paspor Indonesia kita tidak perlu menggunakan Visa.
Hotel tempat kami menginap cukup strategis, berjarak sekitar 2 km dari Pub Street Seam Reap dan dekat dengan beberapa list itinerary kami. Sok San Street Boutique, Svay Dangkum Distric yaitu Hotel bintang tiga dengan harga per malam hanya Rp 340.000 saja.
Pesawat transit di Kuala Lumpur sekitar 14 jam. Jadi kami overnite di KLCC Airport dan saya sempat mengajak teman berkeliling kota Kuala Lumpur. Kebetulan ini adalah kali pertamanya teman saya berkunjung ke Kuala Lumpur. Setelah flight selama 2 jam lebih dari KL, tibalah kami di Siem Reap.
Hal pertama yang kami lakukan setelah selesai imigrasi check adalah membeli SIM Card dan menukar mata uang USD ke Cambodian Riel. Saran saya tukarkan sesuai kebutuhan saja, karena sisa uang sulit untuk ditukarkan lagi saat tiba di Indonesia.
Apalagi USD & metoda Cashless juga masih bisa digunakan sebagai alat transaksi di negara ini. Rate saat itu 1 USD = 3.500 Riel. Menuju ke gate keluar Airport saya bernegosiasi dengan supir Tuktuk untuk mengantarkan ke Hotel.
Jarak dari Airport ke Hotel lebih dari 15 km. Supir Tuktuk cukup lancar berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Dia menawarkan jasa paket one day berkeliling ke objek wisata di Siem Riep.
Setelah bernegosiasi, akhirnya kami sepakat dengan harga USD 40 untuk paket mengantar seharian keliling ke objek wisata (pada hari kedua), plus mengantar dari Hotel ke Bandara di hari ketiga saat kami akan kembali ke Indonesia.
Tiba di hotel jam masih menunjukkan pukul 10.15 waktu setempat (tidak ada perbedaan waktu antara Kamboja dan Jakarta). Beruntung CS hotel sangat baik, dia mengijinkan kami langsung check-in masuk ke kamar walau waktu check-in seharusnya jam 02.00 pm. Kebetulan room yang kami booking sudah kosong.
Lumayan bisa mandi dulu, menghilangkan rasa gerah karena suhu saat itu 36C. Setelah beristirahat sejenak, jam 01.20 pm, kami memulai petualangan hari pertama. Tantangan juga sih berkeliling pada cuaca seterik ini saat puasa Ramadhan.
Saya memutuskan untuk tetap melanjutkan berpuasa.Destinasi pertama Artisan D Angkor, berjalan kaki sekitar 2 km dari hotel, tibalah kami dilokasi tersebut. Artisan D Angkor adalah perusahaan semi-publik yang didirikan pada tahun 1992 untuk menghidupkan kembali keahlian traditional Khmer dan menyediakan lapangan kerja pada pengrajin sutra.
Areanya cukup luas, terdapat toko yang memamerkan hasil karya warga lokal berupa ukiran patung dari batu, lukisan, kain traditional dan perhiasan. Kalian bisa menyaksikan karya seni luar biasa ditempat ini.
![]() |
Sekitar 2 jam berada disini kemudian dilanjutkan menuju ke Old Market Bridge yang menghubungkan Old Market dengan The Art Market. Area ini dibatasi Sungai yang di sekitarnya terdapat taman untuk bersantai. Old Market adalah pasar Khmer tertua di Siem Reap.
Pasar ini menjual beragam buah, hasil laut, daging dan juga banyak toko souvenir. Jangan ragu nego hingga 50% lebih jika berbelanja di sini dan jagalah bawaan kalian karena disini rawan pencopet.
Menjelang jam 06.00 pm kami menuju ke Pub Street Siem Reap yang merupakan pusat kuliner dan night market sambil menunggu waktu berbuka puasa. Terdapat ratusan kuliner dan toko di area ini dan bar juga tentunya.
Bahkan Pub Street mendapat julukan sebagai pusat atraksi di kota ini. Saya mencoba banyak menu, pertama memesan menu halal serba BBQ. Kemudian mencicipi mie rebus khas Kamboja, fried ice gulung dan salad buah segar.
Tempat ini memberikan pengalaman tak terlupakan dimana pada malam hari menjadi tempat berkumpulnya turis dari berbagai negara. Umumnya selain makan dan belanja, tentu saja mereka memadati bar dilokasi ini.
Banyak bar yang menyuguhkan live music seru, atraksi dan juga keramaian malam yang sayang jika dilewatkan. Kemudian menjelang jam 11 malam kami kembali ke hotel, besok pagi kami harus berangkat sebelum jam 5 pagi untuk berkeliling destinasi terbaik di Siem Reap. Baca cerita seru selanjutnya di Siem Reap.
****
Artikel ini merupakan kiriman d'Traveler, Riswihani dan sudah tayang di d'Traveler Stories. Ayo, kirim cerita jalan-jalanmu ke detikTravel!
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum